Latar Belakang PENANGGULANGAN KEBAKARAN

529 Dari data tersebut ternyata tempat kerja lebih besar peluangnya untuk terjadi kebakaran, karena semua unsur yang dapat memicu kebakaran terdapat ditempat kerja. Dan ternyata teridentifikasi pula bahwa 20 dari kejadian kebakaran berakibat habis total. Gambaran ini menunjukkan bahwa ditempat kejadian tersebut tidak tersedia sumber daya yang memadai untuk menghadapi kejadian kebakaran. Informasi penting lainnya yang perlu diperhatikan adalah data faktor penyebab kebakaran :  Api terbuka : 415 37,19  Listrik : 297 26,6  Pembakaran : 80 7,17  Peralatari panas : 35 3,14  Mekanik : 24 2,15  Kimia : 15 1,34  Proses biologi : 5 0,45  Alam : 2 0,18  Tdk dpt ditentukan : 218 19,53  Lain-lain : 25 0,24 Data penyebab kebakaran diatas adalah fakta lapangan yang dapat dijadikan sebagai referensi bahwa ada 2 faktor penyebab yang menonjol, yaitu api terbuka dan listrik. Garnbaran data diatas adalah sebagai pelajaran yang sangat berharga bagi pengawasan K3 khususnya dibidang penanggulangan kebakaran. Faktor-faktor penyebab kegagalan pemadaman kebakaran perlu pula dikaji secara baik agar dapat diambil langkah yang tepat. Faktor-faktor kegagalan dan kendala dapat terjadi karena faktor peralatan proteksi kebakaran kurang memadai, sumber daya manusia yang tidak dipersiapkan atau hambatan dari manajemen. Dari fakta lapangan yang ada maka kegiatan inspeksi harus diarahkan pada masalah yang menonjol. Dari sisi penyebab kebakaran ada 2 hal, yaitu api terbuka dan listrik harus selalu menjadi perhatian, disamping faktor khusus yang ada disetiap tempat kerja. 530 Penggunaan api terbuka pada umumnya terdapat dalam pelaksanaan pekerjaan yang bersifat sementara, seperti pekerjaan perbaikan dengan mesin las. Dalam K3 setiap pekerjaan panas harus dikendalikan secara administratif denga penerapan ijin kerja panas Hot Work Permit. Ijin ini diterbitkan oleh penanggung jawab K3 disetiap tempat kerja. Hal kedua yang harus menjadi titik perhatian dalam penguasaan K3 penanggulangan kebakaran adalah masalah listrik. Banyak titik kelamahan pada instalasi listrik yang mendorong terjadinya kebakaran, yang secara awam disebut hubung singkat. Namun hubung singkat sendiri merupakan akibat dari banyak faktor yang mempengaruhi. Dengan demikian norma K3 penanggulangan kebakaran adalah norma K3 yang ditujukan untuk mencegah atau mengurangi tingkat resiko seminimal mungkin. Karena itu seorang Ahli K3 harus memiliki pengetahuan teknis penanggulangan kebakaran sehingga mampu menilai kesesuaian sistem proteksi kebakaran pasrf, aktif, dan manajemen penanggulangan kebakaran.

6.4.2. Pengertian K3 Penanggulangan Kebakaran

Pengertian pengawasan dapat diartikan sebagai suatu aktifitas untuk menilai kesesuaian persyaratan yang telah ditentukan yang di dalam hal ini adalah persyaratan K3 penanggulangan kebakaran yang bertujuan untuk mencegah atau menekan resiko sampai pada level yang memadai. Azas pengawasan K3 pada dasarnya adalah pembinaan, sebagaimana digambarkan pasal 4 UU No.1 Tabun 1970. Pengertian pembinaan disini mencakup pembentukan, penerapan, dan pengawasan yaitu norma yang belum ada dan norma yang telah ada terus disosialisasikan dengan diberi batas waktu kapan akan dilaksanakan. Beberapa pengertaian dan istilah yang berkaitan dengan ruang lingkup pengawasan K3 bidang penanggulangan kebakaran antara lain:

1. Kebakaran, adalah api yang tidak dikehendaki. Boleh jadi api itu kecil

tetapi apabila tidak dikehendaki merupakan kebakaran, sehingga hampir terbakarpun dapat diartikan sebagai kebakaran. Mencegah Kebakaran, adalah segala upaya untuk menghindarkan terjadinya kebakaran. Seorang Ahli K3 harus mampu menetapkan 531 rekomendasi syarat apa yang sesuai dengan keadaan yang ditemukan dilapangan sewaktu inspeksi.

2. Resiko Kebakaran, adalah perkiraan tingkat keparahan apabila terjadi

kebakaran. Besaran yang mempengaruhi tingkat resiko kebakaran ada 3 faktor yaitu : a. Tingkat kemudahan terbakar flamebility dari bahan yang diolah atau disimpan. b. Jumiah dan kondisi penyimpanan bahan mudah terbakar sehingga dapat diperkirakan kecepatan laju pertumbuhan atau menjalarnya api. c. Tingkat paparan, yaitu seberapa besar nilai material dan atau seberapa banyak orang yang terancam. Mengurangi resiko kebakaran, adalah pertimbangan syarat K3 untuk dapat menekan resiko ketingkat level yang lebih rendah. Seorang Ahli K3 harus mampu menetapkan rekomendasi syarat dan strategi apa yang diperlukan untuk meminimalkan tingkat ancaman ke level yang lebih rendah.

3. Memadamkan Kebakaran, adalah suatu teknik menghentikan reaksi

kebakarannyala api. Nyala api adalah suatu proses perubahan zat menjadi zat yang baru melalui reaksi kimia, oksidasi eksotermal. Nyala yang tampak adalah gejala zat yang sedang memijar. Pada nyala api yang sedang berlangsung terdapat 4 elemen yang berinteraksi, yaitu unsur pertama adalah bahan bakarfuel bisa padat, cair, atau gas yang umumnya mengandung karbon C dan atau hidrogen H; unsur yang kedua adalah bahan pengoksidan yaitu oksigen yang dapat berasal dari udara atau terikat pada bahan tertentu bahan oksidator; sedang unsur ketiga adalah sumber panas yang berasal dari dalam sistem maupun dari luar sistem; unsur keempat adalah adalah rantai reaksi kimia. Memadamkan kebakaran, dapat dilakukam dengan prinsip menghilangkan salah satu atau beberapa unsur dalam proses nyala api, yaitu : pendinginan cooling, penyelimutan smothering, mengurangi bahan stafation, memutuskan rantai reaksi api dan melemahkan dulution. Teknik pemadaman dengan media pemadaman harus sesuai dengan prinsip-prinsip pemadaman.