Pengetahuan dasar pemadaman api

535  Prinsip mengurangi Oksigen Dilution, misalnya menyemprotkan gas CO 2  Prinsip memutus rantai rangkaian api Mencekik dengan media kimia Penerapan prinsip-prinsip pemadaman kebakaran diatas, tidak dapat disamaratakan, akan tetapi harus diperhatikan jenis bahan apa yang cocok diterapkan dan media jenis apa yang sesuai. Klasifikasi kebakaran Setiap jenis bahan yang terbakar memiliki karakteristik yang berbeda, karena itu harus dibuat prosedur yang tepat dalam melakukan tindakan pemadaman, dan jenis media yang diterapkan harus sesuai dengan karakteristiknya dan mengacu pada standar. Klasifikasi jenis kebakaran terdapat dua versi standar yang sedikit agak berbeda. Menurut standar Inggris yaitu LPC Loss Prevention Comittee yang sebelumnya adalah FOC Fire Office Cornitee menetapkan klasifikasi kebakaran dibagi klas A, B, C, D, E. Sedangkan standar Amerika NFPA National Fire Prevention Association menetapkan klasifikasi menjadi klas A, B, C, D. Klasifikasi kebakaran di Indonesia mengacu standar di NFPA, yang dimuat dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.04Men1980. Sifat dari masing-masing klasifikasi kebakaran di atas adalah :  Klas A, terbakar sampai bagian dalam atau terdapat bara  Klas B cair, terbakar pada permukaan  Klas B gas, terbakar pada titik sumber gas mengalir  Klas C atau Klas E menurut British, adalah ditinjau dari aspek bahaya terkena aliran listrik bagi petugas pemadam yang sesuai. Sistem peralatan pemadam kebakaran yang dapat dirancang dalam bentuk peralatan tabung bertekanan portable, atau dalam bentuk sistem instalasi yang dipasang permanen fixed system antara lain sistem hydrant, sistem sprinkler, dan instalasi khusus lainnya dengan media busa, seruk kimia, CO 2 , dan sebagainya yang dapat dirancang secara manual, semi otomatik, fully automatic integrated system. 536 Tipe rancangan instalasi sistem pemadam, kebakaran permanen dapat dirancang otomatik terintegrasi dengan sistem perlindungan lokal local application atau sistem perlindungan total dengan pancaran serentak total flooding. Dari data analisis media pemadam kebakaran untuk ruangan khusus yang menyimpan bahan dan material berharga yang paling sesuai adalah jenis Clean Agent. Media pemadam kebakaran kategori jenis cleant agent sesuai persyaratan standar harus memenuhi beberapa kriteria antara lain :  Bersih tidak meninggalkan berkas noda  Tidak konduktif  Tidak korosif

6.4.5. Pengenalan sistem proteksi kebakaran A. Konsep sistem proteksi kebakaran

Penerapan sistem proteksi kebakaran atas sumber daya harus direncanakan untuk dapat mengantisipasi bahaya kebakaran sesuai dengan tingkat resiko bahaya pada hunian yang bersangkutan. Pada bagian diatas telah difahami pengertian klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran. Perencanaan proteksi kebakaran harus meliputi 3 sistem strategi yaitu :  Sarana proteksi kebakaran aktif, yaitu alat bantu atau instalasi yang dipersiapkan untuk mendeteksi dan memadamkan kebakaran seperti sistem deteksi dah alarm, APAR, hydrant, sprinkler, hose rell, dll.  Sarana proteksi kebakaran pasif yaitu alat, sarana, atau metoda mengendalikan penyebaran asap, panas dan gas berbahaya bila terjadi kebakaran antara lain sistem kompartemenisasi, treatment atau clotting fire rettardant, sarana pengendalian asap smoke control system, sarana evakuasi, sistem pengendali asap dan api smoke damper, fire damper, fire stopping, alat bantu evakuasi dan rescue dll.  Fire safety management 537

B. Sistem deteksi dan alarm kebakaran

Strategi yang pertama dalam mengahadapi bahaya kebakaran adalah berpacu dengan waktu. Api yang masih awal lebih mudah dipadamkan dibandingkan yang telah lama terbakar, karena itu perlu adanya sistem pengendalian dini dengan sistem tanda bahaya serta sistem komunikasi darurat. Ketentuan yang mewajibkan adaya sistem deteksi dan alarm antara lain disebutkan dalam peraturan khusus EE, peraturan khusus K dan Kepmenaker No. 186Men1999. Dengan perkembangan teknologi, peran penjagaan tempat kerja dapat digantikan dengan memasang sistem instalasi deteksi dan alarm kebakaran otomatik. Apabila instalasi alarm kebakaran otomatik mengambil alih peran tersebut, maka untuk menjamin kehandalan sistem tersebut diharuskan mengikuti ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 02Men1983. Klasifikasi sistem alarm menurut sistem operasionalnya, sistem alarm kebakaran dibagi 3 kelompok :  Manual  Otomatik semi addressable, atau fully addressable  Otomatik interegrated system, deteksi, alarm, dan pemadaman Komponen sistem alarm kebakaran otomatik terdiri dari :  Detektor dan tombol manual input signal  Panel indikator kebakaran System control  Alarm audible atau visible Signal output ™ Detektor, adalah alat untuk mendeteksi kebakaran secara otomatik, yang diharapkan dapat mendeteksi secara cepat akurat dan tidak memberikan informasi palsu. Tipe detektor harus sesuai dengan karakter ruangan. Jenis jenis detektor berdasarkan cara kerjanya antara lain