Pengertian K3 Fakta Tentang K3

423 Kecelakaan kerja tidak harus dilihat sebagai takdir, karena kecelakaan itu tidaklah terjadi begitu saja. Kecelakaan pasti ada penyebabnya. Kelalaian perusahaan yang semata-mata memusatkan diri pada keuntungan, dan kegagalan pemerintah untuk meratifikasi konvensi keselamatan internasional atau melalukan pemeriksaan buruh, merupakan dua penyebab besar kematian terhadap pekerja. Negara kaya sering mengekspor pekerjaan berbahaya ke negara miskin dengan upah buruh yang lebih murah dan standar keselamatan pekerjaan yang lebih rendah. Selain itu, di negara-negara berkembang seperti Indonesia, undang- undang keselamatan kerja yang berlaku tidak secara otomatis meningkatkan kondisi di tempat kerja, disamping hukuman yang ringan bagi yang melanggar aturan. Padahal meningkatkan standar keselamatan kerja yang lebih baik akan menghasilkan keuangan yang baik. Pengeluaran biaya akibat kecelakaan dan sakit yang berkaitan dengan kerja merugikan ekonomi dunia lebih dari seribu miliar dolar 850 miliar euro di seluruh dunia, atau 20 kali jumlah bantuan umum yang diberikan pada dunia berkembang. Di AS saja, kecelakaan kerja merugikan pekerja puluhan miliar dolar karena meningkatnya premi asuransi, kompensasi dan menggaji staf pengganti. Angka keselamatan dan kesehatan kerja K3 perusahaan di Indonesia secara umum ternyata masih rendah. Berdasarkan data organisasi buruh internasional di bawah PBB ILO, Indonesia menduduki peringkat ke-26 dari 27 negara. Grafik di halaman berikut menunjukkan kondisi Indonesia di tahun 2002-2003. 424 Persentase perusahaan besar yang telah menerapkan K3 tahun 2003 Belum menerapkan; 14726 bh; 98 Telah menerapkan; 317 bh; 2 Gambar. 6.1. Persentase perusahaan besar yang telah menerapkan K 3 tahun 2003 Cacat Sebagian; 5400; 10 Kematian; 1048; 2 Kecelakaan Ringan; 45234; 87 Cacat Total; 317; 1 Gambar 6.2 Tabel kecelakaan kerja tahun 2002 – 2003 425 20000 40000 60000 80000 100000 120000 2002 2003 Gambar 6.3. Grafik kecelakaan di industri tahun 2002 – 2003 Gambar 6.3 tersebut menunjukkan, grafik kecelakaan di industri tahun 2002-2003, penerapan K3 di perusahaan-perusahaan Indonesia masih jauh dari yang diharapkan. Padahal kalau kita menyadari secara nyata bahwa volume kecelakaan kerja juga menjadi konaibasi untuk melihat kesiapan daya saing. Jika volume ini masih terus tinggi, Indonesia bisa kesulitan dalam menghadapi pasar global. JeIas ini akan merugikan semua pihak, termasuk perekonomian kita. Juga terjadi ketidakefisienan sehingga tidak bisa bersaing. Jadi, berdasarkan fakta-fakta sebagaimana dikemukakan di depan dapat disimpulkan, perkembangan dan pertumbuhan suatu bangsa, baik sekarang maupun yang akan datang tentunya tidak bisa lepas dari peranan proses industrialisasi. Maju mundurnya suatu industri sangat ditunjang oleh peranan tenaga kerja baca: buruh. Untuk dapat membangun tenaga kerja yang produktif, sehat, dan berkualitas perlu adanya manajemen yang baik, terutama yang terkait dengan masalah Keselamatan dan Kesehatan kerja K3. K3 yang termasuk dalam suatu wadah higiene perusahaan dan kesehatan kerja hiperkes terkadang terlupakan oleh para pengusaha. Padahal. K3 mempunyai tujuan pokok dalam upaya memajukan dan mengembangkan proses industrialisasi, terutama dalam mewujudkan 426 kesejahteraan para buruh. Tujuan dari Sistem Manajemen K3 adalah: 1. Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya, baik buruh, petani, nelayan, pegawai negeri, atau pekerja-pekerja bebas. 2. Sebagai upaya untuk mencegah dan memberantas penyakit kecelakaan-kecelakaan akihat kerja, memelihara, dan meningkatkan kesehatan dan gizi para tenaga keija, merawat dan meningkatkan efisiensi dan daya produktivitas tenaga manusia, memberantas kelelahan kerja dan melipatgandakan gairah serta kenikmatan bekerja. Lebih jauh sistem ini dapat memberikan perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan agar terhindar dari bahaya pengotoran bahan- bahan proses industrialisasi yang bersangkutan, dan perlindungan masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh produk-produk industri. Dalam konteks ini, kiranya tidak berlebihan jika K3 dikatakan merupakan modal utama kesejahteraan para buruhtenaga kerja secara keseluruhan. Selain itu, dengan penerapan K3 yang baik dan terarah dalam suatu wadah industri tentunya akan memberikan dampak lain, salah satunya adalah sumber daya manusia SDM yang berkualitas. Di era pasar bebas tentu daya saing dan suatu proses industrialisasi semakin ketat dan sangat menentukan maju tidaknya pembangunan suatu bangsa. Dalam pasar bebas tingkat ASEAN saja yang dikenal dengan istilah AFTA ASEAN Free Trade Area sangat dibutuhkan peningkatan produktivitas kerja untuk dapat bersaing dan mampu menghasilkan barang dan jasa yang bermutu tinggi. Untuk itu, penerapan peraturan perundang- undangan dan pengawasan serta perlindungan para buruh karyawan sangat memerlukan sistem manajemen industri yang baik dengan menerapkan K3 secara optimal. Sebab, faktor Keselamatan dan Kesehatan kerja sangat mempengaruhi terbentuknya SDM yang terampil, profesional, dan berkualitas dari tenaga kerja itu sendiri. Hingga kini masih banyak kasus kecelakaan kerja yang tejadi di negara kita. Itu bisa menjadi modal utama dalam upaya menjadikan sistem ini sebagai langkah awal. Dalam kaitan ini peranan pemerintah dan beberapa instansi terkait diharapkan bisa menekan tingkat kecelakaan dan memberikan perlindungan maksimal terhadap 427 tenaga kerja. Sebab, proses industrialisasi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kemajuan di sektor ekonomi. Inilah sebenarnya yang perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah dan para pengusaha di negeri ini.

6.1.3. Sistem Manajemen K3 dan Manfaat Penerapannya A. Sejarah Sistem Manajemen K3

Dibandingkan dua kerabat dekatnya, Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 dan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 : 2004, Sistem Manajemen K3 memang belum begitu populer. Standar yang sekarang kita kenal seperti OHSAS 18001:1999 pun tidak diterbitkan oleh Lembaga Standardisasi Dunia ISO, tapi melalui kesepakatan badan-badan sertifikasi yang ada di beberapa negara. Sistem Manajemen K3 sebenarnya telah mulai diterapkan di Malaysia pada tahun 1994 dengan dikeluarkannya Undang-undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada 1996. Lembaga ISO juga telah mulai merancang sebuah Sistem Manajemen K3 dengan melakukan pendekatan terhadap Sistem Manajemen Mutu ISO 9000 dan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14000. Hasil work-shop yang diadakan saat itu adalah didapatkan agar ISO menghentikan upayanya: membangun sebuah Sistem Manajemen K3 sejenis ISO 9000 dan ISO 14000. Alasannya kala itu adalah K3 merupakan struktur yang bersifat tiga pihak tripartie maka penyusunan sebuah ketentuan Standar Sistem Manajemen K3 diserahkan ke masing-masing negara. Pada tahun 1998, The Occupational Safety and Health Branch Sekarang: Safe Work ILO bekerja lama dengan the International Occupational Hygiene Association IOHA melakukan identifikasi elemen-elemen kunci dari sebuah Sistem Manajemen K3. Pada akhir tahun 1999, anggota Lembaga ISO yaitu British Standards Institution BSI meluncurkan sebuah proposal resmi Ballot document ISOTMBI TSP 190 untuk membuat sebuah Komite Teknik ISO yang bertugas membuat sebuah Standar Internasional Nonsertifikasi. Hal ini menimbulkan persaingan dengan ILO yang sedang mempopulerkan Sistem Manajemen K3. ILO sendiri didukung oleh International Organization of Employers IOE dan the International 428 Confederation of Free Trade Unions ICFTIT dan afiliasi-afiliasinya. Akibatnya proposal yang diusulkan oleh BSI pun ditolak. Draf final yang disusun ILO dihasilkan awal tahun 2001. Hasil pertemuan pada April tahun 2001 the ILO Guidelines on OSH Management System THE ILOOSH 2001. THE ILOOSH 2001 merupakan model yang unik. Selain dapat disesuaikan dengan sistem manajemen lainnya, ia tidak ditujukan untuk menggantikan undang-undang di negara bersangkutan tidak mengikat dan tidak mempersyaratkan sertifikasi. Akan tetapi pada tahun 1999 BSI dengan badan-badan sertifikasi dunia meluncurkan juga sebuah Standar Sistem Manajemen K3 yang diberi nama Occupational Health and Safety Management Systems OHSAS 18001. Struktur yang dimiliki THE ILOOSH 2001 pun memiliki kesamaan dengan OHSAS 18001.

B. Sistem Manajemen K3 Di Beberapa Negara

Sebuah kabar baik, beberapa negara di dunia sudah mengembangkan sendiri sebuah Sistem Manajemen K3. Berarti ini menunjukkan adanya perhatian yang kuat dari negara-negara tersebut. Kebanyakan sistem yang ditetapkan di negara bersangkutan dibuat dalam bentuk sebuah undang-undang atau ketetapan menteri. Di India dan Malaysia, Peraturan K3 yang dibuat dalam istilah umum hanya menyebutkan bahwa pengusaha bertanggung jawab dalam mengelola K3, dan tidak secara khusus menjelaskan suatu Sistem Manajemen K3. Di Australia, penerapan Sistem Manajemen K3 diatur di tingkat negara bagian. Pemerintah Australia dan Selandia Baru telah melakukan kesepakatan normal untuk membuat sebuah organisasi dunia yang dikenal dengan the Joint Accreditation System of Austalia and New Zealand JAS-ANZ. Cina dan Thailand membuat sebuah Standar Sistem Manajemen K3 yang dikenal dengan OHSMS Trial Standard dan TIS 18000 Series. Jadi setiap negara melakukan pendekata yang berbeda termasuk pihak yang bertanggung jawab dalam menetapkan ketentuan tersebut, walau pada intinya memiliki tujuan yang lama. Dalam tabel di halaman sebelah akan kita lihat fungsi pemerintah dalam Sistem Manajemen K3.