Faktor Kimia Faktor-faktor Bahaya Lingkungan Kerja

469 Berdasarkan sifat-sifat fisika dan kimia maka bahan berbahaya yang dipakai didalam industri, dapat dikelompokkan sebagai berikut : a Bahan kimia yang mudah terbakar seperti benzena, aseton, eter, hexsan b Bahan kimia yang mudah meledak seperti ammonium nitrat, nitrogliserin c Bahan kimia beracun seperti asam chiorida d Bahan kimia korosif seperti asam chlorida e Bahan kimia yang bersifat oksidator, seperti perklorat, permanganat, peroksida organik dll f Bahan kimia yang peka reaktif terhadap air, seperti natrium hibrida, karbit, nitrida dll g Bahan kimia yang bersifat asam kuat h Bahan kimia yang harus disimpan dalam tekanan tinggi seperti gas nitrogen dioxide, hidrogen chlorida di dalam silinder penyimoan i Bahan kimia yang bersifat radioaktif Efek Bahan Kimia di Lingkungan Kerja Lingkungan kerja adalah tempat dimana tenaga kerja melakukan pekerjaan serta mendapat pemaparan berbagai potensi bahaya. Bagaimanapun sempurna dan efektifnya penanganan bahan kimia yang dilakukan didalam industri, maka tetap terjadi pelepasan bahan kimia berbahaya kedalam lingkungan kerja, sehingga tenaga kerja akan tetap terpapar. Bahan kimia berbahaya dapat berpengaruh terhadap tenaga kerja apabila bahan tersebut masuk kedalam tubuh tenaga kerja. Masuknya bahan ini kedalam tubuh sangat tergantung dari bentuk fisik bahan tersebut. Dikenal beberapa bentuk fisik bahan kimia didalam lingkungan kerja, yaitu : ¾ Padat seperti debu, serat atau partikel, yang dapat berasal dari debu rokok, debu logam berat, debu mineral asbes dan silika, debu padi dan tumbuhan lain, serat kapas dan kain, dll. 470 ¾ Cair seperti liquid, misalnya titik cairan semprotan pembasmi serangga, orang bersin dll; ¾ Gas dan uap, seperti O2, N2, CO2, CO, SO2, NH3, NO2, H2S yang berbentuk gas, sedang yang dalam bentuk uap misalnya uap pelarut cat atau tinner yang mengandung benzena, toluena, xylena dan derivat-derivatnya, uap pelarut atau pembersih gemuk, uap pericuci dipercetakan, uap pelarut perekat dan sebagainya. Secara atau berdasarkan sifat fisik dari bahan kimia di lingkungan kerja, maka dapat dikelompokkan sebagai berikut Bahan bersifat Partikel awan, asap, kawat dan fume yang menurut sifatnya Oat digolongkan menjadi : ¾ Perangsang kapas, sabun dll ¾ Toksik partikel Pb, As, Mn dll ¾ Penyebab Firosis debu asbes, quartz dill ¾ Penyebab demam fume nzo ¾ Inert Al, Kapur di Bahan-bahan Non Partikel gas dan uap yang berdasarkan pengaruh fisiologiknya dapat dikelompokkan sebagai berikut : ¾ Aspiksian N2,CO2 ¾ Perangsang HCI, H2S, dll ¾ Racun organik dan an-organik nikel, carbonyl dll ¾ Bahan kimia yang mudah menguap ¾ Merusak alat-alat tubuh CC14 ¾ Berfek anaesthesia ¾ Merusak susunan darah benzena ¾ Merusak syaraf parathion ¾ Rritan dan bahan-bahan korosif terhadap jaringan

C. Faktor Biologi

Faktor biologis penyakit akibat kerja banyak ragamnya, yaitu virus, bakteri protozoa, jamur, cacing, kutu pinjal, mungkin pula hewan atau tumbuhan. Pada saat sekarang ini persoalan utama di pedesaan adalah kesehatan lingkungan, seperti halnya yang dihadapi petani-petani pada 471 umumnya. Pekerja di pertanian, perkebunan dan kehutanan juga menghadapi berbagai penyakit yang dikarenakan oleh pekerjanya antara lain racun hama dan penyakit disebabkan virus, bakteri ataupun hasil pertanian, misalnya tabakosis pada pekerja-pekerja yang mengerjakan tembakau, bagassosis pada pekerja-pekerja di parbik gula. Penyakit paru oleh jamur sering terjadi pada pekerja yang menghirup debu-debu organik, misalnya pernah juga dil porkan dalam kepustakaan tentang Aspergluss paru pada pekerja gandum. Demikian juga alergi misalnya grain asthma Sporotrichosis adalah salah satu contoh penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh jamur. Penyakit jamur kuku sering diderita para pekerja yang tempat kerjanya lembab dan basah atau bila mereka terlalu bayak merendam tangan atau kaki di air seperti pencuci. Agak berbeda dari faktor-faktor penyebab penyakit akibat kerja lainnya, faktor biologis dapat menular dari seorang pekerja ke pekerja lainnya. Usaha yang lain harus pula ditempuh cara pencegahan penyakit menular, antara lain imunisasi dengan pemberian vaksinasi atau suntikan, mutlak dilakukan untuk pekerja-pekerja di Indonesia sebagai usaha kesehatan biasa, adalah imunisasi dengan vaksin cacar terhadap variola, dan dengan suntikan terhadap kolera, tipes, dan paratifes perut. Bila memungkinkan diadakan pula immunisasi terhadap TBC dengan BCG yang diberikan kepada pekerja-pekerja dan keluarganya yang reaksinya terhadap uji Mantoux negatif, immunisasi terhadap difteri, tetanus, batuk rejan dari keluarga-- keluarga pekerja sesuai dengan usaha kesehatan anak-anak dan keluarganya, sedangkan dinegara yang maju diberikan pula immunisasi dengan virus influenza.

D. Faktor Fisiologi

Ilmu tentang faal yang dikhususkan manusia yang bekerja di sebut ilmu faal kerja. Secara faal, bekerja adalah hasil kerjasama dalam koordinasi yang sebaik-baiknya dari indera mata, telinga, peraba, peraba, dll , otak dan susunan syaraf-syaraf dipusat dan diperifer, serta otot-otot. Mula-mula koordinasi indera, susunan syaraf, otot dan alat-alat lain berjalan secara sukar dan masih harus disertai upaya-upaya yang diperlukan kenyataan ini terlihat pada seorang tenaga kerja baru yang sedang menjalani latihan lambat laun gerakan menjadi suatu reflek