Bahan kimia mudah terbakar

513 Kecenderungan suatu pelarut organik untuk mudah terbakar selain ditentukan oleh titik nyala, titik bakar, dan daerah konsentrasi mudah terbakar, juga ditentukan oleh titik didih. Suhu tersebut menentukan banyak sedikimya, uap dihasilkan pada suhu tertentu. Semakin rendah titik didih, berarti semakin mudah menguap atau semakin mudah terbakar. Contohnya adalah eter dengan titik didih 14 o C jauh lebih mudah terbakar daripada alkohol dengan titik didih 79 o C. Selain itu berat jenis uap relatif terhadap udara juga penting, karena uap lebih berat dari udara akan menyebabkan uap akan merayap di atas tanah. Sedang uap yang lebih ringan dari udara akan cenderung naik ke atas, atau membentuk kantong gas di atap gedung. Berat jenis pelarut organik relatif terhadap air perlu pula diperhatikan. Pelarut organik yang lebih ringan dari air dan tidak larut dalam air, seperti benzena, bensin, dan heksan, bila terbakar akan amat berbahaya kalau disiram dengan air. Penggunaan pelarut organik dalam industri antara lain adalah: Industri cat: petroleum eter, alkohol, aseton, eter, heksan, MIBK Metil Iso-Butil Keton. Industri kertas: karbon disulfida Pengolahan minyak: bensin, benzena, toluena, dan xilene 3. Gas mudah terbakar Gas mudah terbakar dalam industri misaInya adalah gas alam, hidrogen, asetilen, etilen oksida. Gas-gas tersebut amat cepat terbakar sehingga sering menimbulkan ledakan. 514 Di bawah ini adalah karakter beberapa bahan organik mudah terbakar No. Pelarut Daerah kons mudah terbakar Titik didih o C Titik nyala O C Titik bakar o C W cairan W uap 1 Aseton 3-13 56 -18 538 0.79 2.0 2 Benzena L4-8 80 -11 562 0.88 2.8 3 Bensin 14-7.6 38-204 -43 280-456 0.8 3.04 4 Etil alkohol 13-19 79 12 423 0.79 1.59 5 Etil eter 1.85-48 34 -45 180 0.71 2.55 6 Heksana LI-7.5 68 -22 261 0.66 2.97 7 Karbon disulfida 1-44 46 -30 100 1.26 2.6 8 Metanol 6-36.5 65 12 464 0.79 1.1 9 Metil etil keton 2-10 80 -7 515 01.81 2.5 10 Petroleuin 1-6 30-60 -57 288 0.6 2.5

B. Bahan kimia mudah meledak

Bahan kimia mudah meledak adalah bila reaksi kimia bahan tersebut menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang besar serta suhu yang tinggi, sehingga menimbulkan kerusakan di sekelilingnya. Bahan kimia eksplosif ada yang dibuat sengaja untuk tujuan peledakan atau bahan peledak seperti trinitrotoluena TNT, nitrogliserin, dan amonium nitrat NH 4 NO 3 . Bahan-bahan tersebut amat peka terhadap panas dan pengaruh mekanis gesekan atau tumbukan. Di bawah ini adalah struktur kimia bahan yang bersifat explosif 515 Struktur Nama senyawa C – C Asetilen C – N 2 Diazo C – NO Nitrozo C – NO 2 Nitro C – NO 2 n Alkil polinitro C = N – O Oksim C – N = N Azo N – NO N-nitroso N - NO 2 N-nitro N 3 Azida C - N 2 + Diazonium N - logam N-logam berat N + OH Hidroksil amonium C – Cl – O3 Perkloril O – O Peroksida O 3 Ozon Selain itu ada jenis lain yang bersifat eksplosif, yaitu debu dan campuran eksplosif Debu-debu seperti debu karbon dalam industri batubara, zat warna diazo dalam pabrik zat wama, dan magnesium dalam pabrik baja adalah debu-debu yang sering menimbulkan ledakan. Eksplosif dapat pula terjadi akibat pencampuran beberapa bahan, terutama bahan oksidator dan reduktor dalam suatu reaktor maupun dalam penyimpanan. Di bawah ini adalah contoh campuran bahan yang dapat bersifat eksplosif. Oksidator Reduktor KG03, NaN03 Karbon, belerang Asam nitrat etanol Kalium permanganat gliserol Krom trioksida hidrazin