429
Tabel 6.1 Fungsi pemerintah dalam sistem managemen K3
Negara Penanggung jawab
Aturan Isi
Sistem Sertifikasi
Australia – Selandia
Baru Komisi Nasional K3
Gubernur Negara Bagian, Agensi yang
terkait pada JAS-ANZ the National OHS.
Improvement Framework by
NQHSC Pedoman bagi
Negara-negara, dukungan untuk
ASNZS 480 Pengendali JAS-
ANZ yang diakreditasi
badan sertifikasi SMK3
China Komisi Nasional
Ekonomi dan Perdagangan, Biro
Nasional Pengawas Keamanan Produksi
OHSMS Trial Standar Materi Pedoman
bagi biro dan komisi pedoman
Akreditasi Organisasi
Sertifikasi dan Komisi Registrasi
Auditor Komisi Pedoman
Hongkong Departemen Perburuhan
Kerangka kerja Parlemen untuk
SMK3 Pedoman dewan
K3 Rencana audit
safety OSHC India
Menteri Perburuhan, Direktorat Jenderal
Industri dan Inspektorat Propinsi
Standar K3 NA
Bukan pada tingkat nasional
Indonesia Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Ketetapan Menteri
tentang SMK3 dan ketetapan audit
Pedoman dan audit
berdasarkan hasil audit
Tiga kategori sertifikasi
Jepang Menteri Kesehatan,
Perburuhan dan Kesejahteraan
Peraturan tentang Pedoman SMK3
Pedoman bap kegiatan SMK
Tidak ada sertifikasi resmi
Korea Menteri Perburuhan,
Korea Occupational Safety and Health
Agency KOSHA Pedoman SMK3
Kode KOSHA
pada SMK3 dan Program
KOSHA 2000
Sertifikasi Program KOSHA
2000
Malaysia Menteri Sumber Daya
Manusia Undang-undang K3
OHSAS 1800 bagi standar
organisasi Sertifikasi
OHSAS 18001oleh SIRIM
QAS Sdn Bhd
Singapura Menteri Tenaga Kerja
Regulasi Industri Kode praktis
untuk SMK3 Tidak
mempersyaratkan sertifikasi
Thailand Menteri Perburuhan dan
Kesejahteraan Sosial dan Perindustrian
TIS 18000 Pedoman SMKS
khususnya bagi perusahaan kecil
dan menengah Sertifikasi TIS
18000 oleh institusi sertifikasi
sistem manajemen.
SMK3: Sistem Manajemen K3
430
C. Hubungan OHSAS 18001 Dan Permenaker 05Men1996
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, ISO 9000 dan ISO 14000 diterbitkan oleh lembaga ISO yang berkedudukan di Jenewa, Swiss,
sedangkan OHSAS 18000 diterbitkan atas kerjasama organisasi- organisasi dunia, antara lain :
1. National Standards Authority of Ireland 2. South African Bureau of Standards
3. Japanese Standards Association 4. British Standards Institution
5. Bureaus Veritas Quality International 6. Det Norske Veritas
7. Lyoyds Register Quality Assurance
8. National Quality Assurance 9. SFS Certification
10. SGS Yarslev International Certification Services 11. Association Espanola de Normalization y Certification
12. Intenvitional Safety Management Organization Ltd 13. SIRIM QAS Sdn Bdn
14. International Certification Services 15. The High Pressure Gas Safety Intitute of Japan
16. The Engineering Employers Federation 17. Singapore Productivity and Standards Board
18. Institute Mexicano de Normalization Certificacion
OHSAS 18000 yang sekarang kita kenal memiliki struktur yang mirip dengan ISO 14001:1996. Dengan demikian OHSAS 18001 lebih
mudah diintegrasikan dengan ISO 14000, walau dapat juga diintegrasikan dengan ISO 9000.
Indonesia sendiri juga telah mengembangkan Sistem Manajemen K3 sejenis yang dikenal Permenaker 05Men1996. Berbeda dengan
OHSAS 18000 vang sistem auditnya hampir sama dengan ISO 14000 atau ISO 9000 yang diaudit oleh badan sertifikasi manapun, maka
khusus untuk Permenaker 05Men1996 yang merupakan penilaian penilaian kinerja hanya bisa diaudit oleh Sucofindo. Perbedaan lain dari
OHSAS 18001 dan Permenaker 05Men1996 adalah Permenaker 05Men1996 memiliki pembagian jumlahjenis elemen untuk jenis
431 perusahaan yang tergantung pada besar kecil perusahaan yang
bersangkutan. Sedang persyaratan untuk OHSAS 18001 berlaku untuk semua jenis organisasi tanpa memperhatikan besar kecilnya perusahaan
itu.
Penerapan Permenaker 051Men1996 dibagi menjadi tiga tingkatan:
1. Perusahaan kecil atau perusahaan dengan tingkat risiko rendah harus menerapkan sebanyak 64 kriteria.
2. Perusahaan sedang atau perusahaan dengan tingkat resiko menengah harus menerapkan sebanyak 122 kriteria.
3. Perusahaan besar atau perusahaan dengan tingkat risiko tinggi harus menerapkan sebanyak 166 kriteria.
Keberhasilan penerapan Permenaker 05Men1996 di tempat kerja diukur sebagai berikut :
1. Untuk tingkat pencapaian penerapan 0-59 dan pelanggaran
peraturan perundangan nonconformance dikenai tindakan hukum. 2. Untuk tingkat pencapaian penerapan 60-84 diberikan sertifikat dan
bendera perak. 3. Untuk tingkat pencapaian penerapan 85-100 diberikan sertifikat
dan bendera emas.
D. Manfaat Penerapan Sistem Manajemen K3
1. Perlindungan Karyawan Tujuan inti penerapan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja atau K3 adalah memberi perlindungan kepada pekerja. Bagaimanapun, pekerja adalah aset perusahaan yang harus
dipelihara dan dijaga keselamatannya. Pengaruh positif terbesar yang dapat diraih adalah mengurangi angka kecelakaan kerja. Kita
tentu menyadari, karyawan yang terjamin keselamatan dan kesehatannya akan bekerja lebih optimal dibandingkan karyawan
yang terancam K3-nya. Dengan adanya jaminan keselamatan, keamanan, dan kesehatan selama bekerja, mereka tentu akan
memberikan kepuasan dan meningkatkan loyalitas mereka terhadap perusahaan.