Ruang Iingkup pengawasan K3 penanggulangan kebakaran

534

6.4.4. Pengetahuan dasar pemadaman api

Dari uraian dasar terjadinya kebakaran dapat ditarik tiga pemahaman penting yang terkait dengan pembahasan prinsip pemadaman api, yaitu : Pemahaman pertama Berdasarkan teori segitiga api. Ada 3 elemen pokok untuk terjadinya nyala api yaitu :  Bahan bakar  Oksigen  Panas sumber penyala Pemahaman kedua Dari ketiga elemen dalam segitiga api, menuntut adanya persyaratan besarnya fisika tetentu yang menghubungkan sisi-sisi segitiga api, yaitu  Flash point  Flammable range  Fire point  Ignition point Dari besaran angka diatas, maka tindakan pengendalian tgerhadap bahaya kebakaran dilakukan penerapan sistem pengendalian dengan peralatan deteksi. Pemahaman ketiga Unsur-unsur terjadinya api seperti diterangkan dalam teori Tetra hedron of fire ada elemen keempat yaitu reaksi radikal atom-atom bebas yang ternyata mempunyai peranan besar dalam proses berlangsungnya nyala api. Berdasarkan pemahaman teori diatas, maka teknik untuk memadamkan api dapat dilakukan dengan cara 4 prinsip yaitu:  Prinsip mendinginkan Cooling misalnya dengan menyemprotkan air  Prinsip menutup bahan yang terbakar Starvation, misalnya menutup dengan busa 535  Prinsip mengurangi Oksigen Dilution, misalnya menyemprotkan gas CO 2  Prinsip memutus rantai rangkaian api Mencekik dengan media kimia Penerapan prinsip-prinsip pemadaman kebakaran diatas, tidak dapat disamaratakan, akan tetapi harus diperhatikan jenis bahan apa yang cocok diterapkan dan media jenis apa yang sesuai. Klasifikasi kebakaran Setiap jenis bahan yang terbakar memiliki karakteristik yang berbeda, karena itu harus dibuat prosedur yang tepat dalam melakukan tindakan pemadaman, dan jenis media yang diterapkan harus sesuai dengan karakteristiknya dan mengacu pada standar. Klasifikasi jenis kebakaran terdapat dua versi standar yang sedikit agak berbeda. Menurut standar Inggris yaitu LPC Loss Prevention Comittee yang sebelumnya adalah FOC Fire Office Cornitee menetapkan klasifikasi kebakaran dibagi klas A, B, C, D, E. Sedangkan standar Amerika NFPA National Fire Prevention Association menetapkan klasifikasi menjadi klas A, B, C, D. Klasifikasi kebakaran di Indonesia mengacu standar di NFPA, yang dimuat dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.04Men1980. Sifat dari masing-masing klasifikasi kebakaran di atas adalah :  Klas A, terbakar sampai bagian dalam atau terdapat bara  Klas B cair, terbakar pada permukaan  Klas B gas, terbakar pada titik sumber gas mengalir  Klas C atau Klas E menurut British, adalah ditinjau dari aspek bahaya terkena aliran listrik bagi petugas pemadam yang sesuai. Sistem peralatan pemadam kebakaran yang dapat dirancang dalam bentuk peralatan tabung bertekanan portable, atau dalam bentuk sistem instalasi yang dipasang permanen fixed system antara lain sistem hydrant, sistem sprinkler, dan instalasi khusus lainnya dengan media busa, seruk kimia, CO 2 , dan sebagainya yang dapat dirancang secara manual, semi otomatik, fully automatic integrated system.