Kebijakan Tentang Persampahan di Indonesia

173 Teknik pengumpulan data yang dilakukan berupa wawancara, diskusi kelompok termasuk diskusi dengan pakar persampahan untuk mengetahui isu terpenting tentang sampah kota dan studi pustaka untuk mengumpulkan data dan informasi baik dari data internal institusi maupun eksternal seperti jurnal dan laporan-laporan terkait dengan masalah persampahan.

3. TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Kebijakan Tentang Persampahan di Indonesia

Kebijakan tentang pengelolaan sampah diperkotaan yang diterapkan di Indonesia dikeluarkan oleh beberapa kementerian terkait seperti Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Lingkungan Hidup, dan pemerintah setempat melalui Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kebersihan dan Pertamanan, atau Unit Pelaksana Teknis di bawah suatu dinas yang bertugas khusus mengelola sampah atau kebersihan. Pengelolaan sampah menjadi penting karena merupakan mandat dari Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke 4, terutama untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pengelolaan sampah yang baik akan mendatangkan kesehatan dan lingkungan yang lebih baik bagi masyarakat. Pengelolaan sampah juga diamanatkan oleh Undang-undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat 1, dan pasal 33 ayat 3. Terutama menyangkut kesejahteraan warga negara; Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan; Undang-Undang Nomor 24 tahun 1992 tentang Tata Ruang, pasal 3 ayat 3 butir d dan 3, pasal 5 ayat 1, dan pasal 14 ayat 1 butir b.; Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, pasal 1 ayat 16, pasal 20 ayat 1, 2, dan 4; dan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, Pasal 7 ayat 2, pasal 11 ayat 2, pasal 89 ayat 1 dan 2. Kebijakan yang berkaitan langsung dengan persampahan di Indonesia adalahUndang- Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Dalam UU No. 18 Tahun 2008 dijelaskan tentang definisi sampah dan pengelolaan sampah yang dilakukan berdasarkan asas tanggung jawab, asas berkelanjutan, asas manfaat, asas keadilan, asas kesadaran, asas kebersamaan, asas keselamatan, asas keamanan, dan asas nilai ekonomi. Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya. Dalam UU tersebut juga dijelaskan tentang peran serta masyarakat, pemerintah pusat dan daerah yang bertugas menjamin terselenggaranya pengelolaan sampah yang baik dan berwawasan lingkungan. Di tingkat pemerintah daerah ada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintah Daerah yang salah satunya mengatur tentang paradigma baru dalam pengelolaan sampah. Sebelumnya, pengelolaan sampah bertumpu pada pendekatan akhir dengan model pengelolaan berupa pengumpulan sampah, pengangkutan sampah, dan pembuangan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir TPA. Paradigma pengelolaan sampah baru yang dijelaskan dalam UU tersebut didasari oleh pemahaman bahwa pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan dalam pengurangan dan pengelolaan sampah yang memiliki karakteristik bersifat proaktif, bukan reaktif, dengan tujuan untuk mengurangi sampah sepanjang bisa didaur-ulang, mulai dari penggunaan bahan baku sampai pembuangan akhir, serta membutuhkan kerja sama yang erat antar individu, wilayah, hukum, disiplin ilmu dan berbagai sektor bisnis, berdasarkan prinsip-prinsip kesinambungan. Kebijakan serupa juga dikeluarkan oleh Kementerian Dalam Negeri melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 33 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan Sampah. Peraturan Menteri Permen tersebut lebih menekankan pada kegiatan pengurangan dan penanganan sampah serta pengembangan dan pemanfaatan sampah untuk peningkatan ekonomi. Dalam kaitannya dengan lingkungan, Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup mengatur tentang perizinan untuk mendirikan usaha yang di dalamnya 174 terdapat kegiatan yang menghasilkan limbah dan sampah. Suatu perangkat hukum yang bersifat preventif dibutuhkan yaitu berupa perizinan. Dalam perizinan harus dicantumkan secara tegas dan jelas, syarat dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh penanggung jawab usaha. Kementerian Pekerjaan Umum mengeluarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 21PRTM Tahun 2006 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan. Kebijakan tersebut bertujuan untuk mendukung pencapaian sasaran pembangunan persampahan melalui rencana, program, dan pelaksanaan kegiatan yang terpadu, efektif dan efisien. Banyaknya kebijakan dan peraturan yang dikeluarkan oleh pihak terkait, tidak serta merta pengelolaan sampah berjalan dengan baik. Sampai saat ini diketahui bahwa belum seluruh kegiatan pengelolaan sampah dilakukan dengan baik oleh individu masyarakat, rumah tangga, maupun institusi yang berhubungan dengan pengelolaan sampah. Selain itu, kurangnya acuan baku dari lembaga terkait membuat praktek pengelolaan sampah di tingkat masyarakat cenderung dilakukan menurut aturan mereka sendiri. 31

3.2. Sampah dan Perlakuannya di Tingkat Rumah Tangga Perkotaan