Budaya Inovasi HASIL DAN PEMBAHASAN

85 2 Vecchi and Brennan 2009 melakukan studi yang menemukan hubungan positif antara budaya inovasi dengan peningkatan inovasi di perusahaan manufaktur internasional 3 Skerlavaj et al., 2010 melakukan studi yang menyimpulkan bahwa adanya budaya inovasi pada masyarakat di Korea Selatan, khususnya mereka yang bekerja di dalam suatu perusahaanorganisasi, berdampak langsung pada terjadinya inovasi teknik dan administratif di perusahaan-perusahaan tersebut. 4 Tursyn et al. 2013 menguatkan bahwa budaya dan inovasi oleh Presiden Republik Kazakhstan dipandang sebagai modal sosial baru di negeri ini. Modal sosial tidak hanya karakter politik, melainkan juga budaya intelektual yang penting bagi bangsa. Saat ini, Kazakhstan ingin merangkul 30 top universitas dunia untuk pengembangan modal sosial di negaranya yang diarahkan sebagai modal pembangunan perekonomian bangsa. Di Indonesia, pemerintah memiliki landasan legal dalam menumbuhkembangkan budaya inovasi di masyarakat yang tercermin dalam UU RI No.18 Tahun 2002 tentang Sisnas P3 Iptek Pasal 14 yang menyebutkan “Pemerintah, pemerintah daerah, danatau badan usaha dapat membangun kawasan, pusat peragaan, serta sarana dan prasarana ilmu pengetahuan dan teknologi lain untuk memfasilitasi sinergi danpertumbuhan unsur-unsur kelembagaan dan menumbuhkan “budaya ilmupengetahuan dan teknologi di kalangan masyarakat”. Penanaman budaya inovasi pada masyarakat lokal menjadi suatu bagian yang tidak terpisahkan dalam mewujudkan sistem inovasi daerah SIDa di Indonesia. Penerapan SIDa yang dilakukan di beberapa daerah ternyata belum memperhatikan budaya inovasi pada masyarakatnya. Kebijakan SIDa yang dibentuk oleh pemerintah 3 justru seringkali merupakan program-program unggulan daerah yang sudah dilakukan sebelumnya. Dua Provinsi yaitu Nusa Tenggara Barat NTB dan Kalimantan Selatan Kalimantan Selatan menjadi contoh bagi daerah lainnya yang saat ini memerlukan penanaman budaya inovasi pada masyarakat guna mendukung penerapan SIDa. Penulisan makalah ini berangkat dari adanya kendala dalam mewujudkan sistem inovasi daerah di Indonesia. Fokus tulisan ini adalah pentingnya budaya inovasi masyarakat sebagai elemen utama dalam penerapan SIDa di Provinsi NTB dan Kalimantan Selatan. Dan makalah ini akan menguraikan strategi untuk menumbuhkan budaya inovasi masyarakat di Provinsi NTB dan Kalimantan Selatan. 2. LANDASAN KONSEPTUAL

2.1 Budaya Inovasi

Pengertian budaya dan inovasi memang secara harfiah berbeda, akan tetapi kedua istilah t ersebut saling melengkapi jika digabung menjadi satu, yaitu “budaya inovasi”. Budaya ialah sistem dari pola-pola tingkah laku yang diturunkan secara sosial, yang bekerja menghubungkan komunitas manusia dengan lingkungan ekologi mereka. Dalam cara hidup komunitas ini, termasuk teknologi dan bentuk organisasi ekonomi, pola-pola menetap, bentuk pengelompokan sosial dan organisasi politik, kepercayaan, dan praktik keagamaan dan seterusnya 4 Keesing, 1974. Budaya dipandang sebagai seperangkat nilai bersama yang disampaikan melalui sarana-sarana simbolis seperti cerita, mitos, legenda, slogan, anekdot, dan cerita rakyat Peters and Waterman dalam Skerlavaj et al., 2010. Sementara inovasi ialah proses yang mengembangkan suatu invensi baru atau ide baru ke dalam produk baru dan membawa itu ke penggunakonsumen. Proses tersebut beresiko dan perlu seorang entrepreneur yang mau mengambil resiko tersebut Verloop, 2013. Keterkaitan antara budaya dan inovasi dikuatkan oleh studi Shane dalam Vecchi and Brennan 2009 bahwa dimensi budaya yang khas memberikan dukungan penting bagi kinerja inovasi. 3 Pemerintah daerah dibantu oleh pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Riset dan Teknologi serta lembaga non kementerian yaitu Badan Perekayasaan dan Penerapan Teknologi BPPT sebagai konsultan SIDa. Saat ini SIDa telah menjadi “kerja bareng” antar instansi pusat seperti Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Keuangan, LIPI, Batan, Lapan, dan instansikementerian teknis lain yang mendukung. 4 Definisi budaya dalam hal ini merupakan bagian dari budaya sebagai sistem adaptif. 86 Zhang and Zhou 2012 mengungkap bahwa budaya inovasi terkait dengan praktik-praktik inovatif, yang akan membantu dalam membentuk daya inovatif. Ada tiga level dalam menginterpretasikan arti budaya inovasi yaitu: 1. Bagian prinsip budaya inovasi. Hal itu merujuk pada karakteristik budaya esensial dan faktor-faktor yang paling mendasar. 2. Kelembagaan untuk budaya inovasi. Hal itu merujuk pada faktor budaya seperti struktur, mekanisme, dan kebijakan yang dapat berkontribusi untuk berbagai kegiatan inovasi. 3. Lingkungan untuk budaya inovasi. Hal itu merujuk pada faktor budaya seperti lingkungan sosial, suasana, dan programfasilitas layanan service platform yang dapat berkontribusi untuk kegiatan-kegiatan inovasi. Definisi-definisi di atas mengarahkan pada pengertian budaya inovasidalam tulisan ini sebagai suatu kesatuan nilainorma meliputi kepercayaankeyakinan, kesepakatan, aturan, dan keadaan sosial-ekonomi-politik di lingkungan sekitar yang telah terlembaga tertanam secara kuat di dalam masyarakat untuk mendukung berbagai upaya penemuan hal-hal baru dan mendifusikannya ke konsumenpengguna di suatu wilayah tertentu.

2.2 Sistem Inovasi Daerah