53
5. KESIMPULAN
Tulisan ini telah berusaha menguraikan Quadruple Helix Model sebagai sebuah model ideal untuk menggambarkan sistem inovasi lokal. Dengan menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif, tulisan ini menemukan bahwa Quadruple Helix Model dapat diaplikasikan secara efektif dalam proyek pembangunan perusahaan penyedia air bersih di desa Karangrejek,
Kabupaten Gunungkidul.
Selanjutnya aplikasi QuadrupleHelix Model di desa Karangrejek dapat ditinjau dari beberapa temuan, di antaranya adalah: a Pada saat proses terbangunnya PAB Tirta Kencana
perusahaan penyedia air bersih mandiri yang dikelola oleh masyarakat desa Karangrejek, b Saat teridentifikasinya hubungan erat antara empat helix aktor, yakni masyarakat,
pemerintah, penyedia teknologi dan sektor usahabisnis, dan c Fungsi yang tegas antara keempat helix aktor.
Sistem inovasi lokal sukses melakukan fungsinya untuk melahirkan inovasiteknologi yang bermanfaat untuk masyarakat miskin. Hal ini ditandai dengan suksesnya sistem inovasi
tersebut untuk diterjemahkan dalam sebuah aktivitas produktif melalui perusahaan penyediaan air bersih mandiri di desa Karangrejek yang dinamai PAB Tirta Kencana. Perusahaan tersebut
berhasil mempermudah masyarakat miskin untuk mendapatkan jaringan air bersih. Selain itu, tulisan ini juga menemukan bahwa sesuai dengan teori yang mendasari Quadruple HelixModel,
maka inovasi yang telah lahir di desa Karangrejek merupakan inovasi yang dibangun antara masyarakat dengan pemerintah, penyedia teknologi, dan sektor bisnisusaha. Masyarakat
sebagai tempat lahirnya ide inovasi, pemerintah sebagai pemberi kebijakan atau naungan terciptanya inovasi, lembaga penelitianpelatihan sebagai penyedia pengetahuan atau pencipta
inovasi, dan sektor usahabisnis sebagai sektor yang bisa menterjemahkan teknologi dalam bentuk produk atau bahan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Berdasarkan hasil kajian ini, penulis berpendapat bahwa konsep QuadrupleHelix Model merupakan ide pencerahan dari banyaknya proyek pengembangan dan diseminasi teknologi
skala mikro yang berakhir gagal karena kurangnya peran penting dari elemen masyarakat itu sendiri. Konsep Quadruple Helix merupakan model yang cukup ideal dan efisien untuk bisa
menggambarkan kontribusi besar masyarakat, yang tidak hanya sebagai penerima teknologi, namun juga sebagai suatu entitas yang memiliki pengetahuan tentang kebutuhan teknologi
yang paling sesuai untuk dikembangkan dibanding dengan institusi manapun, terutama terkait dengan isu teknologi untuk pengentasan kemiskinan.
5. Daftar Pustaka