Industri Berbasis Ilmu Pengetahuan Stem Cell dan Biomaterial

68 Less Entrepreneurial More Entrepreneurial Efficiency concideration H is to ri c a ll y fo rm e d s o c ia l c o n ttr a c t Ma rke t- like H ie ra rch ica l Teaching Univ. Research Univ. Entrepreneural Univ. Education More pedagogical More applied Joint research Center Joint research Joint Conference Tech Sales Patent license Sp in- off Incubator Univ, Run Enterprise Sci en ce pa rk Sumber: Eun, et al. 2006 Gambar 2 Kerangka Peran Akademisi Dalam Transfer Iptek

2.4. Industri Berbasis Ilmu Pengetahuan

Industri berbasis ilmu pengetahuan dicirikan dengan kuatnya ketergantungan industri pada hasil-hasil penelitian. Peran akademisi dalam industri ini sangat besar, karena membutuhkan pengetahuan dasar dengan nilai ilmiah yang tinggi Gilsing, et al., 2011. Contoh dari industri berbasis ilmu pengetahuan misalnya industri pesawat luar angkasa, pesawat terbang, robotik, bioteknologi, industri kimia, dan farmasi Niosi, 2000. Aktivitas pengembangan produk pada industri berbasil ilmu pengetahuan dilakukan melalui proses penelitian dan pengembangan. Aktivitas tersebut dapat dilakukan secara mandiri di dalam perusahaan atau berkolaborasi dengan pihak perguruan tinggi atau lembaga penelitian Niosi, 2000.

2.5. Stem Cell dan Biomaterial

Stemcell atau sel punca adalah satu tipe sel yang belum terspesialisasi dan dapat berkembang menjadi tipe sel tertentu. Proses pembentukan sel punca menjadi satu tipe sel disebut diferensiasi. Dan sekali proses diferensiasi berjalan, maka sel punca tidak dapat berubah menjadi sel tipe lain University of Wiscosin-Madison, 2008 Untuk menempatkan sel punca atau sel pengganti dalam tubuh manusia, maka seringkali dibutuhkan biomaterial yang dapat mendukung pembentukan jaringan secara 3 dimensi yang biasa disebut scaffold. Scaffold dapat berupa gel, lembaran atau hanya berupa cairan pendukung dalam percobaan in vitro di lab Leor, et al., 2005. Scaffold merupakan biomaterial karena digunakan dalam jaringan tubuh manusia. Dalam penggunaan di tubuh manusia atau di jaringan in vivo, sel punca ditempatkan dalam jaringan dengan bantuan scaffold. Keduanya ditempatkan pada luka parut di jaringan Leor, et al., 2005 Gambar 3. 69 Sumber: Leor, et al. 2005 Gambar 3 Struktur Stem Cell 3. METODOLOGI Kajian ini menggunakan metode kualitatif dengan satu studi kasus mengenai pengembangan stem cell dan biomaterial yang dihasilkan dari kolaborasi ilmiah. Aktor utama dari kolaborasi tersebut adalah Universitas Airlangga Unair, RS Dr. Soetomo, Badan Tenaga Atom Nasional Batan, dan PT Kimia Farma Persero Tbk. Masing-masing aktor tersebut memiliki kolaborasi ilmiah dengan berbagai institusi internasional. Data dan informasi didapatkan melalui wawancara mendalam dengan para aktor terkait dan dilengkapi dengan dokumen-dokumen pendukung. Untuk mengidentifikasi para pelaku terkait lainnya, dilakukan dengan teknik snow ball. Wawancara pertama dilakukan pada peneliti di Unair yang menjadi koordinator pengembangan stem cell, dari hasil wawancara tersebut didapatkan informasi keterkaitan dengan RS Dr Soetomo, Batan dan PT Kimia Farma Persero Tbk. Kemudian dilakukan wawancara dengan personil yang terlibat dengan pengembangan stem cell di institusi tersebut. Untuk satu institusi wawancara dilakukan satu sampai dua kali untuk mendapatkan informasi yang mendalam dan komprehensif. Data dan informasi yang dihasilkan kemudian dianalisis bagaimana latar belakang aktor dapat terlibat dan peran masing-masing aktor, serta bagaimana kolaborasi ilmiah yang terjadi dapat menjadi pengungkit inovasi di sektor medis. 4. HASIL

4.1. Latar Belakang dan Keterkaitan Aktor dalam Pengembangan Stem Cell dan