69 Sumber: Leor, et al. 2005
Gambar 3 Struktur Stem Cell 3. METODOLOGI
Kajian ini menggunakan metode kualitatif dengan satu studi kasus mengenai pengembangan stem cell dan biomaterial yang dihasilkan dari kolaborasi ilmiah. Aktor utama
dari kolaborasi tersebut adalah Universitas Airlangga Unair, RS Dr. Soetomo, Badan Tenaga Atom Nasional Batan, dan PT Kimia Farma Persero Tbk. Masing-masing aktor tersebut
memiliki kolaborasi ilmiah dengan berbagai institusi internasional.
Data dan informasi didapatkan melalui wawancara mendalam dengan para aktor terkait dan dilengkapi dengan dokumen-dokumen pendukung. Untuk mengidentifikasi para pelaku
terkait lainnya, dilakukan dengan teknik snow ball. Wawancara pertama dilakukan pada peneliti di Unair yang menjadi koordinator pengembangan stem cell, dari hasil wawancara tersebut
didapatkan informasi keterkaitan dengan RS Dr Soetomo, Batan dan PT Kimia Farma Persero Tbk. Kemudian dilakukan wawancara dengan personil yang terlibat dengan pengembangan
stem cell di institusi tersebut. Untuk satu institusi wawancara dilakukan satu sampai dua kali untuk mendapatkan informasi yang mendalam dan komprehensif. Data dan informasi yang
dihasilkan kemudian dianalisis bagaimana latar belakang aktor dapat terlibat dan peran masing-masing aktor, serta bagaimana kolaborasi ilmiah yang terjadi dapat menjadi pengungkit
inovasi di sektor medis. 4. HASIL
4.1. Latar Belakang dan Keterkaitan Aktor dalam Pengembangan Stem Cell dan
Biomaterial
4.1.1. Pengembangan Stem Cell dan Biomaterial di Unair
Pengembangan stem cell dan biomaterial di Unair berawal dari seorang staf yang menyelesaikan studi S3 mengenai stem cell di Jerman pada tahun 1987. Ketika kembali ke
Unair, staf tersebut memperkenalkan teknologi stem cell di lingkungan Unair. Karena teknologi tersebut merupakan teknologi baru, bahkan di tingkat internasional masih dalam tahap
pengembangan, sehingga memerlukan waktu cukup lama bisa diterima di lingkungan Unair.
Titik masuk yang dilakukan oleh staf Unair dalam pengembangan teknologi stem cell adalah melalui kegiatan penelitian untuk desertasi yang dilakukan oleh mahasiswa S3. Selain
itu, juga dilakukan kerja sama yang terintegerasi dengan RS Dr. Soetomo. Kerja sama tersebut terutama dalam hal pengembangan biomaterial untuk struktur buatan sebagai tempat tumbuh
sel atau biasa disebut scaffold.
Kerja sama dengan RS Dr Soetomo dalam hal pengembangan biomaterial sudah dimulai sejak sekitar tahun 1994. Karena RS Dr Soetomo merupakan rekanan dari Unair
terutama dalam pendidikan ilmu kedokteran, maka hubungan di antara kedua institusi tersebut
70 sangat erat dan sudah berlangsung sejak lama, bahkan beberapa staf Unair juga merupakan
dokter di RS Dr Soetomo. Hal tersebut berdampak pada kerja sama pengembangan biomaterial yang dilakukan dengan intensif secara bersama-sama yang didukung oleh kedekatan
geografis, maka aliran informasi terjadi secara seimbang. Feedback informasi dari kedua belah pihak berlangsung lancar sehingga dapat direspon dengan cepat.
Berkembangnya riset stem cell yang didukung oleh kerja sama dengan RS Dr Soetomo, membuat ketertarikan akan bidang stem cell di lingkungan Unair semakin meningkat. Akhirnya
setelah lebih dari 20 tahun saat pertama kali diperkenalkan, pada tahun 2008 terbentuklah kelompok penelitian stem cell di lingkungan Unair, tepatnya menjadi bagian dari Lembaga
Penyakit Tropis LPT Unair. Pembentukan kelompok tersebut juga ditandai dengan kesuksesan pertama kali dilakukan kultur stem cell di Unair, yang kemudian pada tahun yang
sama berhasil diaplikasikan ke manusia di RS Dr Soetomo.
Dalam perkembangannya, kelompok tersebut aktif memperluas jaringan kerja sama pada tingkat internasional. Pada tahun 2010 dijalin kerja sama dengan Melbourne University
dalam hal teknologi sel. Kerja sama internasional juga dijalin untuk meningkatkan teknologi biomaterial, kerja sama tersebut dijalin dengan Leed University, Hiroshima University, dan
salah satu institusi di Malaysia dan Sigapura. Kerja sama di bidang teknologi material juga melibatkan RS Dr Soetmomo. Kerja sama tersebut penting dilakukan karena mengingat
biomaterial yang saat ini masih tergantung dari jasad manusia ketersediaannya sudah sangat terbatas, sehingga dilakukan pengembangan, baik yang alami dari hewan seperti sapi, serta
tumbuhan, juga dari bahan yang bersifat sintesis.
4.1.2. Pengembangan Stem Cell dan Biomaterial di RS. Dr. Soetomo