Jigsaw Model Tim Ahli

86 Pada saat presentasi berlangsung guru hanya bertugas sebagai fasilitator sebagai jalannya presentasi. Namun sesekali guru mengarahkan presenter yang sedang berbicara untuk menyuruh kelompok lain memberikan pendapatnya atau pertanyaan terkait dari materitopik yang telah dibahas. Setelah selesai presentasi guru kemudian bertindak sebagai evaluator dari argumen-argumen yang telah terkumpul untuk kemudian mengevaluasi dan merumuskan jawaban menjadi lebih sempurna terhadap permasalahan bersama-sama dengan siswa. Pelaksanaan metode presentasi yang ditetapkan guru PAI di SMA Madania memang telah sesuai dengan teori active learning didesain supaya presentasi lebih bervariatif dan lebih hidup. Dengan adanya pengembangan presentasi ke dalam sebuah diskusi diharapkan pertukara pendapat yang seru, karena setiap siswa terlibat dan juga bertanggung jawab dengan jalan diskusi. Menurut peneliti, dengan menerapkan metode ini siswa benar-benar diposisikan sebagai subyek dalam pembelajaran. Strategi ini memainkan peran penting dalam pembelajaran aktif karena dengan menyampaikan pesan, mendengarkan beragam pendapat siswa akan lebih tertantang untuk berpikir, siswa juga akan belajar saling menghargai pendapat orang lain, bagaimana menyampaikan ide atau pendapat dengan baik dan bagaimana mengambil keputusan bersama. Aktifitas tersebut jika dikembangkan dan diarahkan dengan baik akan membuat siswa berpartisipasi aktif baik secara individual maupun secara bersama-sama di dalam kelas. Tahapan kegiatan penutup dilakukan guru dengan cara mengulas kembali poin-poin yang dibicarakan siswa dalam presentasi yang kemudian didiskusikan, baik yang sifatnya mendukung pernyataan yang disampaikan guru sebelumnya, maupun pandangan-pandangan siswa yang sifatnya baru dan berbeda. Dari penyampaian materi tersebut, siswa lebih mendapatkan kejelasan serta pandangan secara menyeluruh, tentang materi yang dipresentasikan sebelumnya. Selanjutnya siswa mengumpulkan hasil 87 tugas tentang biografi tokoh, pandanganpendapat politik, pendidikan dan agama yang telah mereka buat dalam bentuk mindmap atau rangkuman ketika teman-temannya melakukan presentasi.

3. Cooperatif Script

Salah satu cara yang dapat membantu siswa dalam meningkatkan daya ingatnya dengan menggunakan metode cooperatif script yakni dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajarinya dalam ruangan kelas. Aktivitas ini sangat mendorong siswa untuk terbiasa membuat ringkasan atau resume dalam suatu konsep, serta mendorong para siswa untuk terbiasa mengungkapkan gagasannya sendiri, maupun mendengarkan orang lain yang berbicara dengan penuh perhatian. Menurut peneliti, pelaksanaan metode ini sangat efektif bila diterapkan pada mata pelajaran PAI yang memerlukan banyak teorimateri untuk dipelajari contohnya pada topik tarikhsejarah Islam dan akidah akhlak. Fokus metode ini adalah pada cara yang dilakukan siswa saling bertukar peran terhadap pasangannya yang bertugas sebagai pembicara dan pendengar. Peran siswa disini sangat dominan dan semua aktifitas pembelajaran berpusat kepada siswa dikarenakan siswa yang berperan dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dan motivator. Sesuai dengan hasil observasi yang penulis lakukan di SMA Madania pelaksanaan metode ini terbukti memberikan dampak yang positif bagi siswa. Hal ini terlihat ketika pelajaran Aqidah Akhlak di kelas 10 R, yang diajarkan oleh Bapak Furqon dengan pembahasan keutamaan menuntut ilmu yang menjadi pembahasan mengenai tokoh- tokoh ilmuwan muslim diantaranya Al-Zahrawi, Al-Kindi, Ibnu Sina, Jabir Ibnu Hayyan, Al-Khawarizmi, Ishaq Al-Mausili, Abu Raihan Al- Biruni, Al-Jazari dan Jamshid Al-Kashi. Pada pelaksanaan metode cooperatif script guru terlebih dahulu membagi siswa untuk berpasangan tiap kelompok. Kemudian guru 88 membagikan materiwacana tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan. Setelah semua siswa memiliki ringkasannya sendiri, guru menugasi setiap pasangan, siapa yang berperan sebagai pembaca membacakan ringkasan selengkap-lengkapnya dengan memasukkan gagasan-gagasan dalam ringkasannya kemudian bertukar peran, pembaca menjadi pendengar dan sebaliknya. Setelah itu guru memimpin kelas untuk membuat kesimpulan bersama-sama dengan siswa. Setiap siswa bertanggung jawab atas penguasaan materi belajar dan mampu menjadi pembicara dan pendengar yang baik kepada pasangannya.

4. Simulasi

Simulasi merupakan salah satu cara penyajian pengalaman belajar aktif active learning dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami konsep, prinsip atau keterampilan tertentu. Pada pelaksanaan metode simulasi, guru memberikan penjelasan tentang topik yang akan dibahas dan memberikan gambaran tentang simulasi kemudian guru menjelaskan skenario atau jalannya cerita, aturan main, pemegang peran, membagi peran dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkoordinasi dan berlatih sesuai peran masing- masing. Secara umum peneliti berpendapat metode simulasi ini dikembangkan oleh guru PAI dengan keadaan yang sebenarnya atau berdasarkan kenyataan, dimana siswa menjadi waqif orang yang mewakafkan bendanya berupa karpet shalat sedangkan orang masjid menjadi nadzir yang menerima wakafnya. Simulasi ini dimulai dengan mendengarkan terlebih dahulu penjelasan secara singkat tentang topik atau materi yang akan dijadikan simulasi. Kemudian guru dan siswa bersama-sama menuju tempat praktik wakaf. Secara bergantian siswa berperan menjadi waqif orang yang mewakafkan karpet shalat dengan membacakan ikrar wakafnya kepada nadzir orang yang menerima benda yang diwakafkannya. Pada saat simulasi berlangsung guru hanya bertugas sebagai pengatur jalannya simulasi. Setelah simulasi selesai

Dokumen yang terkait

Penerapan Strategi Belajar Aktif (Active Learning Strategy) Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SD Islam Nurul Hidayah

2 9 100

Penggunaan Media Komputer Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

0 3 106

Penerapan Strategi Belajar Aktif (Active Learning Strategy) Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SD Islam Nurul Hidayah

0 3 100

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Bagi Siswa Melalui Metode Pembelajaran Active Learning Di Sma Negeri Jumapolo Tahu

0 2 17

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Bagi Siswa Melalui Metode Pembelajaran Active Learning Di Sma Negeri Jumapolo Tahu

0 4 18

IMPLEMENTASI METODE ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS V DI SD ISLAM AL-AZHAR 28 SOLOBARU.

0 1 21

IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN FIQH DI SMP AL-ISLAM SURAKARTA Implementasi Active Learning Dalam Pembelajaran Fiqh di SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011.

0 0 16

IMPLEMENTASI MODEL MENGAJAR 'ACTIVE LEARNING' DALAM PENGAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMU ISLAM AL-AZHAR 5 CIREBON : Penelitian Kualitatif terhadap Implementasi Model 'Active Learning' dalam Pengajaran PAI pada Kelas 2 SMU Islam AI-Azhar 5 Cirebo

1 3 52

PENGARUH IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA ISLAM SUDIRMAN 2 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 20062007

0 0 85

Implementasi pembelajaran aktif (Active Learning) dalam mata pelajaran pendidikan agama islam di Sma Negeri 1 Banjar Margo Kabupaten Tulang Bawang. - Raden Intan Repository

0 0 102