Metode Active Learning Strategi Active Learning

23 b Susunlah teka-teki silang sederhana, yang mencakup item-item sebanyak yang Anda dapat. Hitamkan kotak- kotak yang tidak Anda perlukan. c Buatlah contoh-contoh item-item silang, gunakan diantara macam-macam berikut ini: 1 Definisi pendek 2 Kategori yang sesuai dengan item 3 Contoh 4 Lawan kata d Bagikan teka-teki kepada peserta didik, baik secara individual maupun secara tim. e Tentukan batasan waktu. 30 4 Everyone is a Teacher Here Ini merupakan sebuah strategi yang mudah guna memperoleh partisipasi kelas yang besar dan tanggung jawab individu. Strategi ini memberikan kesempataa kepada setiap peserta didik untuk bertindak sebagai seorang “pengajar” terhadap peserta didik lain. Adapun prosedurlangkah-langkah dari everyone is a teacher here sebagai berikut: a Bagikan kartu indeks kepada peserta didik. Mintalah para peserta menulis sebuah pertanyaan yang mereka miliki tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari di dalam kelas atau topik khusus yang akan mereka diskusikan di kelas. b Kumpulkan kartu, kocok dan bagikan satu pada setiap siswa. Mintalah siswa membaca diam-diam pertanyaan atau topik pada kartu dan pikirkan satu jawaban. c Panggillah sukarelawan yang akan membaca dengan keras kartu yang mereka dapat dan memberi respon. d Setelah diberi respon, mintalah yang lain dalam kelas untuk menambahkan apa yang telah disumbang sukarelawan. 31 30 Mel Silberman, Active Learning 101 Cara ..., h. 246. 31 Mel Silberman, Active Learning 101 Cara ..., h. 171-172. 24 5 Video Critic Strategi video critic merupakan cara aktif untuk membuat peserta didik terlibat dalam menonton tayangan video. Hal ini dikarenakan dalam video critic ini peserta didik tidak hanya menonton tayangan video saja. Akan tetapi peserta didik juga diminta untuk mengkritisi atas apa yang baru saja diputar. Jadi dalam video critic ini siswa benar-benar dituntut untuk memperhatikan tayangan video. Adapun prosedurlangkah-langkah dari strategi video critic ini sebagai berikut: a Pilihlah video yang ingin anda pertunjukkan kepada peserta didik. b Katakan kepada peserta didik, sebelum menonton video itu, bahwa anda ingin agar mereka mengulas secara kritis video itu. Mintalah mereka untuk melihat beberapa faktor, yang meliputi: 1 realisme para aktor 2 relevansi 3 saat-saat yang tidak bisa dilupakan 4 organisasi isi 5 aplikabilitas terhadap kehidupan sehari-hari mereka 6 tayangkan video. c Laksanakan diskusi yang dapat anda sebut “pojok kritikus ”. d Lakukan jajak pendapat terhadap peserta didik dengan menggunakan semacam sistem yang diurutkan, seperti: 1 Satu sampai lima binatang 2 Setuju tidak setuju. 32 32 Mel Silberman, Active Learning 101 Cara ..., h. 124. 25

2. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA

a. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Pembelajaran adalah terjemahan dari “instruction”, yang banyak dipakai dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Istilah ini banyak dipengaruhi oleh aliran Psikologi Kognitif-holistik, yang menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan. 33 Menurut Hasibuan dan Moedjiono yang dikutip oleh Basyirudin Usman, memberikan definisi pembelajaran adalah penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan tersebut terdiri dari komponen- komponen yang saling mempengaruhi, antara lain: tujuan, guru, siswa, materi, jenis kegiatan yang dilakukan, sarana dan prasarana belajar-mengajar yang tersedia. 34 Sedangkan menurut Sa ’dun Akbar, “Pembelajaran adalah upaya fasilitasi yang dilakukan pendidik bagi peserta didik agar mereka dapat belajar sendiri dengan mudah ”. 35 Agar peserta didik dapat belajar dengan mudah, seorang pendidik perlu menempatkan unsur pembelajaran secara tepat. Unsur pembelajaran itu adalah: pelajar-peserta didik, pembelajar-guru, tujuan pembelajaran, penataan situasi pembelajaran-pengelolaan kelas, metode pembelajaran, penilaian proses dan hasil belajar. Menurut Muhammad Rahman dan Sofwan Amri, “Pembelajaran merupakan suatu sistem instruksional yang mengacu pada seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan. Selaku suatu sistem 33 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain ..., h. 27. 34 Basyirudin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, h. 20. 35 Sa’dun Akbar, Instrumen Perangkat Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013, h. 133. 26 pembelajaran meliputi suatu komponen, antara lain tujuan, bahan, peserta didik, guru, metode, situasi, dan evaluasi ”. 36 Jadi, dapat disimpulkan pembelajaran adalah suatu sistem instruksional yang saling berkaitan satu sama lain. Adapun sistem instruksional tersebut termuat di dalam perencanaan pembelajaran yang meliputi komponen pokok, yaitu komponen tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode, media dan sumber pembelajaran serta komponen evaluasi. Sedangkan faktor yang mempengaruhi sistem pembelajaran, yaitu guru, siswa, sarana dan prasarana. Dalam Kurikulum PAI dijelaskan bahwa pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, ajaran agama Islam dibarengi dengan tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa. 37 Menurut Zakiyah Daradjat yang dikutip oleh Abdul Majid, dkk pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. 38 Sedangkan Tayar Yusuf sebagaimana yang dikutip oleh Abdul Majid, dkk mengartikan pendidikan agama Islam sebagai usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan, keterampilan, kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia bertakwa kepada Allah SWT. 39 36 Muhammad Rahman dan Sofan Amri, Strategi dan Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran, Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2013, h. 31. 37 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006, Cet. 3, h. 130. 38 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam ..., h. 130. 39 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam ..., h. 130. 27 Dari berbagai pengertian diatas dapat peneliti simpulkan bahwa pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik kepada peserta didik untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama Islam sebagai pandangan hidup.

b. Tujuan dan Ruang Lingkup Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam di SMA Tujuan Pembelajaran pada hakikatnya adalah perubahan perilaku siswa baik perubahan perilaku dalam bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. 40 Pengembangan perilaku dalam bidang kognitif secara sederhana adalah pengembangan kemampuan intelektual siswa, misalnya kemampuan penambahan wawasan dan penambahan informasi agar pengetahuan siswa lebih baik. Pengembangan perilaku dalam bidang afektif adalah pengembangan sikap siswa baik pengembangan sikap dalam arti sempit maupun dalam arti luas. Dalam arti sempit adalah sikap siswa terhadap proses pembelajaran; sedangkan dalam arti luas adalah pengembangan sikap sesuai dengan norma-norma masyarakat. Pengembangan keterampilan, adalah pengembangan kemampuan motorik baik motorik kasar maupun motorik halus. Motorik kasar adalah keterampilan menggunakan otot, misalnya keterampilan menggunakan alat tertentu; sedangkan keterampilan motorik halus adalah keterampilan menggunakan potensi otak misalnya keterampilan memecahkan suatu persoalan. Pendidikan agama Islam di sekolahmadrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, 40 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain ..., h. 28. 28 ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 41 Dari tujuan tersebut dapat ditarik beberapa dimensi yang hendak ditingkatkan dan dituju oleh kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam, yaitu: 1 Dimensi keimanan peserta didik terhadap ajaran agama Islam; 2 Dimensi Dimensi pemahaman atau penalaran intelektual serta keilmuan peserta didik terhadap ajaran agama Islam; 3 Dimensi penghayatan atau pengalaman batin yang dirasakan peserta didik dalam menjalankan ajaran Islam; dan 4 Dimensi pengalamannya, dalam arti bagaimana ajaran Islam yang telah diimani, dipahami dan dihayati atau diinternalisasi oleh peserta didik itu mampu menumbuhkan motivasi dalam dirinya untuk menggerakkan, mengamalkan, dan menaati ajaran agama dan nilai-nilainya dalam kehidupan pribadi, sebagai manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt serta mengaktualisasikan dan merealisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 42 Rumusan tujuan PAI ini mengandung pengertian bahwa proses pendidikan agama Islam yang dilalui oleh peserta didik di sekolah dimulai dari tahapan kognisi, yakni pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam, untuk selanjutnya menuju ke tahapan afeksi, yakni terjadinya proses internalisasi ajaran dan nilai agama ke dalam diri siswa, dalam arti menghayati dan meyakininya. Tahapan afeksi ini terkait erat dengan kognisi, dalam arti penghayatan dan keyakinan siswa menjadi kokoh jika dilandasi oleh pengetahuan dan pemahamannya terhadap ajaran dan nilai agama Islam. Melalui tahapan afeksi tersebut diharapkan dapat tumbuh motivasi diri siswa dan tergerak untuk mengamalkan dan menaati ajaran Islam tahapan psikomotorik yang telah diinternalisasikan dalam 41 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain ..., h. 135. 42 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004, Cet. 3, h. 78.

Dokumen yang terkait

Penerapan Strategi Belajar Aktif (Active Learning Strategy) Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SD Islam Nurul Hidayah

2 9 100

Penggunaan Media Komputer Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

0 3 106

Penerapan Strategi Belajar Aktif (Active Learning Strategy) Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SD Islam Nurul Hidayah

0 3 100

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Bagi Siswa Melalui Metode Pembelajaran Active Learning Di Sma Negeri Jumapolo Tahu

0 2 17

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Bagi Siswa Melalui Metode Pembelajaran Active Learning Di Sma Negeri Jumapolo Tahu

0 4 18

IMPLEMENTASI METODE ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS V DI SD ISLAM AL-AZHAR 28 SOLOBARU.

0 1 21

IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN FIQH DI SMP AL-ISLAM SURAKARTA Implementasi Active Learning Dalam Pembelajaran Fiqh di SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011.

0 0 16

IMPLEMENTASI MODEL MENGAJAR 'ACTIVE LEARNING' DALAM PENGAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMU ISLAM AL-AZHAR 5 CIREBON : Penelitian Kualitatif terhadap Implementasi Model 'Active Learning' dalam Pengajaran PAI pada Kelas 2 SMU Islam AI-Azhar 5 Cirebo

1 3 52

PENGARUH IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA ISLAM SUDIRMAN 2 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 20062007

0 0 85

Implementasi pembelajaran aktif (Active Learning) dalam mata pelajaran pendidikan agama islam di Sma Negeri 1 Banjar Margo Kabupaten Tulang Bawang. - Raden Intan Repository

0 0 102