64
Pada Penerapan strategi active learning tersebut keaktifan dalam pembelajaran berpusat pada siswa, sehingga keaktifan siswa di dalam
kelas sangat diutamakan. Oleh karena itu berbagai upaya yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran perlu dioptimalkan guna mencapai
tujuan pembelajaran yang diinginkan. Dalam hal ini mengenai cara belajar yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran PAI dapat dilihat
dari hasil wawancara salah satu siswa kelas X, Bahy Helmi yang mengatakan bahwa:
“Pak Furqon cara belajarnya inovatif dengan menggunakan slide, diskusi, sharing, dan tanya jawab. Sudah menarik cara mengajarnya
sehingga membuat kami aktif dalam mengikuti pelajaran ”.
16
Kondisi yang sama juga diungkapkan oleh Farizal Mulyadi siswa kelas XI bahwa:
“Pak Rizka sudah cukup baik untuk mengajarkan kita dikelas. Dia juga selalu menyiapkan slide untuk presentasi, membuat kelompok
untuk berdiskusi kemudian dipresentasikan, dan mempraktikkan materi yang akan diajarkan seperti waktu itu contohnya materi
dakwah. Jadi, kita ditugaskan untuk berdakwah didepan teman- teman sekelas dan juga pada saat materi jenazah kita mulai
mempraktikkan
mulai dari
memandikan, mengkafani,
menshalatkan dan menguburkan ”.
17
Dengan penerapan strategi active learning tersebut menunjukkan bahwa keaktifan tidak hanya dari guru akan tetapi juga dari siswa,
sehingga ada keseimbangan antara guru dengan siswa. Hal tersebut senada juga diungkapkan oleh M. Rizka Fadillah siswa
Kelas XI bahwa: “Pak Rizka itu mengajarnya bukan ada guru dan ada murid tetapi
lebih kepada diskusi. Jadi, bukan selalu Pak Rizka yang memberikan materi ke siswanya, sebenarnya kita menambahkan
juga ketika dikelas dan caranya Pak Rizka itu pasti kita juga sudah mempunyai materi sendiri-sendiri yang berkaitan dengan materi
16
Hasil wawancara dengan Bahy Helmi salah satu siswa kelas X, Selasa, 20 Mei 2014.
17
Hasil wawancara dengan Farizal Mulyadi salah satu siswa kelas XI, Rabu, 21 Mei 2014.
65
yang diberi oleh Pak Rizka. Sehingga dengan cara itu membuat kelas m
enjadi aktif yang merujuk kepada pembelajaran”.
18
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan strategi active learning dalam pembelajaran PAI dibutuhkan keterlibatan secara
terpadu dan berkesinambungan antara guru dan murid secara aktif agar tercapai tujuan pembelajaran yang optimal.
b. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem pembelajaran. Semuanya tergantung pada tujuan yang ingin dicapai.
Sesuai standar isi, kurikulum yang berlaku untuk setiap satuan pendidikan adalah kurikulum berbasis kompetensi dan kurikulum 2013. Secara umum
tujuan pembelajaran yang dikembangkan di SMA Madania untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memahami, menghayati dan
mengamalkan nilai-nilai agama Islam. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh bapak Furqon bahwa:
“Tujuan pembelajaran PAI di Madania seperti halnya disekolah- sekolah lain secara umum, yakni mengharapkan anak-anak dimana
pun mereka berada memiliki kesadaran berketuhanan selalu menyertainya. Hal itu bisa dilihat dari prilaku keseharian mereka,
semangat beribadah mereka, gaya bersosialisasi mereka dan tentunya semua itu harus mencerminkan nilai-
nilai keislaman”.
19
Penerapan strategi active learning dalam pembelajaran PAI di SMA Madania meliputi tiga aspek tujuan, yakni sebagai berikut:
1 Di lihat dari segi kognitif tentu tergantung siswa dalam artian masing- masing siswa itu unik, memiliki tingkat pemahaman yang berbeda
terhadap pembelajaran PAI. 2 Di lihat dari segi afektif tentu apa yang telah dipelajari oleh siswa dapat
terwujud dalam kehidupan sehari-hari. 3 Di lihat dari segi psikomotor tentu berkaitan dengan praktik-praktik
yang berhubungan dengan ibadah.
20
18
Hasil wawancara engan Rizka Fadillah salah satu siswa kelas XI, Rabu, 21 Mei 2014.
19
Hasil wawancara dengan bapak Muchammad Furqon guru agama Islam kelas X, Bogor, 20 Mei 2014.
20
Hasil wawancara dengan bapak Rahmat Rizka guru agama Islam kelas XI, Bogor, 21 Mei 2014.
66
Pencapaian tujuan PAI di SMA Madania didukung melalui program pembiasaan yang diaplikasikan melalui kegiatan-kegiatan keagamaan yang
ada di sekolah. Adapun beberapa kegiatan keagamaan yang dilaksanakan oleh guru-guru agama Islam dan siswa SMA Madania yang sifatnya
mendukung, diaplikasikan dalam bentuk: a Kegiatan shalat sunnah Dhuha sebelum pembelajaran di kelas al-
Qur’an. b
Kegiatan shalat Dzuhur dan shalat Jum’at secara berjamaah di Multi Purpose Hall MPH sekolah Madania.
c Tadarus al- Qur’an di kelas al-Qur’an yang berlangsung selama 2 jam
pelajaran dengan durasi waktu satu jam pelajaran 40 menit, jadi setiap pembelajaran di kelas al-
Qur’an yang siswa jalani selama 80 menit. d Kajian keislamanforum diskusi dilaksanakan setiap hari Jumat pagi
menjelang siang, tepatnya pukul 10.30 WIB. Materi yang dibahas pada forum diskusi ini adalah tafsir al-Quran dan hadis-hadis nabi
Muhammad SAW. Pemateri di dalam forum ini adalah guru-guru agama Islam dan beberapa guru bidang studi lainnya yang bersedia
untuk menjadi pemateri.
e Penyembelihan hewan qurban di sekolah Madania dilakukan setiap peringatan „Idul Adha. Pelaksanaan kegiatan ini dikoordinir oleh
departemen agama Islam. Penyumbang qurban di sekolah Madania berasal dari orang tua wali, guru-guru, dan kelas-kelas yang
mengumpulkan uang untuk menyumbangkan hewan qurban.
21
c. IsiMateri Pembelajaran
Unit plan yang dibuat departemen agama Islam dibuat untuk dua pembelajaran, yaitu pembelajaran materi di kelas materi dan pembelajaran
al-Quran di kelas al-Quran. Materi yang diajarkan di kelas materi disesuaikan dengan kurikulum dari departemen Pendidikan Nasional
DIKNAS dengan beberapa tambahan yang perlu ditambahkan dan berkaitan dengan materi yang ada di dalam kurikulum DIKNAS. Materi
yang diajarkan di kelas al-Quran adalah materi tambahan di luar materi yang ada di dalam kurikulum DIKNAS. Materi ini diambil dari potongan-
potongan ayat al-Quran yang disepakati oleh guru-guru pengajar Pendidikan Agama Islam.
21
Hasil Observasi peneliti selama berada di SMA Madania Bogor .
67
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Pak Abdulloh, S.Ag bahwa: “Kurikulum yang digunakan di Madania secara formal adalah
kurikulum yang di pakai oleh DIKNAS yakni KTSP dan Kurikulum 2013. Untuk kelas IV SD, VII SMP dan X SMA menggunakan
kurikulum 2013. Selain itu juga sekolah Madania ada yang membuat kurikulum sendiri, biasanya dipertemuan kedua. Teman-teman guru
PAI menyebutnya dengan al-
Qur’an. Kajian dalam kurikulum al- Qur’an ini lebih kepada behaviour atau membentuk karakter”.
22
Hal senada juga diungkapkan oleh Pak Furqon, S.Ag bahwa: “Kurikulum yang diterapkan di Madania secara khusus untuk
pembelajaran pendidikan agama Islam masih mengacu kepada 2 model kurikulum yakni kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP
dan kurikulum 2013. Adapun yang menggunakan kurikulum 2013 karena ini tahun pertama hanya dilakukan di kelas IV SD, VII SMP
dan X SMA. Sedangkan yang lainnya masih menggunakan kurikulum yang dipakai oleh diknas yakni KTSP
”.
23
Materi pembelajaran pendidikan agama Islam diberikan 2 kali pertemuan dalam satu minggu. Siswa akan mendapatkan 1 kali
pembelajaran materi agama Islam dan 1 kali pembelajaran materi al- Qur’an
dengan waktu 2 jam pelajaran. Durasi 1 jam pelajaran yaitu 40 menit, jadi setiap pelajaran di kelas materi ataupun di kelas al-
Qur’an pembelajaran yang siswa jalani selama 80 menit. Maka dalam satu minggu siswa akan
mempelajari materi agama Islam sebanyak 160 menit.
d. Media Pembelajaran
Pembelajaran PAI di SMA Madania berlangsung di dalam dan di luar kelas. Pada pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas, guru mendesain
kelas sedemikian rupa sehingga memungkinkan siswa untuk bergerak secara aktif dan memungkinkan guru untuk memantau semua siswa tanpa
terkecuali. Untuk menjaga kedinamisan dalam kelas jumlah siswa ditiap- tiap kelas dibatasi tidak lebih dari 20 siswa.
22
Hasil wawancara dengan bapak Abdulloh koordinator guru agama Islam, Bogor, 21 Mei 2014.
23
Hasil wawancara dengan bapak Muchammad Furqon guru agama Islam kelas X, Bogor, 20 Mei 2014.
68
Selain berlangsung di dalam kelas proses pembelajaran PAI juga berlangsung di luar kelas. Tempat yang biasanya digunakan untuk belajar
biasanya di masjid dekat sekolah, ruang serba guna dan alam terbuka. Pembelajaran di luar kelas di terapkan agar siswa tidak merasa jenuh dengan
situasi yang ada dan juga disesuaikan dengan materi pembelajaran. Dalam setiap kelas di SMA Madania tersedia juga fasilitas seperti meja
dan kursi, AC, white board, display, projector, serta media lain yang mendukung berupa gambar, maupun audio-visual. Selain media
pembelajaran yang ada di kelas, dibutuhkan juga media belajar yang berisi informasi yang berhubungan dengan pelajaran. Media tersebut berupa buku-
buku, majalah, surat kabar, hasil karya siswa, perangkat komputer, internet dan lain sebagainya. Aspek ini penulis amati sudah tersedia di SMA
Madania. Pada pelajaran PAI misalnya berupa buku-buku PAI, ensiklopedi Islam, serta buku lain penunjang siswa ada dalam jumlah banyak tidak
hanya terdapat di perpustakaan sekolah tetapi juga di perpustakaan ruang agama Islam.
Penggunaan sarana Internet di SMA Madania tidak hanya sekedar karena mengikuti perkembangan zaman, tapi sarana internet digunakan
siswa untuk saling berkirim informasi. Guru juga dapat berkomunikasi antar guru atau dengan murid melalui intranet. Komunikasi ini tidak hanya dalam
bentuk teks, tetapi juga guru atau murid dapat mengirim data melalui jaringan ini dan dapat diakses selama 24 jam. Berbagai informasi pun sering
diberitahukan melalui intranet. Contohnya; pemberitahuan jadwal mengajar, jadwal kegiatan, perangkat pembelajaran, jadwal mengawas ujian, dan
berbagai informasi lainnya. Bagi murid, intranet biasanya digunakan untuk mengirim hasil dari tugas yang diberikan oleh guru. Intranet tak hanya
digunakan untuk saling berkirim informasi, tetapi guru juga dapat menyediakan materi pembelajaran bagi siswa. Karena di dalamnya terdapat
halaman e-learning. Pada halaman ini, terdapat materi-materi yang telah diajarkan oleh guru dan dapat diakses oleh murid yang diajarnya. Dalam
pelaksanaannya seorang guru dituntut untuk jeli dan kreatif memanfaatkan