Pengertian Strategi Active Learning

13 Menurut Hisyam Zaini yang dikutip oleh Isjoni, dkk, active learning adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. 11 Strategi active learning adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran, baik dalam bentuk interaksi antara peserta didik maupun peserta didik dengan guru dalam proses pembelajaran. 12 Di dalam jurnal ilmiah yang berjudul “What is Meant by Active Learning ” karya Ken Petress dikatakan bahwa: “Siswa aktif tidak sepenuhnya bergantung pada guru; pembelajaran aktif menjadikan siswa sebagai teman atau partner dalam proses pembelajaran. Siswa aktif biasanya menjadikan gurunya sebagai pemandu untuk proses pembelajarannya dan sebagai motivator ”. 13 Selain itu di dalam jurnal ilmiah yang berjudul “Strategies for Active Learning: an Alternative to Passive Learning ” karya Muhammad Asim Mahmood, Maria Tariq dan Saira Javed dikatakan bahwa: “Pembelajaran aktif adalah salah satu macam proses pembelajaran yang didalamnya siswa diajak dalam sebuah aktivitas yang terpadu dibanding menjadi penonton yang diam dan pasif ”. 14 Dalam active learning, cara belajar dengan mendengarkan saja akan cepat lupa, dengan mendengar dan melihat akan ingat sedikit, dengan mendengar, melihat dan mendiskusikan dengan siswa lain akan paham, dengan cara mendengar, melihat, diskusi, dan melakukan akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan, dengan mengajarkan kepada siswa lain akan menguasai. Active learning pertama diperkenalkan oleh seorang filosop kenamaan cina, Confucius, dia mengatakan: “Apa yang saya lihat, 11 Isjoni, dkk., Pembelajaran Visioner ..., h. 3. 12 Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan ..., h. 36. 13 Ken Petress, What is Meant by Active Learning, Scholarly Journal of Education, Vol. 128, 2008, h. 1-4. 14 Muhammad Asim Mahmood, dkk, Strategies for Active Learning: an Alternative to Passive Learning, Academic Research International, Vol. 1, Nov 2011, h. 1-6. 14 saya lupa, Apa yang saya lihat, saya ingat, Apa yang saya lakukan, saya paham ”. 15 Ketiga pernyataan sederhana ini menekankan pada pentingnya belajar aktif agar apa yang dipelajari dibangku sekolah tidak menjadi suatu hal yang sia-sia. Ungkapan diatas sekaligus menjawab permasalahan yang sering dihadapi dalam proses pembelajaran, yaitu tidak tuntasnya penguasaan anak didik terhadap materi pembelajaran. Dikarenakan guru mengajar di depan kelas sebagai subjek proses pembelajaran bukan siswa yang menjadi subjek yang seharusnya aktif di depan kelas. Mel Silberman telah memodifikasi pernyataan Confusius tersebut menjadi apa yang dia sebut paham active learning yaitu: Apa yang saya dengar, saya lupa Apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit Apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan atau diskusikan dengan beberapa teman, saya mulai paham Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan, dan lakukan, saya memperoleh pengetahuan dan keterampilan Apa yang saya ajarkan pada orang lain, saya menguasainya. 16 Berdasarkan hasil modifikasi dan penyempurnaan pernyataan Confucius di atas, dapat dipahami bahwa konsep active learning Mel Silberman menghendaki peran serta peserta didik yang tidak hanya mendengar, melainkan juga melihat supaya lebih paham walaupun sedikit, mendiskusikannya agar memahami atau mendalami, melakukannya agar memperoleh pengetahuan, dan mengajarkannya agar menguasainya. Ada beberapa alasan yang dikemukakan mengenai penyebab mengapa kebanyakan orang cenderung melupakan apa yang mereka dengar. Salah satu jawaban yang menarik adalah karena adanya perbedaan antara kecepatan berbicara guru dengan tingkat 15 Mel Silberman, Active Learning 101 Cara Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Yappendis, 2009, Cet. 6, h. 1. 16 Mel Silberman, Active Learning 101 Cara ..., h. 2. 15 kemampuan siswa mendengarkan apa yang disampaikan guru. “Kebanyakan guru berbicara sekitar 100-200 kata per-menit, sementara peserta didik hanya mampu mendengarkan 50-100 kata per menitnya, karena peserta didik mendengarkan pembicaraan guru sambil berfikir ”. 17 Penambahan visual pada proses pembelajaran dapat menaikkan ingatan dari 14 ke 38. 18 Dengan penambahan visual disamping auditori dalam pembelajaran kesan yang masuk dalam diri anak didik semakin kuat sehinggabertahan lama dibandingkan dengan hanya menggunakan audio pendengaran saja. Hal ini disebabkan karena fungsi sensasi perhatian yang dimiliki siswa saling menguatkan, apa yang di dengar dikuatkan oleh penglihatan visual, dan apa yang dilihat dikuatkan oleh pendengaran. Dalam arti kata pembelajaran seperti ini sudah diikuti oleh reinforcement yang sangat membantu bagi pemahaman anak didik terhadap materi pembelajaran. Untuk memproses informasi secara efektif, otak the brain membantu melaksanakan refleksi baik secara eksternal maupun internal. Jika kita mendiskusikan informasi dengan orang lain, dan jika kita diminta untuk mempertanyakannya, otak kita dapat melaksanakan tugas belajar dengan lebih baik. Strategi active learning merupakan strategi-strategi konkrit yang memungkinkan untuk diterapkan dalam pembelajaran. Jadi, strategi active learning adalah sebuah perencanaan untuk mencapai tujuan dengan cara apapun yang tidak akan membuat peserta didik jenuh berada di dalam kelas serta memberikan peranan aktif kepada seluruh peserta didik, dengan demikian guru pun senang karena strategi yang digunakan tidak monoton dan tidak berpusat pada guru itu saja. Selain itu juga peserta didik menggunakan seluruh kemampuan yang dimiliki, yaitu pikiran dan alat indera. Dengan 17 Mel Silberman, Active Learning 101 Cara ..., h. 2. 18 Mel Silberman, Active Learning 101 Cara ..., h. 3. 16 menggunakan wawasan yang luas siswa dapat menuangkan ide pokok ke dalam strategi pembelajaran aktif tersebut, sehingga siswa tidak jenuh dan bosan berada di dalam kelas.

b. Karakteristik Active Learning

Di dalam jurnal ilmiah yang berjudul “Active Learning: Creating Exciement in the Classroom, karya Charles C. Bonwell dikatakan bahwa: active learning menurut Bonwell memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut: 1 Menekankan pada proses pembelajaran, bukan pada penyampaian materi oleh guru melainkan pada pengembangan keterampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas. 2 Peserta didik tidak boleh pasif, tetapi harus aktif mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pembelajaran, dimana peserta didik harus mempraktikkan bahkan membuktikan teori yang dipelajari, tidak sekadar diketahui. 3 Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pembelajaran. Dalam hal ini peserta didik berhak menerima materi pelajaran yang dipandang selaras dengan pandangan hidupnya atau menolak materi pelajaran yang tidak sesuai dengan pandangan hidupnya. 4 Peserta didik lebih banyak dituntut berpikir kritis, menganalisis dan melakukan evaluasi daripada sekadar menerima teori dan menghafalnya. 5 Umpan balik dan proses dialektika yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran dikarenakan guru yang mengajarkan materi pembelajaran langsung mendapatkan feedback dari peserta didik yang aktif. 19 Di samping karakterististik di atas, secara umum suatu proses pembelajaran aktif memungkinkan diperolehnya beberapa hal. Pertama, interaksi yang timbul selama proses pembelajaran akan menumbuhkan positive interdependence, dimana konsolidasi pengetahuan yang dipelajari hanya dapat diperoleh secara bersama- sama melalui eksplorasi aktif dalam belajar. Kedua, setiap individu harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran, dan guru harus mendapatkan penilaian dari peserta didik sehingga terdapat individual 19 Charles C. Bonwell, Active Learning: Creating Excitement in the Classroom, Active Learning Workshop, May 2000, h. 3, www. Active-learning-site.com. 17 accountability. Ketiga, proses pembelajaran aktif memerlukan tingkat kerjasama yang tinggi sehingga akan memupuk social skills. 20

c. Prinsip-Prinsip Strategi Active Learning

Prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi pembelajaran cocok untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan. Setiap strategi memiliki kekhasan sendiri- sendiri. Begitu juga dengan strategi active learning, prinsip umum strategi active learning yang dikemukakan oleh Wina Sanjaya dalam bukunya Perencanaan dan Sistem Pembelajaran adalah sebagai berikut: 1 Berorientasi pada tujuan Dalam sistem pembelajaran tujuan merupakan komponen yang utama. Segala aktivitas guru dan siswa, mestilah diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Ini sangat penting, sebab pembelajaran adalah proses yang bertujuan. Oleh karenanya, efektivitas pengembangan pengalaman belajar ditentukan dari keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran. 2 Aktivitas Belajar bukanlah hanya sekadar menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah berbuat; memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, pengalaman belajar siswa harus dapat mendorong agar siswa beraktivitas melakukan sesuatu. 3 Individualitas Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu peserta didik. Oleh sebab itu, pengalaman belajar dirancang untuk setiap individu siswa. Walaupun kita mengajar pada sekelompok siswa, namun pada hakikatnya yang ingin kita capai adalah perubahan prilaku setiap siswa. 4 Integritas Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh pribadi peserta didik. Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, tetapi juga aspek afektif dan psikomotorik. Oleh karena itu, merancang pengalaman belajar siswa, harus dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa secara terintegrasi. 21 20 Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan ..., h. 37. 21 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2008, Cet. 4, h. 169-171. 18 Disamping itu, Bab IV Pasal 19 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 dikatakan bahwa “proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik ”. 22 Sesuai dengan isi peraturan pemerintah di atas, maka ada beberapa prinsip khusus dalam Active Learning yaitu 1 Interaktif Prinsip interaktif mengandung makna, bahwa mengajar bukan hanya menyampaikan pengetahuan dari guru ke siswa; akan tetapi mengajar dianggap sebagai proses mengatur lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Dengan demikian, pengalaman pembelajaran harus dapat mendorong agar siswa berinteraksi baik antara guru dan siswa, antara siswa dan siswa; maupun antara siswa dengan lingkungannya. 2 Inspiratif Proses pembelajaran adalah proses yang inspiratif, yang memungkinkan siswa untuk mencoba dan melakukan sesuatu. Berbagai informasi dan proses pemecahan masalah dalam pembelajaran bukan harga mati, yang bersifat mutlak, akan tetapi merupakan hipotesis yang merangsang siswa untuk berpengalaman mencoba dan mengujinya. 3 Menyenangkan Proses pembelajaran adalah proses yang dapat mengembangkan seluruh potensi siswa. Seluruh potensi itu hanya mungkin dapat berkembang manakala mereka terbebas dari rasa takut dan menegangkan. Oleh karena itu, perlu diupayakan agar proses pembelajaran merupakan proses yang menyenangkan enjoyful learning. Proses pembelajaran yang menyenangkan dapat dilakukan melalui pengelolaan pembelajaran yang hidup dan bervariasi, yakni dengan menggunakan pola dan model pembelajaran, media dan sumber belajar yang relevan serta gerakan-gerakan gur yang mampu membangkitkan motivasi belajar siswa. 22 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain ..., h. 172. 19 4 Menantang Proses pembelajaran adalah proses yang menantang siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir, yakni merangsang kerja otak secara maksimal. Kemampuan tersebut dapat ditumbuhkan dengan cara mengembangkan rasa ingin tahu peserta didik melalui kegiatan mencoba- coba, berpikir secara intuitif atau bereksplorasi. Apapun yang diberikan dan dilakukan guru harus dapat merangsang siswa untuk berpikir learning how to learn dan melakukan learning how to do. 5 Motivasi Motivasi adalah aspek yang sangat penting untuk membelajarkan siswa. Tanpa adanya motivasi tidak mungkin siswa memiliki kemauan untuk belajar. Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan siswa untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Dalam rangka membangkitkan motivasi, guru harus dapat menunjukkan pentingnya pengalaman dan materi belajar bagi kehidupan siswa, dengan demikian siswa akan belajar bukan hanya sekedar untuk memperoleh nilai atau pujian, akan tetapi didorong oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhannya. 23

d. Kelebihan dan Kelemahan Active Learning

1 Kelebihan Strategi Active Learning Diantara kelebihan strategi active learning tersebut adalah sebagai berikut: a Peserta didik dapat belajar dengan cara yang sangat menyenangkan sehingga materi sesulit apapun tidak sempat “mengernyitkan” kening mereka. b Aktivitas yang ditimbulkan dalam active learning dapat meningkatkan daya ingat peserta didik, karena gerakan dapat “mengikat”daya ingat pada memori jangka panjang. c Active learning dapat memotivasi peserta didik lebih maksimal sehingga dapat menghindarkan peserta didik dari sikap malas, mengantuk, melamun dan sebagainya. 24 23 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain ..., h. 172-174. 24 Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan ..., h. 58-59.

Dokumen yang terkait

Penerapan Strategi Belajar Aktif (Active Learning Strategy) Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SD Islam Nurul Hidayah

2 9 100

Penggunaan Media Komputer Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

0 3 106

Penerapan Strategi Belajar Aktif (Active Learning Strategy) Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SD Islam Nurul Hidayah

0 3 100

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Bagi Siswa Melalui Metode Pembelajaran Active Learning Di Sma Negeri Jumapolo Tahu

0 2 17

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Bagi Siswa Melalui Metode Pembelajaran Active Learning Di Sma Negeri Jumapolo Tahu

0 4 18

IMPLEMENTASI METODE ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS V DI SD ISLAM AL-AZHAR 28 SOLOBARU.

0 1 21

IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN FIQH DI SMP AL-ISLAM SURAKARTA Implementasi Active Learning Dalam Pembelajaran Fiqh di SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011.

0 0 16

IMPLEMENTASI MODEL MENGAJAR 'ACTIVE LEARNING' DALAM PENGAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMU ISLAM AL-AZHAR 5 CIREBON : Penelitian Kualitatif terhadap Implementasi Model 'Active Learning' dalam Pengajaran PAI pada Kelas 2 SMU Islam AI-Azhar 5 Cirebo

1 3 52

PENGARUH IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA ISLAM SUDIRMAN 2 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 20062007

0 0 85

Implementasi pembelajaran aktif (Active Learning) dalam mata pelajaran pendidikan agama islam di Sma Negeri 1 Banjar Margo Kabupaten Tulang Bawang. - Raden Intan Repository

0 0 102