Multi Organisme Lokal Semprot

64 padi organik non-sertifikasi tidak ada perbedaan yang signifikan dalam pembuatan dan penggunaan pupuk organik, karena tetap dipengaruhi ketersediaan bahan baku di daerah tersebut dan kemampuan individu petani. Berdasarkan pengamatan langsung di lokasi penelitian, secara umum petani dengan tingkat ekonomi relatif tinggi akan menggunakan pupuk organik lebih banyak dibanding petani dengan tingkat ekonomi rendah. Pada umumnya bahan-bahan yang diperlukan dalam proses pembuatan pupuk organik dapat dilihat di Tabel 14. Tabel 14. Bahan-Bahan yang Digunakan dalam Pembuatan Pupuk Organik untuk Kebutuhan Pupuk per Hektar per Musim No. Nama Bahan Satuan Harga per Satuan Rp Petani Padi Organik Tersertifikasi Petani Padi Organik Non-Sertifikasi Jumlah Nilai Rp Jumlah Nilai Rp 1. Kotoran Hewan Kw 30000 60 1.800.000 30 900.000 2. Hijauan Ton 50000 2 100.000 1 50.000 3. Serbuk Gergaji Kw 10000 25 250.000 10 100.000 4. MOL pupuk Liter 5000 40 200.000 20 100.000 5. Tenaga Kerja HOK 45000 2 90.000 1 45.000 Total 2.440.000 1.195.000 Berdasarkan Tabel 14 dapat dilihat bahwa pengeluaran petani padi organik tersertifikasi untuk pembuatan pupuk organik per hektar per musim tanam lebih besar bahkan mencapai dua kali lipat dibandingkan dengan pengeluaran yang sama oleh petani padi organik non-sertifikasi.

6.1.1.3. Multi Organisme Lokal Semprot

Akibat dari praktek teknik pertanian konvensional menjadikan lahan tanah pertanian khususnya sawah mengalami penurunan kesuburan tanah, karena penggunaan pupuk dan pestisida kimia tidak hanya membunuh organisme pengganggu seperti hama dan gulma tetapi juga organisme-organisme penting yang berperan dalam proses kesuburan lahan seperti cacing, mikro organisme lahan, dan sebagainya. Selanjutnya banyaknya organisme yang mati tersebut menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem lahan. Ketidakseimbangan ini 65 menjadikan lahan tersebut tergantung pada pupuk kimia untuk menyediakan nutrisi bagi tanaman. Selain itu akibat dari kebiasaan petani yang membakar sisa bagian tanaman setelah panen semakin lama menambah defisit zat-zat nutrisi tanaman di lahan, sehingga pupuk kimia yang diberikan setiap musim tanam cenderung terus meningkat dibanding sebelumnya. Kondisi ini menjadikan petani dalam kondisi ketergantungan terhadap pupuk kimia setiap musim tanamnya. Salah satu cara dalam metode SRI System of Rice Intensification untuk menjaga kesuburan lahan dan menambah nutrisi bagi tanaman adalah dengan menjaga keberadaan organisme-organisme tanah yang menguntungkan. Lahan pertanian yang memiliki banyak organisme yang menguntungkan akan menjaga kondisi lahan tetap subur, misalnya bakteri pengikat nitrogen akan meningkatkan ketersediaan unsur nitrogen yang berguna dalam pertumbuhan vegetatif tanaman serta bakteri yang mempercepat pembusukan bahan-bahan organik, dan sebagainya. Saat ini sebenarnya telah ada produk input pertanian yang berisi bibit mikro organisme tersebut. Produk-produk seperti ini telah banyak dikomersialkan dan diproduksi oleh beberapa badan usaha di Indonesia dan dijual di toko atau kios pertanian. Namun, adanya penekanan terhadap prinsip kemandirian petani dalam pelaksanaan praktek SRI di Kabupaten Tasikmalaya mikro organisme tersebut harus mampu diproduksi oleh petani sendiri secara mandiri. Melalui pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan pemerintah kabupaten Tasikmalaya petani diajarkan membuat MOL Mikro Organisme Lokal. MOL yang dihasilkan petani sebagian besar dibuat dari bahan-bahan yang berasal limbah rumah tangga petani dan bahan-bahan lain yang ada disekitar tempat tinggal petani, sehingga besarnya pengeluaran yang dikeluarkan banyak yang dikonversi ke biaya tenaga kerja yang dibutuhkan. Pada Tabel 15 dapat dilihat bahan-bahan yang pada umumnya digunakan petani dalam pembuatan MOL. 66 Tabel 15. Bahan - Bahan yang Digunakan dalam Pembuatan MOL Mikro Organisme Lokal untuk Kebutuhan Pupuk per Hektar per Musim No. Nama Bahan Satuan Harga per Satuan Rp Petani Padi Organik Tersertifikasi Petani Padi Organik Non- Sertifikasi Jumlah Nilai Rp Jumlah Nilai Rp 1. Limbah sayuran dan buah segar Kg 500 6 3.000 3 1.500 2. Garam Kg 2.000 2 4.000 2 4.000 3. Gula merah Kg 10.000 4 40.000 2 20.000 4. Keong mas Kg 500 2 1.000 2 1.000 5. Air beras Taji Liter 200 5 1.000 2 400 6. Tenaga Kerja HOK 45.000 1 45.000 0,5 22.500 Total 94.000 49.400 Tabel 15 menunjukan pengeluaran petani padi organik untuk pembuatan MOL semprot lebih besar dibandingkan pengeluaran sejenis oleh petani padi organik non-sertifikasi. Dimana hasil pembuatan MOL tersebut petani padi organik tersertifikasi menghasilkan 10 liter MOL, sedangkan petani padi organik non-sertifikasi menghasilkan 5 liter MOL. MOL ini akan digunakan oleh petani padi organik untuk menyemprot tanaman padinya dengan tujuan meningkatkan jumlah mikro organisme tanah yang menguntungkan, sehingga kesuburan tanah tetap terjaga.

6.1.1.4. Pestisida Organik