62
Tabel 13. Rata-Rata Penggunaan Input Usahatani Padi Organik Petani Padi
Organik Tersertifikasi dan Non-Sertifikasi per Hektar per Tahun
No Komponen
Input Harga per
Satuan Rp
Petani Padi Tersertifikasi
Petani Padi Non- sertifikasi
Jumlah Nilai Rp
Jumlah NilaiRp
1. Benih Kg
6000 45
270.000 60
360.000 2.
Pupuk Organik 7.421.475
3.584.937,5 3.
MOL Semprot Liter
10000 30
300.000 15
15.000 4.
Pestisida Nabati Liter
10000 72
720.000 33
330.000
6.1.1.1. Benih
Benih padi yang digunakan dalam budidaya padi organik pertama kali disediakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Tasikmalaya melalui Gapoktan
Simpatik. Adapun varietas yang padi yang paling banyak dikembangkan oleh petani di daerah ini dalah Varietas Sintanur dan Ciherang. Padi varietas ini akan
menghasilkan beras yang masuk ke dalam kelompok beras dengan kualitas medium. Selain itu benih padi dapat dibeli juga oleh petani di UPTD benih yang
ada di Kabupaten Tasikmalaya. Petani padi organik juga memanfaatkan sebagian dari hasil panen mereka untuk dijadikan benih untuk ditanam pada musim tanam
berikutnya. Petani padi organik tersertifikasi cenderung lebih sedikit dibanding petani
padi organik non-sertifikasi dalam menggunakan benih padi. Hal ini disebabkan petani padi organik tersertifikasi lebih baik menerapkan metode SRI System of
Rice Intensification yang menganjurkan penanaman bibit muda dan tunggal
dalam satu lubang tanam, sehingga kebutuhan benih lebih sedikit dibanding dengan petani padi organik non-sertifikasi. Kebutuhan benih per hektar per musim
pada petani padi organik non-sertifikasi sebesar 20 kg, dan 60 kg per tahun terdapat tiga musim tanam per tahun. Sedangkan untuk petani padi organik
tersertifikasi membutuhkan benih padi untuk kebutuhan per hektar per musim sebesar 15 kg, dan untuk per tahun terdapat tiga musim tanam per tahun sebesar
45 kg.
63
6.1.1.2. Pupuk Organik
Salah satu aspek penting lain dalam budidaya padi organik adalah pemenuhan nutrisi tanaman yaitu melalui pupuk yang tentunya organik. Sadar
akan pentingnya aspek ketersediaan pupuk dalam keberlanjutkan usahatani padi organik di Kabupaten Tasikmalaya, maka petani padi organik diarahkan untuk
mampu secara mandiri memproduksi pupuk organik. Melalui pelatihan SL PET Sekolah Lapang Pembelajaran Ekologi Tanah dan SL SRI Sekolah Lapang
System of Rice Intensification petani mendapatkan keterampilan dan kemampuan
untuk membuat pupuk organik sendiri. Pembuatan pupuk organik biasanya dibuat secara berkelompok yaitu
melalui kelompok tani. Kelompok tani melalui pengurusnya mengkoordinasi anggotanya membuat pupuk di saung pupuk organik yang sebagian besar dimiliki
oleh setiap kelompok tani padi organik di Kabupaten Tasikmalaya. Adapun bahan dan biaya yang diperlukan dalam proses pembuatan pupuk organik ditanggung
bersama antar anggota berdasarkan jumlah kebutuhan pupuk organik dari masing- masing anggota.
Proses pembuatan pupuk organik secara umum terdiri dari tiga tahap yaitu dimulai dari pencarian bahan dan penghancuran bahan-bahan utama pupuk
organik seperti pupuk kandang, hijauanjerami, serbuk gegaji, dan MOL Mikro Organisme Lokal. Kemudian penyusunan bahan-bahan organik secara berlapis-
lapis dengan disemprotkan MOL pada setiap lapisan, tujuannya untuk mempercepat pengkomposan. Tahap terakhir adalah penutupan lapisan-lapisan
pupuk organik dengan plastik atau terpal yang kedap air dan udara, tujuanya adalah meningkakan metabolisme anaerob tanpat oksigen oleh mikroba pengurai
yang ada di MOL. Dalam jangka kurang lebih satu bulan pupuk organik telah siap digunakan.
Pupuk organik yang dihasilkan oleh masing-masing petani ataupun kelompok tani secara umum tidak sama, tergantung pada daerah dimana petani
tinggal. Hal ini disebabkan oleh pencarian bahan-bahan pembuatan pupuk organik memang diarahkan pada ketersediaan sumber bahan baku pupuk organik yang
tersedia di daerah tersebut, namun tetap harus memperhatikan kebutuhan bahan- bahan nutrisi bagi tanaman. Antara petani padi organik tersertifikasi dan petani
64
padi organik non-sertifikasi tidak ada perbedaan yang signifikan dalam pembuatan dan penggunaan pupuk organik, karena tetap dipengaruhi ketersediaan bahan baku
di daerah tersebut dan kemampuan individu petani. Berdasarkan pengamatan langsung di lokasi penelitian, secara umum petani dengan tingkat ekonomi relatif
tinggi akan menggunakan pupuk organik lebih banyak dibanding petani dengan tingkat ekonomi rendah. Pada umumnya bahan-bahan yang diperlukan dalam
proses pembuatan pupuk organik dapat dilihat di Tabel 14.
Tabel 14.
Bahan-Bahan yang Digunakan dalam Pembuatan Pupuk Organik untuk Kebutuhan Pupuk per Hektar per Musim
No. Nama
Bahan Satuan
Harga per
Satuan Rp
Petani Padi Organik Tersertifikasi
Petani Padi Organik Non-Sertifikasi
Jumlah Nilai Rp
Jumlah Nilai Rp
1.
Kotoran Hewan
Kw 30000
60 1.800.000
30 900.000
2.
Hijauan Ton
50000 2
100.000
1 50.000
3.
Serbuk Gergaji
Kw 10000
25 250.000
10 100.000
4.
MOL pupuk
Liter 5000
40 200.000
20 100.000
5.
Tenaga Kerja
HOK 45000
2 90.000
1 45.000
Total 2.440.000
1.195.000
Berdasarkan Tabel 14 dapat dilihat bahwa pengeluaran petani padi organik tersertifikasi untuk pembuatan pupuk organik per hektar per musim tanam lebih
besar bahkan mencapai dua kali lipat dibandingkan dengan pengeluaran yang sama oleh petani padi organik non-sertifikasi.
6.1.1.3. Multi Organisme Lokal Semprot