Praktek Pembelian dan Penjualan di Tingkat Gapoktan Simpatik Praktek Pembelian dan Penjualan di Tingkat Eksportir

109

7.4. Perilaku Pasar

Perilaku pasar merupakan sebagai suatu pola atau tingkah laku dari lembaga-lembaga tataniaga yang menyesuaikan dengan struktur pasar dimana lembaga-lembaga tersebut melakukan aktivitas penjualan dan pembelian serta penentuan keputusan-keputusan dalam menghadapi struktur pasar tersebut. Selain itu, struktur pasar juga diartikan sebagai strategi produksi dan konsumsi dari lembaga tataniaga dalam struktur pasar tertentu yang meliputi aktivitas pembelian, pejualan, penentuan harga serta kerjasama lembaga tataniaga. Para pelaku tataniaga perlu mengetahui perilaku pasar sehingga mampu merencanakan kegiatan tataniaga secara efisien dan terkoordinasi. 7.4.1. Praktek Pembelian dan Penjualan 7.4.1.1. Praktek Pembelian dan Penjualan di Tingkat Petani Petani padi organik tersertifikasi menjual gabah hasil panen mereka kepada Gapoktan Simpatik, tengkulak non-organik, dan pabrik beras melalui jasa makelar. Jumlah rata-rata hasil panen padi organik tersertifikasi per hektar per tahun dengan tiga musim tanam sebesar 120.740 kg GKG Gabah Kering Giling. Dari jumlah tersebut 70 persennya atau 84.518 kg GKG di jual, sedangkan sisanya dikonsumsi atau sebagai persediaan. Sementara itu petani padi organik non-sertifikasi menjual gabah hasil panen mereka kepada tengkulak I organik, dan tengkulak II non-organik. Jumlah rata-rata panen padi organik non-sertifikasi per hektar per tahun dalam tiga musim taman sebesar 110.450 kg GKG. Gabah hasil panen petani padi organik baik padi organik tersertifikasi maupun padi organik non-sertifikasi yang dijual, sebagian besar dibeli di lahan sawah setelah padi dipanen dan sebagian dibeli ditempat tinggal petani setelah dikeringkan. Hal ini menjadikan petani tidak menanggung biaya pengangkutan gabah tersebut, namun ditanggung oleh pembeli.

7.4.1.2. Praktek Pembelian dan Penjualan di Tingkat Gapoktan Simpatik

Serupa dengan praktek penjualan gabah hasil panen petani padi organik, praktek pembelian yang dilakukan oleh Gapoktan Simpatik melalui ICS Internal Control System adalah dengan mendatangi langsung lahan sawah petani. Jumlah gabah hasil panen responden petani padi organik tersertifikasi yang dijual kepada 110 Gapoktan Simpatik sebesar 67.614,4 kg GKG 80 persen. Sedangkan, Gapoktan Simpatik melakukan praktek penjualan beras organik tersertifikasi kepada eksportir PT Bloom Agro, pedagang pengecer atau retail dan konsumen. Penjualan beras organik Gapoktan Simpatik kepada eksportir PT Bloom Agro sebesar 30.765 kg 70 persen, 8.790 kg 20 persen kepada retail atau pengecer, dan 10 persen 4.395 kg langsung ke konsumen. Praktek penjualan beras organik kepada eksportir PT Bloom Agro menggunakan kontrak pembelian yang dibuat setiap satu tahun sekali. Gapoktan Simpatik mendapatkan uang muka sebesar 40 persen dari total nilai pembayaran, dimana sisanya dibayar ketika beras organik yang dipesan sebelumnya telah tersedia. Sedangkan praktek penjualan beras organik kepada pedagang pengecer atau retail dan kepada konsumen menggunakan sistem pembayaran tunai. Seluruh praktek penjualan Gapoktan Simpatik tidak menanggung biaya pengangkutan, sehingga pihak pembelilah yang menangung biaya tersebut.

7.4.1.3. Praktek Pembelian dan Penjualan di Tingkat Eksportir

Praktek pembelian beras organik dari Gapoktan Simpatik telah dijelaskan pada praktek penjualan Gapoktan Simpatik kepada eksportir PT Bloom Agro. Sedangkan praktek penjualan beras organik untuk diekspor membutuhkan beberapa tahapan dan kelompok biaya. Tahapan dimulai dengan pengangkutan beras organik dari gudang Gapoktan Simpatik yang berada di Kabupaten Tasikmalaya menuju ke Pelabuhan Tanjung Priok yang berada di Jakarta. Pada tahapan ini eksportir harus mengeluarkan dua biaya yang meliputi biaya pengangkutan tentunya dan biaya pengawalan pengangkutan produk organik yang merupakan salah satu persyaratan sertifikasi ekspor produk organik. Tahap selanjutnya adalah proses pergudangan dan karantina yang bertujuan untuk pengecekan terhadap produk pertanian yang akan diekspor dari Indonesia serta untuk menunggu proses bongkar muat barang ke kapal. Praktek penjualan beras organik untuk diekspor menggunakan sistem FoB Free on Board artinya pihak eksportir hanya bertanggung jawab sampai barang berada di atas kapal. Sistem pembayaran antara eksportir dan pembeli dari luar negeri menggunakan sistem LC Letter of Credit. 111

7.4.1.4. Praktek Pembelian dan Penjualan di Tingkat Pabrik Beras