123
7.5.2. Analisis Farmer’s Share
Analisis farmer’s share merupakan perbandingan antara harga yang
diterima oleh petani dengan harga yang dibayar oleh konsumen akhir. Analisis farmer’s share digunakan sebagai salah satu indikator untuk menentukan efisiensi
operasional sistem tataniaga suatu produk atau komoditas. Biasanya analisis farmer’s share dinyatakan dalam bentuk persentase. Analisis farmer’s share
berkebalikan dengan marjin tataniaga dalam besarnya nilai. Semakin tinggi marjin tataniaga suatu produk atau komoditi berarti bagian yang diterima petani semakin
rendah, sedangkan jika farmer’s share memiliki nilai tinggi artinya semakin besar
bagian yang diterima oleh petani. Adapun besarnya farmer’s share yang diterima
petani padi organik pada sistem tataniaga beras organik tersertifikasi maupun non- sertifikasi di setiap saluran tataniaga kecuali Saluran V dan Saluran VI pada
sistem tataniaga beras organik tersertifikasi dan Saluran I pada sistem tataniaga beras non-organik dapat dilihat pada Tabel 30.
Tabel 30.
Farmer’s share pada Setiap Saluran Tataniaga Beras Organik di Kabupaten Tasikmalaya
Saluran Pemasaran
Harga di Tingkat Petani Rpkg
Harga di Tingkat Konsumen Rpkg
Farmer’s share
Tataniaga Beras Organik Tersertifikasi Saluran I
3.900 68.000
6 Saluran II
3.900 17.000
23 Saluran III
3.900 19.000
21 Saluran IV
3.900 11.000
35 Tataniaga Beras Organik Non-Sertifikasi
Saluran II 3.350
12.000 28
Berdasarkan Tabel 30, dapat diketahui bahwa saluran IV menghasilkan farmer’s share terbesar sehingga memberikan bagian paling besar yang diterima
petani padi organik di Kabupaten Tasikmalaya yaitu sebesar 35 persen. Hal ini disebabkan oleh saluran IV memberikan marjin tataniaga terkecil, sebagai akibat
dengan rantai tataniaga yang paling pendek yaitu hanya terdapat Gapoktan Simpatik pada saluran ini. Sedangkan
farmer’s share terkecil yang diterima oleh petani padi organik di Kabupaten Tasikmalaya berada pada saluran I yaitu sebesar
124
6 persen. Padahal pada saluran I ini, harga konsumen yang dijadikan patokan pada analisis
farmer’s share merupakan harga pada tingkat pedagang ekspor yang menjual beras organik kepada pedagang lain dengan sistem FoB Free on Board,
artinya harga konsumen sebenarnya lebih tinggi sehingga dalam perhitungan farmer
’s share lebih kecil jika menggunakan harga konsumen akhir di negara tujuan produk. Sedangkan
farmer’s share pada saluran II sistem tataniaga beras organik non-sertifikasi sebesar 28 persen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
berdasarkan dari bagian yang diterima oleh petani padi organik di Kabupaten Tasikmalaya, maka secara operasional saluran IV pada tataniaga beras organik
tersertifikasi adalah yang paling efisien. Besarnya nilai 35 persen yang merupakan nilai
farmer’s share tertinggi dibandingkan dengan besarnya farmer’s share pada saluran lainnya, memiliki arti bahwa setiap Rp 1,00 yang dibayarkan oleh
konsumen.
7.5.3. Analisis Rasio Keuntungan dan Biaya