Perumusan Masalah Analisis usahatani dan sistem tataniaga beras organik di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

8 terutama masalah terbesarnya adalah ketergantungan petani terhadap pupuk yang harganya semakin meningkat. Keberhasilan Gapoktan Simpatik dan PT Bloom Agro yang berhasil membuka jalur tataniaga ekspor beras organik yang berasal dari hasil panen petani padi organik di Kabupaten Tasikmalaya ke Amerika Serikat, menjadi sebuah prestasi besar bagi pertanian Indonesia. Prestasi tersebut merupakan sebuah prestasi besar bagi Indonesia, mengingat Indonesia pernah menjadi negara importir beras terbesar di dunia. Selain itu dari prestasi ini terbuka peluang besar, khususnya bagi petani padi organik di Kabupaten Tasikmalaya disamping dapat meningkatkan ekonomi tetapi juga berpotensi menjadikan Kabupaten Tasikmalaya sebagai sentra utama beras organik di Indonesia. Selanjutnya bagi bangsa Indonesia prestasi ini menjadi kesempatan untuk memposisikan Indonesia sebagai eksportir utama beras organik di dunia, sehingga menjadi sumber devisa yang potensial. Dengan demikian upaya peningkatan efektivitas dan efisiensi usahatani dan penataan sistem tataniaga beras organik menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan.

1.2. Perumusan Masalah

Keberhasilan kerjasama Gapokan Simpatik dan PT Bloom Agro dalam mengekspor beras organik yang berasal dari petani padi organik di Kabupaten Tasikmalaya perlu ditingkatkan baik segi volume ataupun kualitas beras organik tersebut. Namun, dalam upaya peningkatan tersebut terdapat masalah yang berpotensi menghambat upaya tersebut. Petani padi organik anggota Gapoktan Simpatik saat ini belum semuanya mendapatkan sertifikasi lahan dan budidaya organik dari IMO dan Sucofindo. Saat ini terdapat 5.616 petani anggota Gapoktan Simpatik yang terdiri dari petani pemilik, petani penggarap, dan buruh tani dengan luas lahan padi organik 5074 hektar dari jumlah tersebut hanya 40 atau 2050,96 hektar dan 27 atau 1.499 orang petani yang telah memperoleh sertifikasi budidaya dan lahan organik Lampiran 4. Hal ini disebabkan oleh adanya keterbatasan kemampuan terutama finansial dari Pemerintah Daerah Kabupaten Tasikmalaya dan PT Bloom Agro yang selama ini berperan besar mendukung pengembangan padi organik di Kabupaten Tasikmalaya. 9 Berdasarkan wawancara pada survei pendahuluan penelitian pada April 2010, didapatkan informasi dari Ketua Gapoktan Simpatik bahwa akibat perbedaan status tersebut terjadi pula perbedaan jalur tataniaga antara beras organik tersertifikasi dan beras organik non-sertifikasi. Perbedaan ini terjadi karena Gapoktan Simpatik sebagai organisasi petani padi organik di Kabupaten Tasikmalaya hanya menampung atau membeli gabah hasil panen petani padi organik tersertifikasi, sehingga terjadi perbedaan harga beli antara gabah organik tersertifikasi dengan gabah organik non-sertifikasi. Perbedaan harga tersebut dikhawatirkan akan menghambat upaya peningkatan produksi padi organik karena petani padi organik non-sertifikasi diduga akan mengurangi input-input usahatani padi organik sebagai upaya menurunkan besarnya biaya usahatani yang disesuaikan dengan pendapatan usahatani yang didapat. Untuk itu perlu adanya kajian mengenai analisis usahatani padi organik tersetifikasi maupun usahatani padi organik non-sertifikasi serta analisis sistem tataniaga beras organik petani yang tersertifikasi dan yang non- sertifikasi di Kabupaten Tasikmalaya. Diharapkan hasil kajian tersebut mampu memberikan gambaran kondisi usahatani yang ada di tingkat petani dan jalur tataniaga beras organik di Kabupaten Tasikmalaya, sehingga menjadi bahan rekomendasi solusi atas permasalahan tersebut. Berdasarkan uraian diatas permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut : 1 Bagaimana perbedaan tingkat pendapatan usahatani serta efisiensi biaya usahatani antara usahatani padi organik non-sertifikasi dengan usahatani padi organik tersertifikasi? 2 Bagaimana saluran, lembaga, fungsi, struktur dan perilaku pasar tataniaga beras organik di Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat? 3 Bagaimana efisiensi tataniaga beras organik pada setiap saluran tataniaga di Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat dengan pendekatan marjin tataniaga, farmer’s share, serta rasio keuntungan dan biaya? 4 Bagaimana keterkaitan antara subsistem off-farm dengan subsistem on-farm pada agribisnis beras organik di Kabupaten Tasikmalaya? 10

1.3. Tujuan