Konsep Saluran Tataniaga Konsep Lembaga dan Fungsi Tataniaga

33

3.1.6. Konsep Saluran Tataniaga

Limbong dan Sitorus 1987 berpendapat bahwa saluran pemasaran dapat dicirikan dengan memperhatikan banyaknya tingkat saluran. Panjangnya saluran tataniaga akan ditentukan oleh banyaknya tingkat perantara yang dilalui oleh suatu barang dan jasa. Pada Gambar 1 ditunjukan beberapa saluran tataniaga yang panjangnya berbeda-beda. Saluran nol tingkat zero level channel atau dinamakan juga sebagai saluran tataniaga langsung, adalah saluran yang memperlihatkan produsen atau pabrikan secara langsung menjual produknya kepada konsumen. Gambar 2. Contoh Saluran Tataniaga dengan Beberapa Tingkat Saluran satu tingkat one level channel, adalah saluran yang menggunakan perantara. Dalam pasar konsumsi, perantara ini adalah pengecer sedangkan dalam industrial perantara tersebut adalah agen penjualan atau pialang. Pada saluran dua tingkat two level channel mencakup dua perantara. Dalam pasar konsumsi mereka ini adalah grosir dan pengecer, sedangkan dalam pasar industrial perantara tersebut adalah distributor dan dealer industrial. Pada saluran tiga tingkat three level channel didapati tiga perantara. Dalam hal ini, selain grosir dan pengecer ditemui pedagang pemborong atau jobber. Pemborong tersebut membeli barang dari pedagang grosir dan menjualnya Konsumen Pengecer Produsen Produsen Jobber Grosir Produsen Pengecer Pengecer Konsumen Konsumen Konsumen Grosir Produsen 34 ke pedagang pengecer, yang pada umumnya tidak dapat dilayani oleh pedagang grosir.

3.1.7. Konsep Lembaga dan Fungsi Tataniaga

Setiap saluran tataniaga dalam proses berjalannya, terdapat berbagai pelaku ekonomi yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung, keterlibatan ini dilakukan dengan melaksanakan fungsi-fungsi tataniaga. Menurut Hanafiah dan Saefudin 2006, lembaga tataniaga adalah badan-badan yang menyelenggarakan kegiatan atau fungsi tataniaga dimana barang-barang dari pihak produsen sampai pihak konsumen. Sehingga dapat dikatakan bahwa semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan fungsi tataniaga adalah termasuk dalam bagian lembaga tataniaga, baik itu bentuknya kelompok ataupun perorangan. Menurut Sudiyono 2001, lembaga pemasaran adalah badan usaha atau individu yang menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa dan komoditi dari produsen kepada konsumen akhir serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu lainnya. Lembaga pemasaran ini adalah lembaga yang akan menjalankan fungsi-fungsi pemasaran, serta memenuhi keinginan konsumen semaksimal mungkin. Aliran produk pertanian dari produsen ke konsumen akhir disertai peningkatan nilai guna komoditi-komoditi pertanian akan ada apabila lembaga pemasaran ini menjalankan fungsi-fungsi pemasarannya. Menurut Kohls dan Uhl 2002, fungsi tataniaga dikelompokkan menjadi 3 fungsi utama yaitu : 1 Fungsi Pertukaran, meliputi : a Fungsi Pembelian Sebagian besar adalah pencarian sumber persediaan bahan baku, perakitan produk serta segala aktifitas yang berhubungan dengan pembelian. b Fungsi Penjualan Produk Segala sesuatu yang berhubungan dengan penjualan termasuk pengiklanan dan penciptaan tehadap permintaan produk. 2 Fungsi Fisik, meliputi : a Fungsi Penyimpanan 35 Fokus utama pada membuat kondisi barang tetap baik sampai waktu yang diinginkan. b Fungsi Pengangkutan Fokus utama pada menjadikan barang berada pada tempat yang tepat. c Fungsi Pengolahan Produk Segala sesuatu yang berhubungan pada aktifitas manufaktur yang merubah bahan mentah menjadi produk yang diinginkan. d Fungsi Fasilitas Berperan dalam memudahkan terjadinya fungsi pertukaran dan fungsi fisik. e Fungsi Standardisasi Keseragaman ukuran dalam penentuan dan perawatan produk. Ukuran termasuk dalam kuantitas maupun kualitas. 3 Fungsi Pelancar, meliputi : a Fungsi Permodalan Melibatkan penggunaan uang untuk melakukan berbagai aspek dalam tataniaga. b Fungsi Penanggungan Risiko Penerimaan kemungkinan kerugian dalam pemasaran produk. c Fungsi informasi pasar. Pekerjaan dalam mengkumpulkan, menginterpretasikan, dan memilah variasi data penting dalam pelaksanaan proses pemasaran. Proses menyampaikan suatu barang atau jasa terlibat beberapa badan mulai dari produsen, lembaga-lembaga perantara, dan konsumen. Hal ini disebabkan jarak antara produsen yang menghasilkan barang atau jasa sering berjauhan dengan konsumen, maka fungsi badan perantara sangat diharapkan kehadirannya untuk menggerakkan barang-barang dan jasa-jasa tersebut dari titik produsen ke titik konsumsi. Lembaga-lembaga ini bisa dalam bentuk perseorangan, perserikatan, maupun perseroan yang akan melakukan fungsi- fungsi tataniaga, baik fungsi pertukaran, fungsi fisik maupun fungsi fasilitas. Penggolongan lembaga tataniaga menurut Limbong dan Sitorus 1987, 36 didasarkan pada fungsi, penguasaan terhadap suatu barang, kedudukan dalam suatu pasar serta berdasarkan bentuk usahanya, yaitu : 1 Penggolongan lembaga tataniaga berdasarkan fungsi yang dilakukan, yaitu:  Lembaga tataniaga yang melakukan kegiatan pertukaran, seperti pengecer, grosir, dan lembaga perantara lainnya.  Lembaga tataniaga yang melakukan kegiatan fisik, seperti badan pengangkutantransportasi, pengolahan, dan penyimpanan.  Lembaga tataniaga yang menyediakan fasilitas-fasilitas tataniaga, seperti informasi pasar dan kredit desa. Lembaga ini dapat berupa KUD Kantor Unit Desa, Bank Unit Desa, dan yang lainnya. 2 Penggolongan lembaga tataniaga berdasarkan penguasaan terhadap suatu barang, yaitu:  Lembaga tataniaga yang menguasai dan memiliki barang yang dipasarkan, seperti pedagang pengecer, grosir, pedagang pengumpul, dan tengkulak.  Lembaga tataniaga yang menguasai tetapi tidak memiliki barang yang dipasarkan, seperti agen, makelar, dan lembaga pelelangan.  Lembaga tataniaga yang tidak menguasai dan tidak memiliki barang yang dipasarkan, seperti lembaga pengangkutan, pengolahan, dan perkreditan. 3 Penggolongan tataniaga berdasarkan kedudukannya dalam suatu pasar, yaitu:  Lembaga tataniaga bersaing sempurna, seperti pengecer beras dan pengecer rokok.  Lembaga tataniaga monopolistis, seperti pedagang bibit dan pedagang benih.  Lembaga tataniaga oligopolis, seperti importir cengkeh dan perusahaan semen.  Lembaga tataniaga monopolis, seperti perusahaan kereta api serta perusahaan pos dan giro. 4 Penggolongan lembaga tataniaga juga dilakukan berdasarkan bentuk usahanya, yaitu: 37  Berbadan hukum, seperti perseroan terbatas, firma, dan koperasi.  Tidak berbadan hukum, seperti perusahaan perseorangan, pedagang pengecer, dan tengkulak. Selain melakukan pemindahan barang dari perusahaan barang produsen dan dibawa ke konsumen, lembaga perantara juga berfungsi sebagai penghubung informasi mengenai suatu barang dan jasa. Lembaga perantara berusaha meningkatkan nilai guna dari suatu barang atau jasa baik nilai guna bentuk, tempat, waktu, maupun kepemilikan melalui pengolahan hasil-hasil pertanian.

3.1.8. Konsep Efisiensi Tataniaga