Analisis Marjin Tataniaga Saluran IV Analisis Marjin Tataniaga Saluran II pada Sistem Tataniaga Beras Organik Non-Sertifikasi Perbandingan Analisis Marjin Tataniaga pada Seluruh Saluran Tataniaga

121 diantara seluruh saluran dengan tujuan konsumen domestik, namun besar keuntungan yang diperoleh pedagang pengecer II lebih kecil dibanding yang diperoleh pedagang pengecer I pada saluran II. Hal ini dikarenakan besarnya keuntungan dipengaruhi oleh jumlah marjin tataniaga dan total biaya. Semakin besar marjin tataniaga maka semakin besar keuntungan dan semakin besar biaya tataniaga maka keuntungan semakin sedikit.

7.5.1.4. Analisis Marjin Tataniaga Saluran IV

Marjin tataniaga beras organik pada saluran IV berasal dari kontribusi marjin tataniaga beras organik Gapoktan Simpatik. Hal ini dikarenakan Gapoktan Simpatik merupakan satu-satunya lembaga tataniaga yang ada pada saluran tataniaga ini. Dengan demikian Gapoktan Simpatik menjual langsung kepada konsumen akhir beras organik. Konsumen sebagian besar berasal dari Kabupaten dan Kota Tasikmalaya. Adapun besar marjin tataniaga dan keuntungan yang diperoleh Gapoktan Simpatik sebesar Rp 7.100,00 dan Rp 3.625,00. Sedangkan volume total beras organik yang melalui saluran ini adalah sebesar 10 persen dari total beras organik yang diproduksi oleh Gapoktan Simpatik.

7.5.1.5. Analisis Marjin Tataniaga Saluran II pada Sistem Tataniaga Beras Organik Non-Sertifikasi

Kondisi pada sistem tataniaga beras organik non-sertifikasi besar total marjin tataniaga sebesar Rp 8.650,00. Pabrik beras dan pedagang pengecer I memberikan kontribusi dengan besar yang sama yaitu Rp 4000,00, sedangkan tengkulak II memberikan kontribusi marjin tataniaga sebesar Rp 680,00. Pabrik beras memperoleh marjin yang besar karena lembaga tataniaga ini melakukan banyak fungsi tataniaga terutama mengolah gabah organik menjadi beras organik. Namun, besar keuntungan yang diperoleh pabrik beras organik yang sebesar Rp 3.135,00 masih lebih kecil dibandingkan dengan pedagang pengecer I yang mendapatkan keuntungan sebesar Rp 3.325,00. Hal ini disebabkan oleh biaya tataniaga yang dikeluarkan pabrik beras lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan pedagang pengecer I. 122

7.5.1.6. Perbandingan Analisis Marjin Tataniaga pada Seluruh Saluran Tataniaga

Berdasarkan analisis marjin tataniaga pada sistem tataniaga beras organik tersertifikasi pada masing-masing saluran tataniaga memiliki karakter yang sangat berbeda. Perbedaan ini terutama pada saluran I dimana pada saluran ini eksportir PT Bloom Agro berperan besar dalam mengekspor beras organik ke luar negeri. Dalam proses tersebut eksportir PT Bloom Agro memperoleh marjin yang tinggi yaitu Rp 48.000,00 yang merupakan marjin tataniaga terbesar yang diperoleh dari seluruh saluran tataniaga. Demikian pula keuntungan yang didapat oleh eksportir yang menjadi keuntungan terbesar yang diperoleh lembaga tataniaga pada seluruh saluran yaitu Rp 31.000,00. Namun, marjin tataniaga dan keuntungan yang besar tersebut sebanding dengan usaha ekportir PT Bloom Agro yang mengeluarkan investasi besar untuk mensertifikasi petani beras organik dan membuka jalan ekspor beras organik ke berbagai negara di dunia, sehingga akan memberikan kesempatan pengembangan dan perluasan usahatani padi organik di Kabupaten Tasikmalaya. Kondisi apabila dipisahkan ke dalam saluran tataniaga beras organik tersertifikasi dengan tujuan distribusi akhir kepada konsumen beras organik domestik maka pedagang pengecer II pada saluran tataniaga III merupakan lembaga tataniaga yang mendapatkan marjin tataniaga terbesar yaitu Rp 8.000.00. Namun untuk keuntungan yang diperoleh pedagang pengecer II pada saluran III yang sebesar Rp 4.870,00 masih kalah dengan pedagang pengecer I pada saluran I yang sebesar Rp 5.370,00. Hal ini disebabkan oleh biaya yang dikeluarkan pedagang pengecer II lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan oleh pedagang pengecer I, dan perbandingan antara keuntungan dan biaya tataniaga pedagang pengecer I lebih besar dibandingkan dengan pedagang pengecer II. Pada saluran tataniaga II sistem tataniaga beras organik non- sertifikasi untuk tataniaga beras organik domestik merupakan jalur tataniaga terpanjang dibandingkan dengan seluruh jalur tataniaga yang ada. Pada saluran tataniaga II ini terdapat tiga lembaga tataniaga yang berperan dalam sistem tataniaga. 123

7.5.2. Analisis Farmer’s Share