Analisis Marjin Tataniaga Saluran II Analisis Marjin Tataniaga Saluran III

119

7.5.1.1. Analisis Marjin Tataniaga Saluran I

Total marjin tataniaga pada saluran I pada saluran tataniaga beras organik tersertifikasi adalah sebesar Rp 56.000,00 per kilogram, marjin ini merupakan yang terbesar dibandingkan dengan marjin tataniaga yang lain. Total marjin tataniaga tersebut berasal dari Gapoktan Simpatik sebesar Rp 8.100,00 dan eksportir PT Bloom Agro Rp 48.000,00 per kilogram beras organik tersertifikasi. Eksportir PT Bloom Agro mendapatkan marjin tataniaga terbesar dikarenakan PT Bloom Argo berdasarkan kesepakatan antara Gapoktan Simpatik dan eksportir merupakan satu-satunya eksportir yang diperbolehkan untuk mengekspor beras organik yang berasal Gapoktan Simpatik. Hak ekslusif PT Bloom Agro tersebut diperoleh karena perusahaan ini berperan dalam proses sertifikasi IMO Institute for Marketecology Organic pada sebagian petani padi organik di Kabupaten Tasikmalaya. Selain itu PT Bloom Agro juga telah mengeluarkan biaya investasi yang besar untuk membuka jalur ekspor beras organik dari Indonesia ke negara-negara tujuan ekspor. Keuntungan yang diperoleh Gapoktan Simpatik pada saluran I sistem tataniaga beras organik tersertifikasi yaitu sebesar Rp 4.625,00, besar keuntungan tersebut Rp 1.000,00 lebih besar daripada yang diperoleh Gapoktan Simpatik pada saluran tataniaga beras organik lainnya. Hal ini dikarenakan Gapoktan Simpatik membedakan harga jual beras organik tersertifikasi Rp 1.000,00 lebih besar untuk beras organik yang akan diekspor. Di sisi lain keuntungan yang diperoleh PT Bloom Agro yaitu sebesar Rp 31.950,00 per kilogram beras organik. Total volume beras organik yang melalui saluran satu pada sistem tataniaga beras organik cukup besar yaitu 70 persen dari total beras organik tersertifikasi yang diproduksi oleh Gapoktan Simpatik. Adapun tujuan distribusi akhir pada saluran I adalah konsumen beras organik di negara-negara tujuan ekspor beras organik yang berasal dari Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat.

7.5.1.2. Analisis Marjin Tataniaga Saluran II

Total marjin tataniaga pada saluran II sebesar Rp 13.100,00 merupakan marjin tataniaga terbesar kedua untuk saluran dengan tujuan akhir konsumen beras organik selain untuk ekspor. Adapun kontribusi marjin tataniaga yang diperoleh Gapoktan Simpatik pada saluran II sebesar Rp 7.100,00 dan Rp 120 6.000,00 besarnya kontribusi marjin tataniaga pedagang pengecer I pada saluran II. Marjin tataniaga terbesar diambil oleh Gapoktan Simpatik dan selanjutnya pedagang pengecer I yang merupakan pedagang pengecer yang berada di wilayah Kabupaten dan Kota Tasikmalaya. Besarnya keuntungan yang diperoleh pedagang pengecer I pada saluran II sistem tataniaga beras organik tersertifikasi yaitu Rp 5.370,00 yang merupakan keuntungan terbesar yang diperoleh dibandingkan dengan yang diterima oleh lembaga tataniaga pada seluruh saluran selain lembaga tataniaga pada saluran I. Sedangkan keuntungan yang diperoleh Gapoktan Simpatik pada saluran tataniaga II ini adalah sebesar Rp 3.625,00. Total volume beras organik yang melalui saluran ini adalah 10 persen dari seluruh beras organik yang diproduksi oleh Gapoktan Simpatik. Tujuan distribusi akhir pada saluran II adalah konsumen di wilayah Kabupaten dan Kota Tasikmalaya.

7.5.1.3. Analisis Marjin Tataniaga Saluran III

Marjin tataniaga pada saluran III sebesar Rp 15.100,00 merupakan total marjin tataniaga terbesar dibandingkan dengan marjin tataniaga pada saluran tataniaga lainnya untuk tujuan distribusi akhir adalah konsumen dalam negeri. Pada saluran ini pedagang pengecer II memberikan kontribusi terbesar bagi total marjin tataniaga pada saluran II yaitu sebesar Rp 8.000,00. Sedangkan marjin tataniaga yang didapat oleh Gapoktan Simpatik sama seperti marjin tataniaga pada saluran II yaitu Rp 7.100,00. Kondisi marjin tataniaga yang sama ini dikarena Gapoktan Simpatik telah menetapkan tingkat harga jual beras organik yang sama untuk perdagangan domestik dalam negeri beras organik. Marjin tataniaga pada pedagang pengecer II lebih besar dikarenakan jarak tempuh distribusi beras organik relatif jauh berada di daerah Jabodetabek serta daerah Bandung dan sekitarnya sehingga pedagang pengecer II bebas menentukan harga jual beras organik kepada konsumen. Gapoktan Simpatik memperoleh keuntungan sebesar Rp 3.625,00 per kilogram beras organik, sama dengan keuntungan yang diterima pada saluran tataniaga beras organik tersertifikasi lainnya. Keuntungan yang diperoleh pedagang pengecer II adalah sebesar Rp 4870,00 per kilogram beras organik. Walaupun marjin tataniaga yang diperoleh pedagang pengecer II paling besar 121 diantara seluruh saluran dengan tujuan konsumen domestik, namun besar keuntungan yang diperoleh pedagang pengecer II lebih kecil dibanding yang diperoleh pedagang pengecer I pada saluran II. Hal ini dikarenakan besarnya keuntungan dipengaruhi oleh jumlah marjin tataniaga dan total biaya. Semakin besar marjin tataniaga maka semakin besar keuntungan dan semakin besar biaya tataniaga maka keuntungan semakin sedikit.

7.5.1.4. Analisis Marjin Tataniaga Saluran IV