Penerimaan Usahatani Biaya Usahatani

78 oleh PT Bloom Agro akan dilaksanakan pada saat gabah tersebut sudah menjadi beras dan telah dikemas sesuai pesanan. Padahal proses untuk mengolah gabah menjadi beras dan dikemas sesuai pesanan membutuhkan waktu kurang lebih tiga minggu. Kondisi penjualan hasil panen padi organik kepada tengkulak terjadi juga pada padi organik non-sertifikasi bahkan dalam jumlah yang lebih besar. Dari 16 orang responden petani padi organik non-sertifikasi terdapat lebih dari 50 persen tepatnya sembilan responden menjual gabah hasil panen dengan standar harga gabah konvensional. Harga yang dipatok untuk gabah konvensional varietas medium seperti Sintanur, Situbagendit, Ciherang, dan IR 64 berkisar Rp.2.500,00 hingga Rp. 2.700,00 per kilogram. Sedangkan, untuk gabah kering giling organik non-sertifikasi dijual melalui makelar yang sebagian besar juga merupakan anggota Internal Control System ke pabrik beras yang berasal tidak hanya dari daerah sekitar tetapi juga berasal dari luar Kabupaten Tasikmalaya. Harga gabah kering giling organik non-sertifikasi varietas medium seperti Sintanur, Situbagendit, Ciherang, dan IR 64 berkisar Rp 3.200,00 hingga Rp 3.500,00 per kilogram.

6.2.2. Penerimaan Usahatani

Perhitungan penerimaan usahatani diperoleh dari perkalian antara total produk gabah organik yang terjual dengan harga rata-rata yang diterima petani, sehingga didapatkan nilai rupiah penerimaan usahatani yang diperoleh petani. Tabel 20 menunjukan tingkat penerimaan usahatani berdasarkan rata-rata jumlah produksi dan harga gabah organik pada petani padi organik tersertifikasi dan padi organik non-sertifikasi per hektar dalam jangka waktu satu tahun pada periode Agustus 2009 hingga Agustus 2010. 79 Tabel 20. Penerimaan Usahatani Padi Oganik per Hektar periode Agustus 2009 – Agustus 2010 Keterangan Kelompok Petani Petani Padi Organik Tersertifikasi Petani Padi Organik Non-Sertifikasi Jumlah Produksi Setara GKG Musim Tanam I 5.497,60 kg 4490,00 kg Musim Tanam II 6.477,60 kg 4540,00 kg Musim Tanam III 5.954,10 kg 3982,70 kg Harga Musim Tanam I Rp. 3.750,00 Rp. 3250,00 Musim Tanam II Rp. 3.800,00 Rp. 3225,00 Musim Tanam III Rp. 3.900,00 Rp. 3500,00 Total Penerimaan Rp. 68.451.870,00 Rp. 43.173.450,00 Keterangan : Musim Tanam I : Agustus - Desember Musim Tanam II : Desember - April Musim Tanam III : April - Agustus Berdasarkan Tabel 20, dapat diketahui bahwa penerimaan hasil panen padi organik per hektar petani padi organik tersertifikasi lebih besar dibandingkan dengan petani padi organik non-sertifikasi. Perbedaan ini disebabkan perbedaan harga gabah petani padi organik tersertifikasi lebih tinggi dibanding harga gabah petani padi organik non-sertifikasi. Di samping hal tersebut, produksi panen padi organik tersertifikasi memiliki rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan produksi panen padi organik non-sertifikasi.

6.2.3. Biaya Usahatani

Biaya usahatani dikelompokkan menjadi dua bagian antara lain biaya tunai dan biaya diperhitungkan. Biaya tunai yang dikeluarkan oleh petani organik di Kabupaten Tasikmalaya meliputi biaya pembelian bibit, pembuatan pupuk organik, pembuatan MOL, pembuatan pestisida organik, dan biaya tenaga kerja luar keluarga. Sedangkan biaya diperhitungkan yang dikeluarkan petani padi organik di Kabupaten Tasikmalaya terdiri dari biaya penyusutan alat pertanian, biaya sewa atau imbangan penggunaan lahan, pembayaran PBB, iuran irigasi sawah, dan biaya tenaga kerja dalam keluarga. 80 Tabel 21. Biaya Tunai Usahatani Padi Organik Tersertifikasi per Hektar per Tahun Periode Agustus 2009-Agustus 2010 Keterangan Jumlah musim Jumlah tahun Satuan Harga Satuan Rp Total Rp Biaya tunai Bibit 15 45 Kg 6.000 270.000 Pupuk Organik 7.421.475 MOL Semprot 10 30 Liter 10.000 300.000 Pestisida Nabati 24 2 Liter 10.000 720.000 Tenaga kerja luar keluarga a. Persiapan tanam persemaian b. Pengolahan lahan - Traktor 700 2.100 Bata 1.250 2.625.000 - Orang 33 99 HKP 45.000 4.455.000 c. Tanam dan salam termasuk mencabut bibit 18 54 HKW 30.000 1.620.000 d. Penyiangan 18 54 HKW 30.000 1.620.000 e. Pemupukan 2 6 HKP 45.000 270.000 f. Pengendalian hama dan penyakit g. Pemantauan Tanaman h. Panen 24 72 HKW 30.000 2.160.000 i. Penjemuran 5 15 HKW 30.000 450.000 j. Pengangkutan 5 15 HKP 45.000 675.000 Total biaya tunai 22.586.475 Tabel 21 menunjukkan nilai biaya tunai yang dikeluarkan oleh petani padi organik tersertifikasi per hektar per tahun periode Agustus 2009 hingga Agustus 2010 sebesar Rp 22.940.143,75. Biaya tunai tersebut terdiri dari biaya bibit sebesar Rp 270.000,00, pupuk organik sebesar Rp 7.421.475,00, mol semprot Rp 720.000,00, biaya tenaga luar keluarga sebesar Rp 18.750.000,00, biaya irigasi sebesar Rp 113.062,00, iuran desa sebesar Rp 116.737,50, serta Pajak Bumi dan Bangunan PBB sebesar Rp 123.868,75. Sedangkan Tabel 22 memperlihatkan nilai total biaya diperhitungkannya sebesar Rp 21.052.244,79. Adapun perincian biaya penyusutan alat produksi sebesar Rp 507.057,00, sewa lahan biaya 81 imbangan penggunaan lahan sebesar Rp 8.620.188,00, serta biaya tenaga kerja dalam keluarga Rp 11.925.000,00. Tabel 22. Biaya yang Diperhitungkan Usahatani Padi Organik Tersertifikasi per Hektar per Tahun Periode Agustus 2009 – Agustus 2010 Keterangan Jumlah Musim Jumlah tahun Satuan Harga per SatuanRp Total Rp Biaya yang diperhitungkan Penyusutan 507.057 Sewa lahan biaya imbangan 8.620.188 Iuran irigasi beli air 113.063 Iuran desa 116.738 PBB 123.869 Tenaga kerja keluarga a. Persiapan tanam persemaian 3 9 HKP 45.000 405.000 b. Pengolahan lahan 3 9 HKP 45.000 405.000 c. Tanam dan salam termasuk mencabut bibit 10 30 HKW 30.000 900.000 d. Penyiangan 6 18 HKW 30.000 540.000 e. Pemupukan 6 18 HKP 45.000 810.000 f. Pengendalian hama dan penyakit 3 9 HKP 45.000 405.000 g. Pemantauan Tanaman 56 168 HKP 45.000 7.560.000 h. Panen 3 9 HKW 30.000 270.000 i. Penjemuran 4 12 HKW 30.000 360.000 j. Pengangkutan 2 6 HKP 45.000 270.000 Total biaya yang diperhitungkan 21.405.914 Berdasarkan penjumlahan biaya tunai usahatani padi organik Tabel 21 dan biaya yang diperhitungkan usahatani padi organik Tabel 22, maka biaya total yang dikeluarkan petani pemilik lahan per hektar per tahun periode Agustus 2009 hingga Agustus 2010 sebesar Rp 43.992.388,54. 82 Tabel 23. Biaya Tunai Usahatani Padi Organik Non-Sertifikasi per Hektar per Tahun Periode Agustus 2009 –Agustus 2010 Keterangan Jumlah musim Jumlah tahun Satuan Harga per Satuan Rp Total Rp Biaya tunai Bibit 20 60 Kg 6000 360.000 Pupuk Organik 3.584.938 MOL Semprot 5 15 Liter 10000 150.000 Pestisida Nabati 11 33 Liter 10000 330.000 Tenaga kerja luar keluarga a. Persiapan tanam persemaian 2 6 HKP 45000 270.000 b. Pengolahan lahan - Traktor 700 2100 bata 1250 2.625.000 - Orang 32 96 HKP 45000 4.320.000 c. Tanam dan salam termasuk mencabut bibit 23 69 HKW 30000 2.070.000 d. Penyiangan 10 30 HKW 30000 900.000 e. Pemupukan 5 15 HKP 45000 675.000 f. Pengendalian hama dan penyakit 2 6 HKP 45000 270.000 g. Pemantauan Tanaman h. Panen 24 72 HKW 30000 2.160.000 i. Penjemuran 4 12 HKW 30000 360.000 j. Pengangkutan 5 15 HKP 45000 675.000 Total Biaya Tunai 18.749.938 Tabel 23, menunjukkan disisi lain petani padi organik non-sertifikasi mengeluarkan biaya tunai per hektar per tahun periode Agustus 2009 hingga Agustus 2010 sebesar Rp 19.111.525,00. Adapun perincianya adalah biaya bibit Rp 360.000, biaya pupuk organik Rp 3.584.938,00, MOL semprot Rp 150.000,00, pestisida nabati Rp 330.000,00, biaya tenaga kerja luar keluarga sebesar Rp 14.325.000,00, iuran irigasi sebesar Rp 115.000,00, iuran desa sebesar Rp 101.900,00, serta Pajak Bumi dan Bangunan PBB sebesar Rp 144.687,00. 83 Tabel 24. Biaya yang Diperhitungkan Usahatani Padi Organik Non-Sertifikasi per Hektar per Tahun Periode Agustus 2009 – Agustus 2010 Keterangan Jumlah musim Jumlah tahun Satuan Harga per Satuan Rp Total Rp Biaya yang diperhitungkan Penyusutan 577.495 Sewa lahan biaya imbangan 6.751.563 Iuran irigasibeli air 115.000 Iuran desa 101.900 PBB 144.688 Tenaga kerja keluarga a. Persiapan tanampersemaian 4 12 HKP 45.000 540.000 b. Pengolahan lahan 6 18 HKP 45.000 810.000 c. Tanam dan salam termasuk mencabut bibit 2 6 HKW 30.000 180.000 d. Penyiangan 3 9 HKW 30.000 270.000 e. Pemupukan 4 12 HKP 45.000 540.000 f. Pengendalian hama dan penyakit 3 9 HKP 45.000 405.000 g. Pemantauan Tanaman 20 60 HKP 45.000 2.700.000 h. Panen 6 18 HKW 30.000 540.000 i. Penjemuran 3 9 HKW 30.000 270.000 j. Pengangkutan 1 3 HKP 45.000 135.000 Total Biaya yang Diperhitungkan 14.080.645 Nilai pengeluaran biaya yang diperhitungkan yang dikeluarkan oleh petani padi organik non-sertifikasi seperti yang ditunjukan Tabel 24 adalah sebesar Rp 13.719.057,29. Adapun perincian biaya yang diperhitungkan yaitu biaya penyusutan Rp 577.495,00, biaya sewa lahan biaya imbangan penggunaan lahan Rp 6.751.563,00, serta biaya tenaga kerja dalam keluarga sebesar Rp 6.390.000,00. Sehingga penjumlahan biaya tunai Tabel 23 dan biaya yang diperhitungkan Tabel 24 yang dikeluarkan petani padi organik non-sertifikasi 84 menghasilkan total biaya per hektar per tahun yang dikeluarkanya adalah sebesar Rp 32.830.582,29. Perbedaan nilai baik biaya tunai maupun biaya yang diperhitungkan antara dua kelompok petani sangat signifikan. Pengeluaran dua kelompok biaya tersebut pada petani padi organik tersertifikasi lebih besar dibandingkan dengan petani padi organik non-sertifikasi. Pada pengeluaran biaya tunai petani padi organik tersertifikasi mengeluarkan lebih besar dibanding pada padi organik non- sertifikasi karena terutama dipengaruhi pada biaya pembuatan pupuk dan pestisida organik dimana petani padi organik tersertifikasi menggunakanya lebih banyak dibanding dengan petani padi organik non-sertifikasi. Selanjutnya pada pengeluaran biaya yang diperhitungkan perbedaan terjadi terutama dipengaruhi pada penggunaan tenaga kerja keluarga dimana petani padi organik tersertifikasi lebih banyak dibanding petani padi organik non-sertifikasi. Secara umum pengeluaran petani padi organik tersetifikasi lebih besar dibandingkan dengan petani padi organik non-sertifikasi karena telah menerapkan metode SRI System of Rice Intensification secara lebih baik.

6.2.4. Pendapatan Usahatani