84
menghasilkan total biaya per hektar per tahun yang dikeluarkanya adalah sebesar Rp 32.830.582,29.
Perbedaan nilai baik biaya tunai maupun biaya yang diperhitungkan antara dua kelompok petani sangat signifikan. Pengeluaran dua kelompok biaya tersebut
pada petani padi organik tersertifikasi lebih besar dibandingkan dengan petani padi organik non-sertifikasi. Pada pengeluaran biaya tunai petani padi organik
tersertifikasi mengeluarkan lebih besar dibanding pada padi organik non- sertifikasi karena terutama dipengaruhi pada biaya pembuatan pupuk dan pestisida
organik dimana petani padi organik tersertifikasi menggunakanya lebih banyak dibanding dengan petani padi organik non-sertifikasi. Selanjutnya pada
pengeluaran biaya yang diperhitungkan perbedaan terjadi terutama dipengaruhi pada penggunaan tenaga kerja keluarga dimana petani padi organik tersertifikasi
lebih banyak dibanding petani padi organik non-sertifikasi. Secara umum pengeluaran petani padi organik tersetifikasi lebih besar dibandingkan dengan
petani padi organik non-sertifikasi karena telah menerapkan metode SRI System of Rice Intensification
secara lebih baik.
6.2.4. Pendapatan Usahatani
Analisis pendapatan usahatani mengacu pada konsep pendapatan atas biaya yang dikeluarkan yaitu biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan sehingga
pendapatan usahatani padi organik terdiri dari pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total. Pendapatan usahatani atas biaya tunai diperoleh dari
pengurangan antara penerimaan total dengan pengeluaran tunai. Sedangkan pendapatan usahatani atas biaya total diperoleh dari pengurangan penerimaan total
dengan pengeluaran total. Sehingga, kegiatan usahatani akan dikatakan menguntungkan apabila selisih antara penerimaan dan pengeluaran bernilai
positif. Pendapatan usahatani padi organik di Kabupaten Tasikmalaya digolongkan
menjadi dua yaitu petani padi organik tersertifikasi dan petani padi organik non- sertifikasi. Jumlah responden petani padi organik tersertifikasi berjumlah 16 orang
dan 16 orang pada petani padi organik non-sertifikasi. Perbandingan pendapatan usahatani padi organik tersertifikasi dapat dilihat pada Tabel 25.
85
Tabel 25.
Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Organik Tersertifikasi dan Petani Padi Organik Non-Sertifikasi
Keterangan Petani Padi Organik
Tersertifikasi Petani Padi Organik
Non-Sertifikasi
PenerimaanPendapatan Rp 68.451.870,00 Rp 43.173.450,00
Biaya Tunai Rp 22.586.475,00
Rp 18.749.938,00 Biaya yang Diperhitungkan
Rp 21.405.914,00 Rp 14.080.645,00
Total biaya Rp 43.992.389,00
Rp 32.830.582,00 Pendapatan atas biaya tunai
Rp 45.865.395,00 Rp 24.423.513,00
Pendapatan atas biaya total Rp 24.459.481,00
Rp 10.342.868,00 Pada Tabel 25 pendapatan atas biaya tunai per hektar per tahun Periode
Agustus 2009-Agustus 2010 untuk petani padi organik tersertifikasi sebesar Rp
45.865.395,00
dan sebesar Rp
24.459.481,00
pendapatan atas biaya total. Nilai pendapatan atas biaya tunai dan biaya total bernilai positif, maka usahatani padi
organik yang dilakukan oleh petani padi organik tersertifikasi di Kabupaten Tasikmalaya menguntungkan. Sedangkan pendapatan atas biaya tunai per hektar
per tahun periode Agustus 2009-Agustus 2010 petani padi organik non- sertifikasi sebesar Rp 24.061.925,00 dan sebesar Rp 10.342.868,00 pendapatan
atas biaya total. Nilai pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total yang bernilai positif maka usahatani padi organik petani padi organik non-
sertifikasi di Kabupaten Tasikmalaya menguntungkan. Pendapatan atas biaya tunai per hektar per tahun periode Agustus 2009-
Agustus 2010 petani padi organik tersertifikasi lebih besar dibandingkan petani padi organik non-sertifikasi. Hal yang sama terlihat juga pada perhitungan
pendapatan atas biaya total per hektar per tahun periode Agustus 2009-Agustus 2010 petani padi organik tersertifikasi lebih besar dibanding padi organik non-
sertifikasi. Perbedaan yang signifikan ini dipengaruhi oleh tingginya harga jual gabah organik hasil panen petani padi organik tersertifikasi dibandingkan dengan
petani padi organik non-sertifikasi, walaupun total biaya per hektar per tahun yang dikeluarkannya lebih besar.
86
6.3. Analisis RC Rasio