Konsep Sistem Agribisnis Konsep Usahatani

26 III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

3.1.1. Konsep Sistem Agribisnis

Menurut Saragih 2001 sistem agribisnis didefinisikan sebagai bentuk modern dari pertanian primer, paling sedikit mencakup empat subsistem yaitu: subsistem agribisnis hulu up-stream agribusiness, yaitu kegiatan ekonomi yang menghasilkan agroindustri hulu dan perdagangan sarana produksi pertanian primer seperti industri pupuk, obat-obatan, bibit atau benih, alat dan mesin pertanian; subsistem usahatani on-farm agribusiness, yang di masa lalu disebut sebagai sektor pertanian primer; subsistem agribisnis hilir down-stream agribusiness , yaitu kegiatan ekonomi yang mengolah hasil pertanian primer menjadi produk olahan, baik dalam bentuk yang siap untuk dimasak ready to cook atau siap untuk disaji ready for used atau siap untuk dikonsumsi ready to eat beserta kegiatan perdagangannya di pasar domestik dan pasar internasional; dan subsistem jasa layanan pendukung seperti lembaga keuangan dan pembiayaan, transportasi, penyuluhan dan layanan informasi agribisnis, penelitian dan pengembangan, kebijakan pemerintah, asuransi agribisnis, dan sebagainya. Gambar 1. Konsep Agribisnis Sebagai Suatu Sistem, Saragih 2001 Subsistem Agribisnis Hulu - Industri pembenihan dan pembibitan - Industri agrokimia - Industri agro otomotif Subsistem Jasa Penunjang - Perkreditan dan Asuransi - Penenlitian dan Pengembangan - Pendidikan dan Penyuluhan - Transportasi dan Pergudangan Subsistem Usahatani - Usaha Pertanian, Peternakan, Perikanan, Kehutanan, dan Perkebunan Subsistem Pengolahan - Industri produk setengah jadi - Industri produk jadi Subsistem Tataniaga - Distribusi - Promosi - Informasi pasar - Kebijakan perdagangan - Stuktur pasar 27

3.1.2. Konsep Usahatani

Menurut Rivai 1980 yang diacu dalam Hernanto 1989 mendefinisikan usahatani sebagai organisasi dari alam, kerja, dan modal yang ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian. Organisasi ini ketatalaksanaanya berdiri sendiri dan sengaja diusahakan oleh seorang atau sekumpulan orang, segolongan sosial, baik yang terikat genologis, politis, maupun teritorial sebagai pengelolanya. Menurut Soeharjo dan Patong 1973, usahatani adalah proses pengorganisasian faktor-faktor produksi yaitu alam, tenaga kerja, modal dan pengelolaan yang diusahakan oleh perorangan atau sekumpulan orang untuk menghasilkan output yang dapat memenuhi kebutuhan keluarga ataupun orang lain disamping bermotif mencari keuntungan. Ada empat unsur pokok dalam usahatani yang sering disebut sebagai faktor-faktor produksi Hernanto 1989 yaitu : 1 Tanah Tanah merupakan faktor produksi yang relatif langka dibanding dengan faktor produksi lain, distribusi penguasaannya tidak merata di masyarakat. Oleh karena itu, tanah memiliki beberapa sifat yaitu : 1 luasnya relatif tetap atau dianggap tetap; 2 tidak dapat dipindah-pindahkan dan 3 dapat dipindahtangankan atau diperjualbelikan. Tanah usahatani dapat berupa tanah pekarangan, tegalan dan sawah. Tanah tersebut dapat diperoleh dengan cara membuka lahan sendiri, membeli, menyewa, bagi hasil menyakap, pemberian negara, warisan atau wakaf. Penggunaan tanah dapat diusahakan secara monokultur maupun polikultur atau tumpangsari. 2 Tenaga Kerja Tenaga kerja dalam usahatani digolongkan kedalam tiga jenis yaitu tenaga kerja manusia, tenaga kerja ternak dan tenaga kerja mekanik. Tenaga kerja manusia dibedakan menjadi tenaga kerja pria, wanita dan anak-anak. Tenaga kerja manusia dapat mengerjakan semua jenis pekerjaan usahatani berdasarkan tingkat kemampuannya. Kerja manusia dipengaruhi oleh umur, pendidikan, ketrampilan, pengalaman, tingkat kecukupan, tingkat kesehatan, dan faktor alam. Oleh karena itu dalam prakteknya, digunakan satuan ukuran yang umum untuk mengatur tenaga kerja yaitu jumlah jam dan hari kerja total. Ukuran ini menghitung seluruh pencurahan kerja mulai dari persiapan 28 hingga pemanenan dengan menggunakan inventarisasi jam kerja 1 hari = 7 jam kerja lalu dijadikan hari kerja total HK total. Dalam teknis perhitungan, dapat dipakai konversi tenaga kerja dengan cara membandingkan tenaga pria sebagai ukuran baku, yaitu : 1 pria = 1 hari kerja pria HKP ; 1 wanita = 0,7 HKP ; 1 ternak = 2 HKP dan 1 anak = 0,5 HKP. Tenaga kerja usahatani dapat diperoleh dari dalam dan luar keluarga. 3 Modal Modal merupakan barang atau uang yang bersama-sama dengan faktor produksi lain dan tenaga kerja serta manajemen menghasilkan barang- barang baru yaitu produksi pertanian. Dalam usahatani, yang dimaksud dengan modal adalah tanah, bangunan, alat-alat pertanian, tanaman, ternak, ikan di kolam, bahan-bahan pertanian, piutang di bank, serta uang tunai. Menurut sifatnya, modal dibedakan menjadi dua yakni modal tetap yang meliputi tanah bangunan dan modal tidak tetap yang meliputi alat-alat, bahan, uang tunai, piutang di bank, tanaman, ternak, ikan di kolam. Modal dalam usahatani digunakan untuk membeli sarana produksi serta pengeluaran selama kegiatan usahatani berlangsung. Sumber modal diperoleh dari milik sendiri, pinjaman atau kredit kredit bank, pelepas uangkeluargatetangga, hadiah, warisan, usaha lain ataupun kontrak sewa. 4 Manajemen Manajemen usahatani adalah kemampuan petani untuk menentukan, mengorganisir, dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi dengan sebaik-baiknya sehingga mampu memberikan produksi pertanian sedemikian rupa sebagaimana yang diharapkan. Pengenalan pemahaman terhadap prinsip teknik dan ekonomis perlu dilakukan untuk dapat menjadi pengelola yang berhasil. Prinsip teknis tersebut meliputi : a perilaku cabang usaha yang diputuskan; b perkembangan teknologi; c tingkat teknologi yang dikuasai; d daya dukung faktor yang dikuasai; e cara budidaya dan alternatif cara lain berdasar pengalaman orang lain. Prinsip ekonomis antara lain : a penentuan perkembangan harga; b kombinasi cabang usaha; c pemasaran hasil; d pembiayaan usahatani; e 29 penggolongan modal dan pendapatan; dan e ukuran-ukuran keberhasilan yang lazim.

3.1.3. Konsep Produksi dan Produktivitas