Prosiding Seminar Radar Nasional 2008., Jakarta, 30 April 2008., ISSN : 1979-2921.
campuran pasir fermagnetik : limbah styrofoam : pasir feromagnetik : bensin = 2 gr : 7 gr : 12 gr.
Pandangan bahwa guru dosen sebagai manajer kelas dapat dikembangkan untuk pelaksanaan
Tridharma secara manung 2
gal untuk 3
perangkat lunak untuk reka asa antena pita lebar dan ultra lebar, juga
untu produk lainnya.
kom, terutama kepada para mel
2. to Fahmi ST, MT dan Sdri Elva
4. aikan
o yang mengenalkan pen litian ini ke Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional LAPAN Bandung.
[4] Lebar Berbahan
Limbah Dan Uji Hipotesis Antena, Prosiding Seminar Radar Nasional, 2007
membudayakan pengembang – telitian secara industri manufaktur di pendidikan.
Perlu pengembangan y
k
APRIASI DAN TERIMAKASIH
Ucapan terimakasih disampaikan kepada seluruh sivitas akademika IT Tel
Pembimbing dan para MahasiswaMahasiswi yang aksanakan penelitian:
1. Sdr. Drs Suwandi Msi dan Sdr Rudi Munarkhi,
mengenai isolator dan sirkulator Sdr. Arfian
Apulina Sitepu, mengenai antena eksponensiel – ultra lebar.
3. Sdr. Kris Sujatmoko ST, MT dan Fahrudin Heri
Susanto, mengenai penyerap elektromagnet. Saudara Ir. Heroe Wijanto, MT dan dua
mahasiswi bimbingannya mengenai perb sirkulator dan isolator melalui penelitian dua
prototipe lainnya yang berbasis mikrostrip.
Juga kepada Ashardi Haryun e
DAFTAR PUSTAKA
[1] Jasik cs, Antenna Engineering Handbook, MGH, NY, 1984
[2] Kraus JD, Antennas For All Applications, MGH, Singapore, 2002
[3] Pozar DM, Microwave Engineering, JWS, Singapore, 2003
Soetamso, Model Antena Pita
51
Prosiding Seminar Radar Nasional 2008., Jakarta, 30 April 2008., ISSN : 1979-2921.
Kajian Perbandingan Distribusi Amplitudo pada Pencatu Antena Susun untuk Aplikasi Radar Maritim
Y.K. Ningsih
1
, F.Y. Zulkifli
1
, E.T. Rahardjo
1
, A.A. Lestari
2
1 Antenna propagation and Microwave Research Group AMRG Center for Information and Communication Engineering Research CICER
Department of Electrical Engineering, University of Indonesia
Kampus Baru UI Depok, West Java,16424, Indonesia Email: yuliee.ui.ac.id, ekoee.ui.ac.id, yuli_knyahoo.com
2 International Research Centre for Telecommunication and Radar – Indonesion Branch IRCTR-IB STEI-ITB, Jln. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia
ABSTRAK
Makalah ini membahas tentang kajian perbandingan emapat metode distribusi amplitudo pada pencatu antena susun yang mempengaruhi directivity, beamwidth dan side lobe level untuk aplikasi radar
maritim. Hasil analisis menunjukkan, dari keempat distribusi amplitudo, ternyata metode Chebyshev yang memenuhi semua kriteria dari antena radar maritim yang ditentukan dengan jarak antar elemen terkecil.
Kata Kunci : antena susun, directivity, beamwidth, side lobe level, distribusi amplitudo
1. PENDAHULUAN
Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang terletak di Asia Tenggara, melintang di
khatulistiwa antara benua Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia,
mempunyai panjang garis pantai sebesar 81.000 km yang merupakan negara berpantai terpanjang kedua di
dunia setelah Kanada. Kondisi ini merupakan potensi yang dapat memberikan sumber devisa yang besar
bagi Negara, namun tentunya memerlukan pengamanan di sepanjang wilayah perairan laut
Kepulauan Indonesia untuk menjaga kedaulatan dan kekayaan alam Negara Indonesia. Luasnya wilayah
perairan Indonesia menyulitkan pengawasan secara langsung bila tidak didukung dengan peralatan
teknologi tinggi yang dapat mendeteksi benda-benda objek dari jarak jauh di sepanjang perairan
Indonesia. Alat yang dapat mendukung hal tersebut adalah radar radio detection and ranging.
Radar yang digunakan untuk pengawasan wilayah perairan dapat berupa radar yang dapat
mendeteksi kapal marineship radar dan radar untuk pengawasan daerah pantai coastal surveillance radar
[1]. Radar marine atau ship radar harus memiliki beberapa kriteria sehingga mempunyai kemampuan
mendeteksi objek pada jangkauan yang cukup panjang dengan akurasi yang tinggi dan dapat mendeteksi
objek yang berkecepatan rendah maupun yang tinggi sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan. Kriteria
radar ini harus didukung dengan karakteristik kinerja antena yang tepat.
Antena radar maritim harus memiliki rasio daya antara side lobe dan main lobe mendekati 0 atau side
lobe level dibuat serendah mungkin di bawah - 25dB. Selain itu antena radar juga memerlukan
directivity yang tinggi untuk menjangkau jarak yang jauh dengan beamwidth yang sempit untuk ketepatan
dalam mendeteksi objek [2]. Untuk mendukung kriteria tersebut, antena
mikrostrip menjadi salah satu pilihan yang tepat karena antena mikrostrip mempunyai kelebihan
bentuk yang kompak dan mudah disusun menjadi antena yang mempunyai performa tinggi, mudah
untuk dikombinasikan dengan komponen aktifMMIC Miniaturized Microwave Integrated
Circuit sehingga dapat diintegrasikan dengan sistem kontrol dan signal processing.
Pada saat ini sedang dikembangkan radar maritim untuk Indonesia yang disebut dengan
INDRA Indonesia Radar. Radar yang dikembangkan bekerja pada frekuensi 9.4 GHz,
dengan kriteria horizontal beamwidth sebesar 2.5 °
dan penekanan Side Lobe Level SLL sebesar -25 dB. Antena radar yang telah dikembangkan saat ini
berupa antena susun 32 elemen yang amplitudonya terdistribusi secara uniform.
Antena susun yang amplitudo pada pencatunya terdistribusi uniform cenderung belum
dapat menghasilkan SLL yang rendah. Salah satu cara agar dapat menekan SLL serendah mungkin
adalah dengan menggunakan distribusi amplitudo yang mengecil ke arah tepi tapering atau
memberikan pembobotan pada masing-masing elemen antena [2-4].
Terdapat beberapa metode yang digunakan untuk mendapatkan amplitudo yang terdistribusi
nonuniform, yaitu metode yang menggunakan polinomial Chebyshev, Taylor dan Cosine on
Pedestal. Pada makalah ini akan dibahas keempat metode distribusi amplitudo pada pencatu dengan
memperhatikan karakteristik antena berupa direktivitas, beamwidth dan SLL. Hasil analisis pada
makalah ini merupakan penelitian awal yang akan dikembangkan ke arah fabrikasi.
52
Prosiding Seminar Radar Nasional 2008., Jakarta, 30 April 2008., ISSN : 1979-2921.
2. SINTESA ANTENA SUSUN
Medan total dari antena susun ditentukan oleh penjumlahan vektor dari medan yang diradiasikan oleh
elemen tunggal. Medan total dari antena susun adalah sama dengan medan dari elemen tunggal dikalikan
dengan faktor yang disebut sebagai faktor array array factor. Pada antena susun N-elemen, Array Factor
AF dapat di tulis dalam bentuk :
[ ]
[ ]
∑ ∑
+ =
+ =
− =
− =
1 1
1 2
1 2
1 2
cos 1
2 cos
M n
n M
M n
n M
u n
a ganjil
AF u
n a
genap AF
1
dimana θ
λ π
cos d
u =
a
n
= koefisien eksitasi dari antena susun λ = panjang gelombang
d= jarak antar elemen θ= sudut phasa
Antena susun yang memiliki amplitudo dan phase yang uniform maka antena tersebut akan
menghasilkan pola radiasi yang terdistribusi secara uniform. Distribusi yang uniform tersebut akan
menghasilkan direktivity yang paling besar sehingga beamwidth yang dihasilkan sempit dengan Side Lobe
Level SLL yang dihasilkan juga besar.
Besarnya eksitasi amplitudo dapat dibuat berbeda untuk setiap elemen, jenis antena ini
dinamakan antena dengan amplitudo yang tidak uniform. S.A Schelkunoff [1] telah berhasil
menerapkan teori polinomial terhadap Array Factor. Dengan distribusi amplitudonya yang tidak
sama sesuai dengan polinomialnya akan dihasilkan karakteristik yang berbeda. Berdasarkan [2] , apabila
distribusi amplitudonya mengecil ke arah elemen yang berada pada tepi tapered distribution , maka
kecenderungan SLL nya menurun dan beamwidthnya meningkat atau sebaliknya bila distribusi amplitudo
meningkat ke arah pinggir maka SLL nya meningkat, beamwidthnya menurun. Dengan kata lain ,
pembentukan beam dan pengontrolan level dari minor lobe dapat dilakukan dengan memberikan distribusi
amplitudo yang sesuai dengan pola radiasi yang diinginkan.
Terdapat beberapa metode tapered distribution yang dapat digunakan bila diinginkan antena yang
memiliki SLL yang rendah dan beamwidth yang sempit, diantaranya adalah metode Dolph Chebyshev,
metode Taylor dan metode Cosine on pedestal.
Distribusi Chebyshev akan menghasilkan beamwidth yang lebih besar dengan SLL yang kecil
karena distribusi Chebyshev merupakan hasil kompromi antara distribusi uniform yang
menghasilkan beamwidth yang baik dan distribusi binomial yang menghasikan SLL yang paling kecil.
Pola antena susun yang terdistribusi Chebyshev dibentuk sesuai dengan fungsi hyperbolic
fungsi cosine dari polynomial Chebysev [4] , yaitu :
2
2 1
z T
z zT
z T
m m
m −
−
− =
2 dimana bila
a. -1 ≤ z ≤ + 1 maka
] cos
cos[
1
z m
T
m −
= b. z
≤ -1 , z +1 , maka
] cosh
cosh[
1
z m
T
m −
=
Array factor pada polynomial Chebysev [3] : ψ
ψ
m i
i f
N m
m o
cos 2
1
∑
=
+ =
untuk P ganjil 3a
∑
=
⎥⎦ ⎤
⎢⎣ ⎡
− =
N m
m
m i
f
1
2 1
2 cos
2 ψ
ψ
untuk P genap 3b Pada Distribusi Taylor, inner minor lobes
dijaga agar levelnya selalu sama, konstan dan spesifik yaitu dengan adanya factor scaling
σ . Oleh karena itu beamwidth yang dihasilkan pada
antena ini lebih besar daripada antena dengan distribusi amplitudo Chebyshev.
Pola array yang terdistribusi Taylor berdasarkan persamaan 4 di bawah ini [4]
⎥ ⎦
⎤ ⎢
⎣ ⎡
+ =
∑
− =
l z
p n
A p
SF s
l z
I
n p
2 cos
, ,
1
1 1
π λ
4
[ ]
⎪⎭ ⎪
⎬ ⎫
⎪⎩ ⎪
⎨ ⎧
⎥ ⎥
⎦ ⎤
⎢ ⎢
⎣ ⎡
⎟⎟⎠ ⎞
⎜⎜⎝ ⎛
− −
− +
− −
=
∏
− =
1 1
2 1
2
1 1
1 1
, ,
n m
m
u p
p n
p n
n n
A p
SF
π
untuk p n , untuk p
≥ n ,
, ,
n A
p SF
=0 dimana SF = space factor pada pola Taylor
l = panjang sumber u
m
= lokasi null Distribusi Cosine on Pedestal diperoleh
melalui superposisi dari distribusi uniform dan cosine. Distribusi Cosine on Pedestal sesuai dengan
distribusi pada persamaan 5 :
⎭ ⎬
⎫ ⎩
⎨ ⎧
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛
+ =
cos
2
z l
I I
z I
o n
π
-l2 ≤ z’≤ +l2 5
= z
I
n
kondisi lainnya dimana l = panjang sumber
3. HASIL SINTESA DISTRIBUSI AMPLITUDO
Tabel 1, 2 dan 3 merupakan hasil sintesa antena susun dengan menggunakan formula-formula
2 – 5 dengan berbagai variasi jarak antara elemen Antena susun yang di sintesa terdiri dari 8, 16
dan 32 elemen dengan jarak antara elemen yang digunakan adalah 0.5
λ dan 0.75 λ. Hal ini diteliti
53
Prosiding Seminar Radar Nasional 2008., Jakarta, 30 April 2008., ISSN : 1979-2921.
untuk melihat hubungan antara jumlah elemen dengan pola distribusi amplitudonya.
Tabel 1. Hasil perhitungan Sintesa Amplitudo 32 elemen
elemen Uniform Chebyshev Taylor Cosine UniformChebyshev Taylor Cosine
1 1
1.5261 0.5185 0.1442
1 0.8085
0.4042 0.1026 2
1 0.4383
0.5277 0.2322 1
0.3296 0.4156 0.1949
3 1
0.4952 0.5459 0.3189
1 0.3902
0.4381 0.2858 4
1 0.5524
0.5722 0.4036 1
0.4533 0.4707 0.3746
5 1
0.6092 0.6058 0.4853
1 0.5176
0.5122 0.4602 6
1 0.6648
0.6452 0.5633 1
0.5822 0.561
0.542 7
1 0.7185
0.689 0.6368
1 0.6459
0.6152 0.6191 8
1 0.7694
0.7355 0.7051 1
0.7076 0.6727 0.6908
9 1
0.8168 0.7829 0.7677
1 0.766
0.7314 0.7564 10
1 0.86
0.8295 0.8238 1
0.8201 0.789 0.8152
11 1
0.8984 0.8733 0.8729
1 0.8667
0.8432 0.8667 12
1 0.9314
0.9127 0.9146 1
0.9109 0.892 0.9104
13 1
0.9584 0.9462 0.9484
1 0.9458
0.9335 0.9459 14
1 0.979
0.9726 0.9741 1
0.9726 0.9661 0.9728
15 1
0.993 0.9907 0.9913
1 0.9908
0.9886 0.9909 16
1 1
1 1
1 1
1 1
17 1
1 1
1 1
1 1
1 18
1 0.993
0.9907 0.9913 1
0.9908 0.9886 0.9909
19 1
0.979 0.9726 0.9741
1 0.9726
0.9661 0.9728 20
1 0.9584
0.9462 0.9484 1
0.9458 0.9335 0.9459
21 1
0.9314 0.9127 0.9146
1 0.9109
0.892 0.9104 22
1 0.8984
0.8733 0.8729 1
0.8667 0.8432 0.8667
23 1
0.86 0.8295 0.8238
1 0.8201
0.789 0.8152 24
1 0.8168
0.7829 0.7677 1
0.766 0.7314 0.7564
25 1
0.7694 0.7355 0.7051
1 0.7076
0.6727 0.6908 26
1 0.7185
0.689 0.6368
1 0.6459
0.6152 0.6191 27
1 0.6648
0.6452 0.5633 1
0.5822 0.561
0.542 28
1 0.6092
0.6058 0.4853 1
0.5176 0.5122 0.4602
29 1
0.5524 0.5722 0.4036
1 0.4533
0.4707 0.3746 30
1 0.4952
0.5459 0.3189 1
0.3902 0.4381 0.2858
31 1
0.4383 0.5277 0.2322
1 0.3296
0.4156 0.1949 32
1 1.5261
0.5185 0.1442 1
0.8085 0.4042 0.1026
Amplitudo d = 0.5
λ d = 0.75
λ
Tabel 2 . Hasil perhitungan Sintesa Amplitudo 16 elemen
elemen Uniform Chebyshev Taylor
Cosine Uniform Chebyshev Taylor Cosine 1
1 0.8668
0.522 0.1886
1 0.4907
0.4083 0.1492 2
1 0.5043
0.5584 0.3625 1
0.4018 0.4533 0.3315
3 1
0.6217 0.6257 0.5263
1 0.5334
0.5365 0.5033 4
1 0.7334
0.7135 0.6737 1
0.6651 0.6453 0.6578
5 1
0.8327 0.8086 0.7991
1 0.7867
0.763 0.7893 6
1 0.9135
0.8964 0.8976 1
0.8884 0.8717 0.8926
7 1
0.9705 0.9636 0.9654
1 0.9617
0.955 0.9637 8
1 1
1 1
1 1
1 1
9 1
1 1
1 1
1 1
1 10
1 0.9705
0.9636 0.9654 1
0.9617 0.955 0.9637
11 1
0.9135 0.8964 0.8976
1 0.8884
0.8717 0.8926 12
1 0.8327
0.8086 0.7991 1
0.7867 0.763 0.7893
13 1
0.7334 0.7135 0.6737
1 0.6651
0.6453 0.6578 14
1 0.6217
0.6257 0.5263 1
0.5334 0.5365 0.5033
15 1
0.5043 0.5584 0.3625
1 0.4018
0.4533 0.3315 16
1 0.8668
0.522 0.1886
1 0.4907
0.4083 0.1492 d = 0.75
λ Amplitudo
Amplitudo d = 0.5
λ
Tabel 3 . Hasil perhitungan Sintesa Amplitudo 8 elemen
Elemen Uniform Chebyshev Taylor
Cosine Uniform Chebyshev Taylor Cosine 1
1 0.5799
0.5368 0.279
1 0.3778
0.4255 0.244
2 1
0.6603 0.6725 0.6098
1 0.5843
0.5937 0.5908 3
1 0.8751
0.8643 0.863
1 0.8424
0.8317 0.8563 4
1 1
1 1
1 1
1 5
1 1
1 1
1 1
1 6
1 0.8751
0.8643 0.863
1 0.8424
0.8317 0.8563 7
1 0.6603
0.6725 0.6098 1
0.5843 0.5937 0.5908
8 1
0.5799 0.5368
0.279 1
0.3778 0.4255
0.244 d = 0.5
λ d = 0.75
λ Amplitudo
Tabel 4 dan 5 menunjukkan hasil sintesa karakteristik directivity, beamwidth dan SLL pada
masing-masing distribusi amplitudo untuk 8, 16 dan 32 elemen dengan jarak antar elemen, d = 0.5
λ dan 0.75
λ.
Tabel 4. Karakteristik Antena pada 4 jenis distribusi dengan d = 0.5
λ
Jumlah elemen Jenis distribusi Directivity dB
Beamwidth º SLL dB
Uniform 15.9
12.6 -13.3
8 Chebyshev
15.4 15.1
-25.7 Taylor
15.4 13.1
-15.3 Cosine
15.1 16.1
-24.5 Uniform
18.9 6.3
-13.3 16
Chebyshev 18.5
7.3 -25.6
Taylor 18.5
7.4 -25.2
Cosine 18.1
8.2 -23.3
Uniform 21.9
2.9 -13.3
32 Chebyshev
21.5 3.5
-26.1 Taylor
21.5 3.6
-24.1 Cosine
21.1 4.1
-23.8
Tabel 5. Karakteristik Antena pada 4 jenis distribusi dengan d = 0.75
λ
Jumlah elemen Jenis distribusi Directivity dB
Beamwidth º SLL dB
Uniform 15.9
12.6 -13.3
8 Chebyshev
15.7 14
-20.6 Taylor
15.7 14.2
-20.8 Cosine
15.2 15.8
-24 Uniform
18.9 6.3
-13.3 16
Chebyshev 18.7
6.7 -20.5
Taylor 18.7
7 -20.7
Cosine 18.2
8 -23
Uniform 23.8
2.1 -17.9
32 Chebyshev
23.3 2.3
-30.1 Taylor
23.4 2.3
-25.2 Cosine
22.9 2.5
-31
Tabel 6 merupakan hasil sintesa dengan beamwidth sebesar 2.5 º sesuai dengan kriteria yang
ditentukan
Tabel 6. Karakteristik antena bila beamwidth =
2.5º
Distribusi amplitudo jarak antar elemen Direktivity
SLL
Uniform 1.9
22.7 -13.7
Chebyshev 2.1
22.7 -26.7
Taylor 2.2
22.9 -25.3
Cosine 2.4
23 -33.8
4. ANALISIS DISTRIBUSI AMPLITUDO ANTENA SUSUN
Dari hasil sintesa dapat dilakukan analisis terhadap pola distribusi amplitudo, pola radiasi dan
karakteristik antena yang dihasilkan oleh keempat distribusi amplitudo tersebut. Hal ini dianalisis lebih
lengkap sebagai berikut: 4.1. Analisis Pola Distribusi Amplitudo
Pola distribusi amplitudo yang dilakukan pada antena susun 8, 16, dan 32 elemen diperlihatkan
pada gambar 1, 2 dan 3. Walaupun berbeda jarak dan jumlah elemennya namun dari ketiga gambar
tersebut terlihat bahwa pola distribusi cenderung sama bentuknya. Dari ketiga distribusi yang non
uniform terlihat bahwa pola radiasi Cosine memiliki amplitudo ke arah tepi yang lebih kecil dibandingkan
Chebyshev dan Taylor. Dengan bentuknya yang semakin kecil ke arah elemen tepinya akan dapat
diperoleh hasil SLL yang lebih baik.
54