Prosiding Seminar Radar Nasional 2008., Jakarta, 30 April 2008., ISSN : 1979-2921.
Rancang Bangun Radar Pengawasan Pantai INDRA II di Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi PPET LIPI
Mashury Wahab, Pamungkas Daud, Yuyu Wahyu, dan Rustini S. Kayatmo
Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi LIPI Kampus LIPI Gd. 20 Lt.4, Jl. Sangkuriang, Bandung – Indonesia
Tlp. 022-2504661, Fax. 022-2504659, Email: mashuryppet.lipi.go.id
ABSTRAK
Dalam tulisan ini, rancang bangun sebuah Radar pengawas pantai yang dinamakan Indonesian Radar INDRA II di Puslit Elektronika dan Telekomunikasi LIPI dipresentasikan. Rancang bangun ini meliputi
beberapa bagian antara lain antena, perangkat lunak pengolahan sinyal, perangkat keras pemancar, penerima dan pembangkit sinyal serta sebuah sistem antena. Pelaksanaan rancang bangun ini dilakukan dalam kurun
waktu sekitar tiga tahun yang dimulai dari tahun 2006. Radar INDRA II ini menggunakan teknologi Frequency Modulated Continuous Wave FM-CW yang tidak memerlukan daya pancar besar. Penggunaan antena array
meningkatkan emitted radiated power ERP dari sistem antena sehingga dapat menjangkau obyek-obyek yang berada pada jarak puluhan kilometer. Kerjasama teknis dengan pihak luar PPET telah dilakukan untuk
mewujudkan Radar INDRA II ini. Kerjasama utamanya dilakukan dengan International Research Centre for Telecommunications and Radar IRCTR dari Technical University of Delft TU- Delft.
Kata kunci: Radar pengawas pantai INDRA II, rancang bangun, perangkat lunak, perangkat keras, sistem antena, antena array, kerjasama teknis.
1. PENDAHULUAN
Pengamanan dan pengawasan wilayah NKRI yang terdiri dari kurang lebih 17.504 pulau dengan
23 wilayah terdiri dari lautan memerlukan aparat dan peralatan yang berjumlah sangat besar. Pada
kenyataannya, kemampuan TNI-AL dan Polri untuk mengawasi wilayah RI sangat terbatas sehingga
wilayah perairan Indonesia rawan akan pencurian ikan, pelanggaran wilayah oleh kapal-kapal asing,
pembajakan kapal laut dan penyelundupan. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan aparat
pemerintah dalam mengawasi dan mengamankan wilayah adalah dengan menggunakan Radar
pengawas pantai untuk mengawasi pergerakan kapal laut sehingga dapat dicegah tindakan-tindakan yang
dapat merugikan NKRI dan juga tabrakan kapal apabila hendak merapat ke pelabuhan. Pemasangan
Radar pengawas pantai dengan daya besar high power di kapal atau dipinggir daratan sekitar
pantai dapat digunakan untuk mengawasi wilayah laut yang luas sampai beberapa puluh mil laut.
Disamping untuk pengawasan perairan Indonesia, Radar pengawas pantai dapat juga
digunakan untuk pengontrolan dan pengaturan lalulintas kapal dipelabuhan. Kapal-kapal yang
masuk dan keluar dapat dijadwalkan dan diatur sehingga tabrakan antar kapal dapat dihindari
terutama apabila cuaca buruk terjadi.
Pengawasan perairan Indonesia termasuk pulau- pulau yang dekat dengan perbatasan Indonesia dan
negara tetangga akan sangat terbantu dengan penggunaan Radar pengawas pantai. Hal ini
ditunjukkan oleh fakta-fakta berikut [1, 2]: 1.
Sepertiga dari wilayah Indonesia terdiri dari sekitar 17 ribu pulau dan dua pertiga
terdiri dari lautan. 2.
Jarak dari kota Sabang di NAD sampai kota Jayapura diPapua sekitar 5.556 Km.
3. Jumlah kapal milik angkatan laut Indonesia
adalah sekitar 117 buah dan 77 diantaranya berusia 21-60 tahun.
4. Perbandingan antara jumlah kapal terhadap
total luas perairan Indonesia adalah sekitar 1:72 ribu mil persegi.
5. Sekitar 350 kapal diperlukan untuk
mencakup seluruh perairan Indonesia. Merupakan suatu tugas berat bagi pemerintah
Indonesia untuk dapat membeli Radar dari luar negeri untuk dapat memenuhi kebutuhan didalam
negeri baik untuk kepentingan sipil maupun militer karena jumlah Radar yang diperlukan berjumlah
besar. Hal ini ditambah oleh kemampuan keuangan negara yang tidak mendukung terutama sejak krisis
moneter pada tahun 1998. Harga Radar diluar negeri juga sangat mahal dalam orde jutaan dollar.
Kondisi ini diperburuk oleh sulitnya pembelian Radar dari luar negeri karena Radar sangat strategis
untuk pertahanan dan keamanan. Contoh dari Radar pengawas pantai dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 3 memperlihatkan jangkauan dari Radar pengawas pantai jika di-instalasi diseluruh
wilayah pantai Indonesia. Jangkauan ini ditentukan oleh daya yang ditransmisikan, lebar pita sinyal
yang dipancarkanditerima, penguatan antena, polarisasi antena, dan lebar berkas antena. Semua
Radar akan terhubung melalui sebuah jaringan dan dikendalikan oleh stasiun pusat master station=
1
Prosiding Seminar Radar Nasional 2008., Jakarta, 30 April 2008., ISSN : 1979-2921.
MS, misalnya di Jakarta. Komunikasi antara Radar dengan MS dilakukan via jalur satelit. Jalur satelit
lebih diutamakan karena Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau dan banyak pulau yang memiliki
pegunungan sehingga menghambat komunikasi menggunakan jalur radio terrestrial. Semua data
akan dikumpulkan dan dianalisa oleh MS untuk keperluan pengambilan keputusan.
Gambar 1. Contoh Radar Pengawas Pantai.
Pada awalnya, jenis Radar yang banyak digunakan oleh pelabuhan Udara, laut dan instalasi
militer adalah jenis Radar pulsa [3, 6]. Radar jenis ini dapat menjangkau jarak yang sangat jauh
puluhan sampai ratusan kilometer akan tetapi Radar ini memerlukan konsumsi daya yang sangat
besar serta komponen-komponen yang berharga mahal. Seiring dengan perkembangan teknologi
dibidang piranti keras hardware untuk frekuensi Radio dan gelombang mikro microwave serta
kemajuan dibidang perangkat komputer, Radar yang menggunakan teknologi frequency modulated-
continuous wave FM-CW semakin mudah untuk direalisasikan [3, 4, 5]. Radar jenis FM-CW ini
hanya memerlukan daya rendah sehingga dapat menghindari kesulitan realisasi untuk piranti
kerasnya, tidak seperti pada Radar pulsa yang memerlukan daya tinggi dan memerlukan penguat
daya berupa magnetron, dengan demikian peralatan FM-CW Radar dapat dibuat lebih terintegrasi
menggunakan komponen-komponen elektronika yang berukuran kecil solid state dan IC dan harga
implementasinya akan jauh lebih murah dari pada Radar pulsa. Oleh karena itu, pada penelitian di
PPET-LIPI dipilih sistem Radar FM-CW, karena teknologinya sudah dikuasai dan tidak memerlukan
dana penelitian yang terlalu besar.
Adanya keinginan dari pihak luar negeri untuk bekerja sama dalam penelitianpembuatan Radar
yaitu International Research Centre for Telecommunications-transmission and Radar
IRCTR dari TU Delft, Belanda turut mendorong dilakukannya penelitian ini.
Kedua belah pihak menamakan Radar pengawas pantai ini sebagai
Indonesian Radar II karena Indonesian Radar I berupa Radar navigasi kapal yang dikerjakan oleh
pihak swasta lokal di Indonesia. Desain dan implementasi sistem pemancar transmitter,
penerima receiver dan antena Radar dilakukan dengan bekerjasama dengan IRCTR, sedangkan
perangkat lunak pengolahan citra Radar hanya berupa desain saja dan implementasinya oleh PPET.
Blok diagram Radar FM-CW secara umum dapat direpresentasikan pada gambar 2 [3, 6].
Seperti terlihat pada gambar 2, sistem Radar terbagi atas dua bagian utama yaitu pemancar transmitter
dan penerima receiver. Hasil deteksi Radar akan ditampilkan oleh Display unit yang mengolah sinyal
yang diterima dari bagian Receiver menjadi suatu gambar yang dapat diinterpretasikan dengan mudah
oleh pengguna. Ada antenna control yang berfungsi untuk mengatur agar gerakan antenna sesuai dengan
tampilan dilayar dari Display unit. Synchronizer berfungsi untuk menyesuaikan sinyal-sinyal yang
dikirimkan oleh transmitter dengan tampilan yang diinginkan di Display unit.
Gambar 2. Blok diagram sistem Radar.
Mengingat jumlah Radar pengawas pantai yang diperlukan untuk mengawasi wilayah perairan
Indonesia terutama wilayah perairan yang strategis dan berbatasan dengan negara tetangga, seperti
diselat Malaka, akan berjumlah besar dan jaringan Radar yang dibentuk memerlukan pengendalian
secara terpusat, maka akan diperlukan jumlah tenaga operator dan Radar yang juga berjumlah besar dalam
rangka melakukan operasi dan pemeliharaan Radar- Radar yang dipasang. Apabila Radar ini juga
diaplikasikan untuk pertahanan dan keamanan wilayah perairan Indonesia, maka aparat dari pihak
TNI juga harus ikut dilatih supaya terampil mengoperasikan Radar ini.
Synchronizer Transmitter
Display Unit Receiver
Power Supply
Antenna Control Video
Antenna
2