HASIL DAN DISKUSI Prosiding.Seminar.Radar.Nasional.2008

diisi nilai defaultnya. Latar belakang tampilan juga dibuat lebih terang. Masih ada permasalahan yaitu bagaimana menempatkan latar belakang yang berupa gambar lokasi stasiun Radar dengan penunjukkan Radar supaya bisa overlap karena sering terjadi error pada perangkat lunak kalau hal ini dipaksakan. Hal ini terus kita tangani untuk diatasi permasalahannya. Gambar 11. Tampilan dari perangkat pengolahan citra Radar versi III. Tampilan Radar dengan menggunakan software lain jenis software data base diperlihatkan pada gambar 11. Penggunaan sofware ini semata-mata untuk menampilkan hasil pengolahan sinyal karena dimungkinkan untuk menampilkan peta lokasi stasiun Radar di Cilegon dengan garis scanning Radar. Peningkatan keakurasian dan tampilan dari perangkat lunak citra Radar perlu percobaan yang terus menerus dikarenakan banyak sekali faktor- faktor yang harus dimasukkan dan diperhitungkan pengaruhnya terhadap keakuratan hasil deteksi. Usaha menghilangkan pengaruh Clutter dan Noise, memperkirakan ukuran obyek yang dimonitor melalui Radar Cross Section, mengurangi kesalahan pendeteksian false alarm dan melakukan tracking terhadap obyek yang bergerak adalah kegiatan- kegiatan kunci dalam pembuatan perangkat lunak pengolahan citra Radar. Selanjutnya akan dilakukan percobaan pembuatan tampilan Radar dengan menggunakan langkah-langkah berikut: 1. Data dari ADC akan disimpan dalam memori sementara. 2. Selanjutnya data ini akan dibaca oleh program pengolah data dan komputasi. 3. Hasil pengolahan pada poin nomor 3 akan disimpan dalam format data base. 4. Program tampilan GUI = graphical user interface akan membaca data dengan format data base tertentu serta membuat plot garis scanning dan posisi obyek- obyek yang diamati pada layar komputer.

4. KESIMPULAN

Dalam makalah ini telah dipresentasikan tentang rancang bangun perangkat lunak citra Radar di PPET-LIPI berlandaskan teori-teori pengolahan sinyal Radar. Penelitian Pembuatan Perangkat Pengolahan Citra Radar ini belum mencapai hasil yang sempurna dikarenakan banyak sekali faktor- faktor yang harus dimasukkan dan diperhitungkan pengaruhnya terhadap keakuratan hasil deteksi. Dikaji kemungkinan penyimpanan data dengan format data base tertentu untuk kemudahan plotting pada tampilan Radar. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pengelola program kompetitif LIPI yang telah memberikan pendanaan penelitian dan juga kepada staf IRCTR TU-DELFT yang telah memberikan bimbingan teknis. DAFTAR PUSTAKA 1. M.I. Skolnik, ’Radar Handbook’, McGraw- Hill, 1990. 2. M.I. Skolnik, ’Introduction to Radar Systems’, McGraw-Hill, 2002. 3. Byron Edde, ’Radar: principles, technology, and applications’, Prentice-Hall Inc., 1993. 4. August W. Rilhaczek, ‘Radar resolution and complex-image analysis’, Artech House Inc., 1996. 5. Leo P. Ligthart, ’Short Course on Radar Technologies’, International Research Centre for Telecommunications-transmission and Radar-TU Delft, September 2005. 6. Mark Richards, ’Radar Signal Processing’, McGraw-Hill, 2005. 7. Bassem R. Mahafza, ‘Radar Systems Analysis and Design Using MATLAB’, Chapman Hall, 2005. 8. S.H. Heijnen, ‘TARA Data Processing’, Report for Cloudnet, October 2003. 9. S.H. Heijnen, J.S. Van Sinttruijen, W.F. Van der Zwan, L.P. Ligthart, ’A Dedicated Computer System for FM-CW Radar Applications’, Proceeding of 13 th International Conference on Microwaves, Radar and Wireless Communications, 2000 Mikon-2000. 109 Analisa Plot Medan Listrik untuk Antena GPR Dengan dan Tanpa Pembebanan Resistif dan Kapasitif menggunakan Simulasi FDTD Folin Oktafiani, Yudi Yuliyus Maulana, Yuyu Wahyu Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi – LIPI Kampus LIPI Gd. 20 Lt. 4 Jl. Cisitu 21 154D Bandung 40135 Telp. 022 250 4660, 250 4661 Fax. 022 250 4659 Email : folinppet.lipi.go.id ABSTRACT Bow-tie antenna with finite difference time domain FDTD method was simulated. The antenna consist of bow–tie antenna which circular in the end and broken bow-tie antenna which flat in the end. Each of antennas has different in the end form like solid, wire and resistive and capacitive as resistance. In this paper, we observe in electric field as parameter. The results of simulation are the antenna GPR with resistive will be decreasing late time ringing pulse. The pulse of GPR antenna with capacitive as resistance higher than pulse of antenna without capacitive as resistance. Keywords : GPR antenna, bow-tie antenna, resistive resistance, capacitive resistance ABSTRAK Telah dilakukan simulasi antena bow-tie menggunakan metode finite difference time domain FDTD. Antena yang disimulasikan terdiri dari antena bow-tie dengan ujung sirkular dan antena bow-tie patah dengan ujung flat. Masing-masing antena ini masih dibedakan lagi pada bagian ujungnya yaitu dengan ujung berbentuk padat, kawat dan dengan pembebanan resistif dan kapasitif. Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah plot medan listrik dari antena yang disimulasikan. Hasil simulasi menunjukan bahwa antena GPR dengan pembebanan resistif akan mengurangi late time ringing pulsa yang dihasilkan. Antena GPR dengan pembebanan kapasitif mempunyai efisiensi pulsa yang lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi pulsa dari antena tanpa adanya pembebanan kapasitif. Kata kunci: antena GPR, antena bow-tie, pembebanan resistif, pembebanan kapasitif

1. PENDAHULUAN

Ground Penetrating Radar GPR merupakan suatu alat yang digunakan untuk proses deteksi benda– benda yang berada terkubur di bawah tanah dengan tingkat kedalaman tertentu, dengan menggunakan gelombang radio, biasanya dalam range 10 MHz sampai 1GHz . GPR dapat digunakan untuk memetakan kondisi geologi yang meliputi kedalaman batuan dasar, kedalaman skema air di bawah permukaan tanah, kedalaman dan ketebalan strata tanah dan sedimen di daratan dan di bawah permukaan air bersih, dan lokasi rongga-rongga di bawah permukaan tanah serta patahanretakan batuan dasar. Aplikasi GPR menuntut antena dapat bekerja dengan baik untuk mentransmisikan pulsa-pulsa yang sempit. Masalah umum yang kerap terjadi pada transmisi pulsa ini adalah adanya late-time ringing yang besar serta kecilnya amplitude dari pulsa yang dipancarkan. Hal ini tentunya akan sangat berpengaruh terhadap kualitas sistem GPR yang dihasilkan. Kecilnya amplitudo pulsa dapat menyebabkan objek tidak dapat terdeteksi dengan baik, sementara adanya late-time ringing yang besar menyebabkan terjadinya efek masking pada objek yang akan merugikan sistem GPR yang dibuat. Teknik yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan memberikan pembebanan resistif maupun kapasitif . Pembebanan resistif digunakan untuk menekan late time ringing. Sementara pembebanan kapasitif digunakan untuk memperbesar atau menguatkan amplitude dari pulsa yang dipancarkan. Pada tulisan ini akan dibahas pengaruh penambahan pembebanan resistif dan kapasitif pada antena bow tie dilihat dari plot medan listriknya, untuk melihat bentuk pulsa yang ditransmisikan oleh antena.

1. DASAR TEORI

Antena bow-tie adalah penyederhanaan geometri dari antena biconical. Antena biconical tak hingga berlaku sebagai suatu guide untuk gelombang speris berjalan, sama seperti saluran transmisi uniform yang berlaku sebagai guide bagi gelombang bidang berjalan. Antena bow-tie merupakan versi bidang datar dari antena biconical. Dalam aplikasi GPR antena ini merupakan antena yang paling sering digunakan. Hal ini disebabkan karena karakteristik antena bow-tie yang 110