Prosiding Seminar Radar Nasional 2008., Jakarta, 30 April 2008., ISSN : 1979-2921.
Gambar 6. Prosedur Pengukuran
4.3 Hasil Pengukuran
Gambar 7. Pengukuran SWR dari Antena
Hasil Pengukuran SWR antena pada Frekuensi 9.4181 GHz dapat dilihat pada gambar 7, hasil
pengukuran yang diperoleh sebesar 1,0207. Hal ini sesuai spesifikasi awal dari antenna dengan SWR
kurang dari 1,5. Hasil Pengukuran Return Loss Pada Frekuensi 9,4181 GHz dapat dilihat pada gambar 8,
hasil yang diperoleh sebesar -37,469 dB.
Gambar 8. Pengukuran Return Loss dari Antena
Hasil Pengukuran Impedansi Antena pada Frekuensi 9,4181 GHz dapat dilihat pada gambar 9
Sebesar 50,769 Ω.
Gambar 9. Pengukuran Impedansi Antena
5. KESIMPULAN
Antena Rectangular patch array mikrostrip yang bekerja pada frekuensi 9,4 GHz dapat digunakan
untuk radar pantai. Antena ini menggunakan bahan duroid dan dengan teknik array sebanyak 8 buah
antena Patch 1 modul mampu menghasilkan gain lebih besar dari 15 dB dan secara teoritis bila
digabungkan dalam 64 buah antena Patch 8 modul besar penguatan gain yang didapat mampu sampai
23 dB, dengan lebar main lobe bandwidt antena sebesar 1,2
°. SWR dan besaran impedansi yang didapat memenuhi nilai dari spesifikasi yang
dirancang. Kelebihan dari Antena ini mempunyai bentuk yang kecil dengan proses pembuatan yang
cukup mudah, tetapi kekurangannya adalah substrat bahan yang diperlukan harus yang berkualitas dan
memenuhi spec yg.sesuai dengan spesifikasi sehingga cukup mahal.
UCAPAN TERIMA KASIH
Kegiatan penelitian ini menggunakan anggaran DIPA LIPI tahun 2007. Penulis mengucapkan terima
kasih atas kerja samanya kepada Laboratorium Telekomunikasi PPET - LIPI yang telah memberikan
fasilitas dalam pembuatan dan pengukuran alat. Dan semua pihak yang telah membantu dan partisipasinya
dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. J.D. Kraus, R.J. Marhefka, Antennas: For All Applications
, Tata McGraw-Hill Publishing Company Ltd, New Delhi, 2002.
2. T.A. Milligan, Modern Antenna Design:2
nd
Edition , Wiley Interscience, 2005.
3. M. Wahab, Y. Wahyu, A.A. Pramudita, P. Daud, Coupled Patch Array Antenna for Surveillance
Radar , Proceeding of TSSA 2007, ITB, 2007.
118
Prosiding Seminar Radar Nasional 2008., Jakarta, 30 April 2008., ISSN : 1979-2921.
Estimasi Batas Radiasi Terhadap Lingkungan dari Gerakan
Beam Antena Radar
Sri Hardiati
Pusat Penelitian Elektronika Dan Telekomunikasi - LIPI Kampus LIPI Gd. 20 Lt. 4 Jl. Sangkuriang Bandung - Indonesia
Telp. 022 2504660, 022 2504661, Fax. 0222504659 E-mail : ash_egtyahoo.com
ABSTRACT
Radar is a method of using electromagnetic waves for remote-sense the posision,velocity, and identifying characteristic of target . In electromagnetic wave transmission radar applies an antenna , which will give a
beam. Radar systems in general has relatively narrowmicrowave beam characteristic in azimuth. The movement beam of the antenna impact to hazard in environment which is known as radiation hazard.
The beam Movement of the radar antenna needs to be predicted by approximating the power density happened at environment. For example of this case is the beam exposure to human body around location of
radar. As results , the power density of the antenna beam rotation can be comparated with power density radiation boundary according to standard which permitted in international. standard
Keywords : Radar, Antenna , Power Density.
ABSTRAK
Radar merupakan suatu metode dengan menggunakan gelombang elektromagnet untuk pengukuran jarak jauh menentukan posisi,velocity dan indentifikasi dari karakteristik suatu sasaran target . Dalam
mentransmisikan gelombang elektromagnet , radar menggunakan suatu antena yang akan memberikan beam. Sistim radar secara umum mempunyai karakteristik microwave beam secara relatif sempit narrow dalam
azimut. Gerakan dari beam antena ini sangat berpengaruh terhadap bahaya lingkungan yang dikenal dengan bahaya radiasi.
Gerakan beam antena radar ini perlu untuk diprediksi dengan cara memperkirakan power density yang terjadi pada lingkungan. Dalam hal ini sebagai contoh adalah pemaparan beam antena terhadap manusia yang
berada disekitar lokasi radar. Hasil power density dari rotasi beam antenna radar dapat dibandingkan dengan batas power density radiasi sesuai standard yang diijinkan dalam standrard-standard yang sudah berlaku di
internasional. Kata kunci : Radar, Antena, Power density.
1. PENDAHULUAN.
Radar berfungsi untuk mendeteksi dan mencari lokasi sasaran target dan juga untuk informasi
laporan mengenai deteksi dan lokasi sasaran.
Pemancar radar membangkitkan sinyal elektromagnet, yang digunakan untuk iluminasi sasaran. Radar
memberikan iluminasi dan iluminasi terhadap sasaran akan ditransmisikan dalam bentuk short burst dengan
energi iluminasi dan mendengarkan echo dengan kondisi transmitter off , hal tersebut dikenal sebagai
radar pulsa. Radar juga dioperasionalkan dengan menggunakan suatu countinues wave yang dikenal
dengan nama countinues wave CW dan mendengarkan echo ketika transmitter dalam kondisi
memancar. Dalam mentransmisikan energi elektromagnet
kearah obyek sasaran dibawah pengamatan , radar menggunakan antenna untuk memancarkan gelombang
elektromagnet ke arah obyek, dimana sinyal radiasi dan sinyal penerima dari sistim antenna radar dalam bentuk
sudut angular domain . Antena merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi performance radar yaitu
aperture , gain, beamwidth, pola radiasi,scan rate.
Pola radiasi sebagai fungsi dari sudut yang terdiri dari main lobe dan side lobe. Karakteristik beam
Antena radar ditentukan dari gain, directivity dan Beam width.
Sistim
radar mempunyai
karakteristik microwave beam yang secara relatif narrow dalam
azimut tetapi karakteristik dalam bidang elevasi tergantung pada sifat alami radar dan fungsi radar.
Bahaya radiasi dari radar perlu diperhatikan antar lain dipandang dari gerakan beam antenna yang
dikehendaki untuk mempunyai batas keamanan terhadap lingkungan agar tidak menggangu kondisi
sekitarnya terutama terhadap manusia. Beam antenna ini dibatasi dengan mengacu pada nilai power
density dari beam.
2. BEAMWIDTH DAN BENTUK BEAM
Antena radar berfungsi sebagai transducer antara transmitter dan medium propagasi ,dan antara
medium dan receiver, yang mempunyai pola radiasi
119