KESIMPULAN SARAN Prosiding.Seminar.Radar.Nasional.2008

Prosiding Seminar Radar Nasional 2008., Jakarta, 30 April 2008., ISSN : 1979-2921. model distribusi Z agar panjang Taper dapat diminimkan. DAFTAR PUSTAKA [1] AmirHoseini, “WideBand or MultiBand Complex Impedance Matching Using Microstrip NonUniform Transmission Lines”, PIER 66 pp. 15-25.2006. [2] Collin. RE., “Foundation for Microwave Engineering”, McGraw Hill, USA.1996. [3] Bassam et al., A Chebyshev Tapered TEM Horn Antenna”, PIER.Vol 2 No.6. 2006 [4] Urbani et al., “Synthesis of Filtering Structures for Microstrip Antennas using Orlov’s Formula”, Journal ETRI, Vol.27, No. 2. 2005. 148 Pro sid ing Se mina r Ra d a r Na sio na l 2008., Ja ka rta , 30 Ap ril 2008., ISSN : 1979-2921. 149 FOOT PRINT ANTENA ROLLED DIPOLE UNTUK GROUND PENETRATING RADAR GPR Yuyu Wahyu 1 , Yudi Yuliyus Maulana 1 , Folin Oktafiani 1 , A.A. Lestari 2 1 Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi – LIPI Jl. Cisitu 21 154D Bandung 40135 Telp. 022 250 4660, 250 4661 Fax. 022 250 4659 Bandung, Indonesia 2 International Research Centre for Telecommunications and Radar – Indonesian Branch IRCTR-IB, Email : yudippet.lipi.go.id, yuyuppet.lipi.go.id, folinppet.lipi.go.id , a.lestariirctr.tudelft.nl ABSTRACT In GPR terminology antenna footprint is defined as a collection of the peak-to-peak amplitudes of the transmitted pulse in a horizontal plane. Antenna footprint indicates the shape and size of the area illuminated by the antenna on the ground surface or subsurface. Its importance lies in the fact that it determines the cross- range resolution of the GPR. If the size of the footprint is larger than the cross section of the target, it gives rise to clutter as the antenna illuminates not only the target but also the surrounding medium. Clutter can be maximally reduced if the size of the footprint is comparable with the cross section of the target. However, this is not always easily achieved as targets usually have different dimensions while the size of the antenna footprint remains fixed. In this work we investigate the footprint rolled dipole antenna which work at 600 MHz Keywords : GPR, rolled dipole antenna, footprint ABSTRAK Terminologi footprint antena dalam GPR adalah kumpulan gelombang peak to peak amplituda dari pulsa yang dipancarkan dalam bidang horizontal. Footprint antenna menunjukkan bentuk dan daerah yang terilluminasi oleh antena diatas permukaan dan dibawah tanah. Hal ini penting untuk menentukan resolusi daerah melintang dari GPR. Jika ukuran footprint lebih besar dari penampang melintang target maka akan meningkatkan clutter karena anrena akan mengiluminasi tidak hanya target tapi medium disekitarnya juga. Clutter dapat ditekan secara maksimal jika ukuran footprint mendekati penampang melintang target. Hal ini tidak selalu mudah dicapai karena target biasanya mempunyai dimensi yang berbeda sementara ukuran footprint antenna tetap. Penelitian ini melakukan pengukuran footprint antenna rolled dipole yang bekerja pada frekuensi 600 MHz. Kata Kunci : GPR, antena rolled dipole, footprint

1. PENDAHULUAN

Ground Penetrating Radar GPR merupakan suatu alat yang digunakan untuk proses deteksi benda – benda yang berada di bawah tanah dengan tingkat kedalaman tertentu dengan menggunakan gelombang radio, biasanya dalam range 10 MHz sampai 1GHz . GPR dapat digunakan untuk memetakan kondisi geologi yang meliputi kedalaman batuan dasar, kedalaman skema air di bawah permukaan tanah, kedalaman dan ketebalan strata tanah dan sedimen di daratan dan di bawah permukaan air bersih, dan lokasi rongga-rongga di bawah permukaan tanah serta patahan batuan dasar. Aplikasi lain diantaranya digunakan untuk mengetahui keberadaan seperti pipa, drum, tangki, kabel, dan batuan-batuan besar, pemetaan lahan dan batasan- batasan saluran air, dan melaksanakan penelitian arkeologis.

2. ANTENA ROLLED DIPOLE

Tahapan pertama yang kami lakukan pada penelitian ini adalah mendesain antena rolled dipole. Antena didesain untuk eksitasi pulsa monocycle dengan frekuensi rendah yang cocok untuk aplikasi-aplikasi GPR resolusi rendah. Karena frekuensi rendah maka dimensi antena menjadi panjang sehingga tidak efektif untuk digunakan di lapangan, oleh karena itu pada penelitian ini kami mencoba memperkecil dimensi antena dengan cara menggulung kawat. Geometri antena rolled dipole yang telah mempergunakan teknik tersebut ditunjukkan pada gambar 1. Panjang keseluruhan kawat untuk frekuensi 600 Mhz adalah 98 cm dan dengan menggulung kawat seperti pada gambar 1 panjang antena berkurang hingga menghasilkan panjang antena hanya 25 cm. Pemecahan kawat dimulai dari 6,7 cm dari feed point yaitu untuk pembebanan resistif dengan resistor berdasarkan profil Wu-King yang dapat didekati dengan profil pembebanan resistif.yang dapat dilihat pada gambar2 Pada masing-masing lengan dipol kami menggunakan 65 resistor dengan jarak pemisahan 1 cm. Jumlah resistor ini harus cukup untuk implementasi yang Pro sid ing Se mina r Ra d a r Na sio na l 2008., Ja ka rta , 30 Ap ril 2008., ISSN : 1979-2921. tepat dari profil Wu-King. Gambar 1. Geometri antena rolled dipole Gambar 2. Profil Pembebanan Resistif untuk 10 resistor yang dapat menginterpolasi untuk harga resistor yang digunakan lebih banyak. Untuk mengetahui unjuk kerja dari antena rolled dipole terlebih dahulu dilakukan simulasi agar dapat diketahui hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Simulasi dilakukan dengan menggunakan program FDTD dan NEC. Bentuk pulsa eksitasi yang digunakan pada simulasi ditunjukkan pada gambar 2. Antena yang telah didesain dicetak diatas papan PCB single layer, pada penelitian ini kami menggunakan FR4. Geometri antena yang telah dicetak pada FR4 ditunjukkan pada gambar 3. Metode yang digunakan pada pengukuran antena rolled dipole yaitu antena dicatu menggunakan kabel semi rigid TSR seperti ditunjukan pada gambar 4. Kabel TSR terdiri dari 2 kabel semi rigid terpisah yang saling berdekatan satu sama lain dan tersolder seluruhnya, menghasilkan line transmisi yang seimbang dengan impedansi karakteristik 100 . Masing-masing ujung kabel TSR dihubungkan ke kanal GPR 50 yang berbeda-beda. Gambar 3. Geometri antena dicetak pada FR4 Gambar 4. Sistem Pengukuran Impedansi Input dengan kabel Twin Semi Rigid TSR Gambar 5. Gelombang transmit medan dekat dari antena rolled dipole pada ruang bebas : a. tanpa pembebanan, b dengan pembebanan profil Wu-King. Ujung dari kabel TSR dihubungkan dengan AUT Antenna Under Test sementara ujung yang lain dihubungkan dengan kabel coax 50 ohm ke port-1 dan port-2 dari VNA Vector Network Analyzer. Parameter S11 dan S12 dari kedua port VNA diukur dan selanjutnya diproses menggunakan post- processing software menggunakan Matlab. Dapat dilihat bahwa ketika antena tidak dibebani maka gelombang didominasi oleh refleksi internal seperti yang diperkirakan. Kami mencatat bahwa pada daerah medan dekat pantulan pertama dari akhir antena antenna end masih terpisah secara jelas dari pulsa utama yang diradiasikan dari feed point. 150