Plot Medan Listrik Terhadap Waktu

113 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 x 10 -8 -40 -30 -20 -10 10 20 30 40 50 E x V m akukuwiaki, , R =0.0065,0.14,0.03 time s 0.5 1 1.5 2 2.5 x 10 -9 -600 -500 -400 -300 -200 -100 100 200 300 400 E x V m bowtie s tr, , R =0.00375,0.25,0.2125 time s 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 -8 x 10 -800 -600 -400 -200 200 400 600 E x V m Wire a nten, , R =0.00 0.14,0.095 time s 15, 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 x 10 -8 -500 -400 -300 -200 -100 100 200 300 E x V Wire a nten, , R =0.0015,0.14,0.075 time s m 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 x 10 -8 -300 -200 -100 100 200 300 E x V m a time s Wire nten, , R =0.0015, 0.055 0.14, 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 x 10 -9 -800 -600 -400 -200 200 400 600 E x V m Rad M F06ME, , R =0. ,0.14,0.095 time s 0015 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 x 10 -9 -500 -400 -300 -200 -100 100 200 300 400 E x V m Rad M F06ME, , R =0. 0.14,0.08 time s 0015, Gambar 14: Plot medan elektromagnetik komponen-x terhadap waktu pada jarak 0.07 m dari antena. - Pola medan listrik terhadap waktu antena GPR patah dengan ujung flat bentuk padat. Gambar 15: Plot medan elektromagnetik komponen-x terhadap waktu pada jarak 0.0375m dari antena. Gambar 16: Plot medan elektromagnetik komponen-x terhadap waktu pada jarak 0.0625m dari antena. - Pola medan listrik terhadap waktu antena GPR patah dengan ujung flat bentuk kawat. Gambar 17: Plot medan elektromagnetik komponen-x terhadap waktu pada jarak 0. 025m dari antena. Gambar 18: Plot medan elektromagnetik komponen-x terhadap waktu pada jarak 0.045m dari antena. Gambar 19: Plot medan elektromagnetik komponen-x terhadap waktu pada jarak 0. 065 m dari antena. 0.5 1 1.5 2 2.5 x 10 -9 -400 -300 -200 -100 100 200 300 E x V m bowtie s tr, , R =0.00375,0.25,0.1875 time s - Pola medan listrik terhadap waktu antena GPR patah dengan ujung flat bentuk kawat dengan pembebanan kapasitif dan pembebanan resistif. Gambar 20: Plot medan elektromagnetik komponen-x terhadap waktu pada jarak 0. 025 m dari antena. Gambar 21: Plot medan elektromagnetik komponen-x terhadap waktu pada jarak 0. 04 m dari antena. 114 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 x 10 -9 -300 -200 -100 100 200 300 E x V m Rad M F06ME, , R =0.0015,0.14, 0.055 time s Gambar 22: Plot medan elektromagnetik komponen-x terhadap waktu pada jarak 0. 065 m dari antena.

4. ANALISA HASIL

Dari hasil pengeplotan di atas terlihat bagaimana kondisi pulsa yang semakin jauh dari antena untuk masing-masing bentuk antena yang kami buat. Tiga percobaan awal adalah antena dengan bentuk ujung sirkuler. Masing masing memiliki perbedaan geometri, walaupun bentuk generalnya sama, yaitu dengan ujung sirkuler. Yang pertama adalah bentuk padat, yang kedua bentuk kawat, sementara yang terakhir adalah bentuk padat tetapi dengan pembebanan kapasitif. Dari gambar diatas terlihat untuk jarak 0.07 meter dari antena untuk antena dengan pembebanan kapasitif mempunyai efisiensi pulsa yang lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi pulsa dari antena tanpa adanya pembebanan kapasitif untuk jarak 0.06 meter dari antena. Disinilah terlihat bagaimana pembebanan kapasitif mempengaruhi efisiensi dari pulsa yang dipancarkan. Sementara untuk masalah late-time ringing untuk ketiga antena diatas terlihat masih tetap terjadi, namun ada kondisi dimana masalah late-time ringing -nya cukup parah, yaitu antena antena GPR dengan ujung sirkuler bentuk kawat, seperti terlihat pada gambar 10,11,12. Disana terlihat late-time ringing dengan intensitas yang sangat besar. Hal ini tentunya akan berakibat buruk bagi sistem GPR yang kami buat, karena akan menyebabkan efek masking dari benda yang akan kami deteksi. Dan juga berarti pula bahwa tingkat akurasi dari sistem GPR yang kami buat cukup rendah. Hal ini tentunya akan kami hindari ketika kami merancang suatu sistem GPR. Sedangkan untuk tiga gambar berikutnya memiliki perbedaan mendasar dengan tiga gambar sebelumnya, dimana bentuk antena yang kami buat adalah bentuk patah dengan ujung flat. Pendesainan ini bertujuan untuk menghasilkan antena dengan kualitas yang tidak kalah dengan bentuk sebelumnya, namun memiliki ukuran dimensi yang jauh lebih ringkas, terutama ketika kami terlibat dengan antena dengan sudut flare yang besar. Tiga macam antena tersebut adalah yang berbentuk padat, berbentuk kawat, serta berbentuk kawat dengan pembebanan kapasitif dan resistif. Untuk model antena dengan pembebanan kapasitif dan resistif ini cenderung dipilih yang berbentuk kawat, hal ini disebabkan karena akan jauh lebih mudah dalam implementasinya untuk membuat pembebanan resistif dari antena berbentuk kawat dibanding dengan antena yang berbentuk padat. Jika kami lihat lagi diatas terlihat untuk antena yang berbentuk padat, didapat bentuk pulsa dengan rentang waktu yang kurang. Hal ini tentunya akan menyulitkan analisis kami. Sehingga untuk keperluan analisis digunakan hasil plotting untuk antena bentuk kawat tanpa pembebanan, dengan antena bentuk kawat dengan pembebanan resistif dan kapasitif. Kecilnya rentang waktu ini disebabkan karena jumlah time-step yang kami gunakan kurang sehingga tingkat keakurasiannya juga kurang dan menyebabkan pula plotting pada Matlab menghasilkan bentuk gelombang elektromagnetik dengan rentang waktu yang kecil pula. Masalah tersebut dapat kami atasi dengan menaikkan jumlah time-step. Sementara untuk antena dengan pembebanan kapasitif dan resistif terlihat memiliki late-time ringing yang lebih kecil dibanding dengan antena dengan tanpa pembebanan. Namun jika kami lihat efisiensinya terlihat besarnya tidak sebesar pada kasus antena dengan ujung sirkuler. Hal ini disebabkan karena dengan menerapkan pembebanan resistif, maka ada konsekuensi lain yang ditimbulkan, yaitu turunnya efisiensi dari pulsa yang dipancarkan. Untuk itulah diperlukan pembebanan lain, yaitu pembebanan kapasitif sehingga dihasilkan antena yang dapat memancarkan pulsa dengan late-time ringing yang kecil, sementara efisiensinya dapat kami jaga. Hal ini terlihat pada hasil plotting diatas, dimana untuk jarak yang sama sejauh 0.065 meter dari antena, untuk antena dengan pembebanan kapasitif dan resistif tetap memiliki efisiensi yang lebih besar dibanding dengan antena tanpa pembebanan. Walupun nilai selisihnya tidak sebesar jika kami hanya menggunakan pembebanan kapasitif seperti pada tiga percobaan sebelumnya.

5. KESIMPULAN

1. Antena dengan pembebanan kapasitif mempunyai efisiensi pulsa yang lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi pulsa dari antena tanpa adanya pembebanan kapasitif. 2. Antena dengan pembebanan kapasitif dan resistif terlihat memiliki late-time ringing yang lebih kecil dibanding dengan antena dengan tanpa pembebanan. DAFTAR REFERENSI [1] Lestari, A. Andaya, A.G. Yarovoy, L. P. Ligthart, “ RC-Loaded Bow-Tie Antenna for Improved Pulse Radiation”, Delft University of Technology, The Netherlands. [2] Lestari, A. Andaya, A.G. Yarovoy, L. P. Ligthart, “Modified Bow-Tie Antenna for Efficient Transmission of UWB Pulse”, Delft University of Technology , The Netherlands. [4] Lestari, A. Andaya, A.G. Yarovoy, L. P. Ligthart, “An Efficient Ultra-Wideband Bow-Tie Antenna”, Delft University of Technology , The Netherlands. [5] Mur, Gerrit, USER’S GUIDE FOR FDTD3D. The Time-Domain Finite-Difference code in C++, 1999. Netherland : IRCTR and Laboratory of Electromagnetic Research Department of Electrical Engineering Faculty of Information Technology and Systems Delft University of Technology. [3] Lestari, A. Andaya, A.G. Yarovoy, L. P. Ligthart, “Capasitively Tapered Bow-Tie Antenna”, Delft University of Technology , The Netherlands. 115