SISTEM GERAKAN BEAM Prosiding.Seminar.Radar.Nasional.2008

Prosiding Seminar Radar Nasional 2008., Jakarta, 30 April 2008., ISSN : 1979-2921. RF. Hal ini berhubungan dengan power density yang dipaparkan terhadap tubuh manusia. Batas standard pemamaran untuk personil menurut batas pemaparan yang diijinkan , diambil dari U.S. Air Force Technical 31 Z-10-4 yaitu : untuk frekuensi antara 10 MHz dan 300 GHz yaitu 10 mWcm 2 untuk pemaparan secara berkesinambungan atau 3600 mW-scm 2 dalam periode 6 menit. Semua pemaparan harus dibatasi untuk maksimum.

5. ANALISA GERAKAN BEAM ANTENA.

Antena radar biasanya berputar 360 dalam azimut secara kontinyu dengan kecepatan konstan seperti terlihat dalam gambar 2. Dalam kondisi seperti terlihat dalam gambar 2 , seorang manusia yang disinari pancaran sinyal radiasi berada pada jarak yang dikatakan medan jauh far field, maka tempat tersebut diberi simbul X, dan diasumsiasikan bahwa beam berotasi secara kontinyu pada 6 rpm radian per menit. Maka X keberadaan orang tersebut akan disinari setiap perputaran. Gambar 2. Rotasi beam power density pada medan jauh. Power density pada putaran tunggal yaitu pada titik X bergantung dengan lebar beam dan antenna berputar 360 . Faktor ini berhubungan dengan faktor rotasi yang diberi simbol f r. Titik X berlokasi dalam daerah medan jauh, maka perbandingan meliputi lebar beam 3 dB dari beam dan sudut total dari satu revolusi 360 o . Jika beam berhenti dan langsung tertuju pada titik X, maka power density beam dalam kondisi stationary pada sumbu beam dapat diukur. Pengukuran power density dan fr merupakan pemaparan dari subyek dan biasanya berhubungan terhadap power density putaran rata-rata yang dinamakan S r. . Contoh perhitungan diasumsiasikan power density S dalam kondisi beam tidak bergerak adalah S= 300 Wm -2 pada titik X dan lebar beam beamwidth adalah 3 o . Maka untuk mendapatkan nilai power density rotasi rata-rata dalam kondisi beam tidak bergerak adalah kelipatan dari faktor rotasi f r . . Jadi power density rata-rata dapat diperhitungkan sebagai berikut :[3] Power Density putaran rata-rata S r = f r x power density Wm -2 . …………….1 3 derajad ur putaranbus derajad dBbeamwith f r = 2 f r = 3360 = 0,0083. S r = 0,0083 x 300 = 2,49 Wm -2. Batas power density yang diperoleh dari hasil perhitungan ini , kemudian dibandingkan dengan batas power density untuk pemaparan radiasi secara berkesinambungan pada frekuensi yang bersangkutan ,yang diijinkan sesuai standard yang sudah berlaku di internasional Untuk metode perhitungan waktu dapat diberikan sebagai berikut : Lama satiu rotasi 6 rotasi dalam 60 detik = 10 detik. Lama satu pemaparan penyinaran= 3 o 360 o x 10 detik = 0,083 dt. i wakturotas penyinaran aran waktupemap f r = 3 = 0083 , 10 083 , = dt dt Dalam kondisi medan dekat near Field, beam width ditentukan sebagai dimensi terbesar dari aperture suatu antenna dalam bidang rotasi. Maka f r adalah panjang aperture dalam bidang rotasi dibagi 2 π dikalikan jarak antenna ke subyek. Contoh : Diasumsiasikan pengukuran power density pada X lihat gambar 2 adalah 600 Wm -2 dan rotasi 360 o . Titik X adalah adalah 20 m dari antenna dan panjang aperture adalah 5 m. F r = 5 2 π x 20 = 0,0398 S r = 600 x 0,0398 = 23,88 Wm -2 Metode medan dekat near field dari perhitungan adalah konservatif yang dipandang dari titik keamanan. Secara umum dalam kondisi ini memungkinkan untuk menentukan power density dari beam dalam kondisi tidak bergerak diberikan untuk memberikan suatu ijin terhadap power density putar S r yang mengacu terhadap standard-standard yang sudah berlaku.

6. KESIMPULAN

Radar merupakan sumber radiasi, dimana radiasi RF secara umum mempunyai efek terhadap tubuh manusia ,yaitu merupakan transfer energi medan elektromagnet terhadap tubuh .Hal tersebut secara tidak langsung berhubungan dengan power density yang merupakan faktor kritis dalam evaluasi bahaya. Maka Teori dari perhitungan power density rata-rata dari pancaran antenna dalam medan jauh 121