PENDAHULUAN EKSPLORASI SISTEM KARTU KENDALI

Prosiding Seminar Radar Nasional 2008., Jakarta, 30 April 2008., ISSN : 1979-2921. Gambar 1. Tata Letak Komponen dalam Phase Shifter Control Card Gambar 2, memperlihatkan diagram kotak fungsional phase shifter control card yang terdiri atas bagian input, memori, blok yang dikendalikan dan bagian output. Bagian input menerima data dari peralatan lain. Memori berisi data untuk cara pengendalian kerja blok, yaitu blok A dan F, Blok C, Blok D, E dan F. Sistem output yang digunakan mengendalikan sistem lain. Gambar 2. Diagram Kotak Phase Shifter Control Card . Bagian memori berisi data yang menentukan urutan operasi blok A, B, C, D, E dan F, karean masing-masing blok ini bekerja secara ON dan OFF dan bergantian.. Gambar 3 merupakan gambar rangkaian dari blok C, sedang gambar 4 dipasang di halaman terakhir memperlihatkan gambar blok A dan B. Gambar 3. Gambar Rangkaian Blok C Pada blokC ini terdapat 6 buah transistor yang beroperasi sebagai saklar. Op-amp yang berjumlah tiga juga berfungsi sebagai komparator. Sehingga pada prinsipnya sistem blok C ini merupakan sistem elektronis yang bekerja secara digital. Demikian juga sistem yang berada di blok A, B,C,D, dan F. Berbagai nilai tegangan diperlukan oleh blok–blok ini yaitu tegangan 1 Volt, 2,8 Volt, -3 Volt, 5 Volt dan 115 Volt. 38 Gambar 5. Rangkaian Bagian ROM ROM berupa memori dengan 1024 lokasi yang masing-masing memuat data 4 bit. Keluaran 4 bit digunakan untuk mengendalikan blok A sd F.melewat sebiah flip-flop. Blok A dan B bergantian ON dan OFF, demikian juga blok E dan F. Sedang blok C dan D merupakan blok tak saling bergantian.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN SISTEM TEST

BENCH Test Bench merupakan gabungan perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan untuk mengadakan uji kartu phase shift secara otomatis. Test bench dibuat dengan tujuan mempermudah seorang teknisi untuk mengidentifikasi bagian yang rusak dari phase shifter control card. Sistem test bench digambarkan dalam diagram kotak pada gambar 6. Gambar 6. Diagram Kotak Sistem Perangkat Keras Test Bench Sitsem mikroprosesor sebagai alat uji, yang memberi masukan pada sistem dan menguji hasilnya melalui IO digital. Untuk pengujian tegangan pada transistor disediakan 8 probe analog, sehingga setiap saat dapat menguji 8 titik uji sekaligus. Disediakan ADC 8 bit untuk mengubah sinyal-sinyal analog ini menjadi digital. Di dalam mikrokontroler telah dibuatkan tabel pembanding yang valid. Setiap data pembacaan akan dibandingkan derngan isi tabel yang sesuai. Ketidak-cocokan antara hasil dan tabel, mengindikasikan kemungkian adanya kegagalan fungsi komponen elekronis teruji. Penentuan kerusakan yang pasti masih perlu bantuan teknisi. Program dalam komputer ditulis dalam bahasa Delphi. Fungí komputer adalah memberi perintah mikroprosesor untuk mulai mengadakan pengujian dan kemudian mengirimkan data hasil pengujian untuk ditampilkan di monitor. Gambar 7. Diagram Alir Pengujian Otomatis Gambar 8. Diagram Alir Uji Transistor Tampilan hasil di monitor dapat dilihat di gambar 9, 10 dan 11. Gambar 9 menampilkan hasil pengujian secara otomatis. Pengujian ini dimaksudkan untuk memberi informasi apakah sistem kartu dalam keadaan baik atau perlu perbaikan. Bila terjadi kegagalan operasi, akan ditunjukkan bagian blok yang gagal beroperasi. Gambar 10 menampilkan hasil pengujian IC input. Indikasi adanya kegagalan operasi ditunjukkan dengan perubahan warna dalam tampilan. Gambar 11 menampilkan data hasil pengukuran tegangan pada transistor, sehingga dapat diketahui tegangan transistor yang tidak normal. Komputer sudah mempunyaidata besar tegangan yang seharusnya. Akan tetapi karena besaran ini merupakan 39 besaran yang analog sehingga nilainya tidak pasti pada angka tertentu, ada kemungkinan bervariasi antara satu transistor dengan transistor yang lain, atau kartu satu dengan kartu yang lain. Analisis selanjutnya diserahkan pada teknisi untuk mengadakan pemerikasaan lanjut dan perbaikan.

4. KESIMPULAN

Dari pengalaman kami selama mengadakan penelitian pembuatan prototipe komponen ini, dapat disimpulkan bahwa : 1. Sistem yang kuno, masih merupakan sistem yang terbuka sehingga mudah dipahami, mudah dimodifikasi atau dibuatkan suku cadangnya. 2. Sistem test bench bisa mempercepat waktu perbaikan kartu yang rusak dan memberi kepastian kerja bagi teknisi yang mengerjakan. 3. Dengan kemampuan ini diharapkan bisa memberi sumbangan bagi pemeliharaan sistem radar yang ada, untuk bisa diberdayakan secara optiomal dengan karya dalam negeri. UCAPAN TERIMA KASIH. Pada kesempatan ini kami juga mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi yang telah memberi bantuan dana untuk mengadakan penelitian ini. DAFTAR REFERENSI [1]. Operation Manual untuk Radar Thomson, 1980 [2]. Phased Array Polarization Switches, Application Note,EMS Tecknologi, Space and Technology- Atlanta. 2003 [3]. Sertac Yilmaz and Ibrahim Tekim, Ultra- Wideband N Bit Digitally Tunable Pulse Generator, Sabanci University, Istambul. 2005 Gambar 9. Tampilan hasilPengujian Otomatis Gambar 10. Tampilan Hasil Pengujian Input 40