PERANCANGAN ANTENA Prosiding.Seminar.Radar.Nasional.2008

Prosiding Seminar Radar Nasional 2008., Jakarta, 30 April 2008., ISSN : 1979-2921. Gambar 2. Geometri antena rolled dipol pada FR-4 Resistor pertama yang dekat dengan feed point mempunyai nilai 200 Ω dan pada saat yang sama juga berfungsi sebagai sumber radiasi sekunder karena diskontinuitas. Telah didemonstrasikan pada [4] bahwa ketika jarak antara feed point dan resistor pertama dipilih menjadi c4f c ε rs 12 , dimana c adalah kecepatan cahaya, f c adalah frekuensi pusat dari pulsa eksitasi dan ε rs adalah permitifitas relatif substrat, pada arah pancaran radiasi antena dari sumber sekunder berkombinasi dengan radiasi dari feed point menghasilkan peningkatan amplitudo dari pulsa yang ditransmisikan secara signifikan. Pada tahap kedua ini antena rolled dipol didesain menjadi berbentuk antena bow tie. Antena bow tie terdiri dari 8 antena rolled dipol pada tiap sisinya. Untuk menghubungkan dengan line pencatuan ditambahkan saklar pada masing-masing ujung antena rolled dipol. Line pencatuan dibuat dengan menggunakan PCB yang sama. Gambaran antena GPR ditunjukkan pada gambar berikut : Gam bar 3. Anten a adafti f GPR

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengukuran antena dilakukan dengan menggunakan Network Analizer. Gambar berikut ini adalah hasil pengukuran Roll Wire Bowtie Antenna dengan menggunakan sistem pengukuran impedansi input seperti yang terlihat pada gambar 4. Ujung dari kabel TSR dihubungkan dengan Antenna sementara ujung yang lain dihubungkan dengan kabel coax 50 ohm ke port-1 dan port-2 dari VNA vector Network analyzer. Parameter S11 dan S12 dari kedua port VNA diukur dan selanjutnya diproses menggunakan post-processing software menggunakan Matlab. Antena TSR Kabel Koaxial Port 1 Port 2 Gambar 4. Sistem Pengukuran Impesansi Input dengan kabel Twin Semi Rigid TSR 20 40 60 80 100 120 140 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 Flare Angle degrees R e fl e c ti o n C o e ffi c ie n t Gambar 5. Hubungan Antara Sudut Flare dengan Koefisien Refleksi 20 40 60 80 100 120 140 -20 -18 -16 -14 -12 -10 -8 -6 -4 -2 Flare Angle degrees R e fl e c ti o n C o e ffi c ie n t d B Gambar 6. Hubungan Antara Sudut Flare dengan Koefisien Refleksi dB Gambar 5. menujukkan hubungan antara sudut flare yang bervariasi antara 0 – 140 derajat dengan koefisien refleksi dari antena. Pada sudut flare 0 derajat secara teoritis mempunyai nilai tak terhingga tetapi pada hasil pengukuran mempunyai nilai yang paling besar. Nilai 0,7 pada gambar 26 atau -3dB pada 125 Prosiding Seminar Radar Nasional 2008., Jakarta, 30 April 2008., ISSN : 1979-2921. gambar 6. seharusnya lebih besar, hal ini disebabkan oleh kebocoran dari switch manual yang dipakai pada antena. Secara umum dapat disimpulkan harga koefisien refleksi berubah secara eksponensial terhadap sudut flare. 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Frequency MHz VSW R Gambar 7. Hubungan Frekuensi denga VSWR Gambar 7 menunjukkan hubungan frekuensi dengan VSWR yang bekerja efektif dari frekuensi 400 MHz- 2000 MHz untuk VSWR sekitar 2 kebawah pada sudut flare yang besar. Untuk sudut flare 0 derajat mempunyai VSWR yang paling tinggi, hal ini disebabkan pada kondisi ini antena tidak ada atau keadaan open yang seharusnya nilainya lebih besar dari ini karena ada kebocoran pada switch antenna. Pada frekuensi 600 MHz VSWR mempunyai nilai yang paling kecil karena antena ini beresonansi pada frekuensi 600 MHz 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 -400 -200 200 400 600 800 1000 Frequency MHz In pu t I m pe da nce O h m s Gambar 8. Impedansi Input Pada Sudut flare 0 Derajat 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 -400 -200 200 400 600 800 1000 Frequency MHz In put I m pe dan ce O hm s sudut flare 0 Gambar 9. Impedansi Input Pada Sudut flare 20 Derajat 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 -400 -200 200 400 600 800 1000 Frequency MHz In pu t I m pe da nce O h m s Gambar 10. Impedansi Input Pada Sudut flare 60 Derajat 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 -400 -200 200 400 600 800 1000 Frequency MHz In pu t I m pe da nce O h m s Gambar 11. Impedansi Input Pada Sudut flare 100 Derajat 126