PENDAHULUAN Prosiding.Seminar.Radar.Nasional.2008
Prosiding Seminar Radar Nasional 2008., Jakarta, 30 April 2008., ISSN : 1979-2921.
MS, misalnya di Jakarta. Komunikasi antara Radar dengan MS dilakukan via jalur satelit. Jalur satelit
lebih diutamakan karena Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau dan banyak pulau yang memiliki
pegunungan sehingga menghambat komunikasi menggunakan jalur radio terrestrial. Semua data
akan dikumpulkan dan dianalisa oleh MS untuk keperluan pengambilan keputusan.
Gambar 1. Contoh Radar Pengawas Pantai.
Pada awalnya, jenis Radar yang banyak digunakan oleh pelabuhan Udara, laut dan instalasi
militer adalah jenis Radar pulsa [3, 6]. Radar jenis ini dapat menjangkau jarak yang sangat jauh
puluhan sampai ratusan kilometer akan tetapi Radar ini memerlukan konsumsi daya yang sangat
besar serta komponen-komponen yang berharga mahal. Seiring dengan perkembangan teknologi
dibidang piranti keras hardware untuk frekuensi Radio dan gelombang mikro microwave serta
kemajuan dibidang perangkat komputer, Radar yang menggunakan teknologi frequency modulated-
continuous wave FM-CW semakin mudah untuk direalisasikan [3, 4, 5]. Radar jenis FM-CW ini
hanya memerlukan daya rendah sehingga dapat menghindari kesulitan realisasi untuk piranti
kerasnya, tidak seperti pada Radar pulsa yang memerlukan daya tinggi dan memerlukan penguat
daya berupa magnetron, dengan demikian peralatan FM-CW Radar dapat dibuat lebih terintegrasi
menggunakan komponen-komponen elektronika yang berukuran kecil solid state dan IC dan harga
implementasinya akan jauh lebih murah dari pada Radar pulsa. Oleh karena itu, pada penelitian di
PPET-LIPI dipilih sistem Radar FM-CW, karena teknologinya sudah dikuasai dan tidak memerlukan
dana penelitian yang terlalu besar.
Adanya keinginan dari pihak luar negeri untuk bekerja sama dalam penelitianpembuatan Radar
yaitu International Research Centre for Telecommunications-transmission and Radar
IRCTR dari TU Delft, Belanda turut mendorong dilakukannya penelitian ini.
Kedua belah pihak menamakan Radar pengawas pantai ini sebagai
Indonesian Radar II karena Indonesian Radar I berupa Radar navigasi kapal yang dikerjakan oleh
pihak swasta lokal di Indonesia. Desain dan implementasi sistem pemancar transmitter,
penerima receiver dan antena Radar dilakukan dengan bekerjasama dengan IRCTR, sedangkan
perangkat lunak pengolahan citra Radar hanya berupa desain saja dan implementasinya oleh PPET.
Blok diagram Radar FM-CW secara umum dapat direpresentasikan pada gambar 2 [3, 6].
Seperti terlihat pada gambar 2, sistem Radar terbagi atas dua bagian utama yaitu pemancar transmitter
dan penerima receiver. Hasil deteksi Radar akan ditampilkan oleh Display unit yang mengolah sinyal
yang diterima dari bagian Receiver menjadi suatu gambar yang dapat diinterpretasikan dengan mudah
oleh pengguna. Ada antenna control yang berfungsi untuk mengatur agar gerakan antenna sesuai dengan
tampilan dilayar dari Display unit. Synchronizer berfungsi untuk menyesuaikan sinyal-sinyal yang
dikirimkan oleh transmitter dengan tampilan yang diinginkan di Display unit.
Gambar 2. Blok diagram sistem Radar.
Mengingat jumlah Radar pengawas pantai yang diperlukan untuk mengawasi wilayah perairan
Indonesia terutama wilayah perairan yang strategis dan berbatasan dengan negara tetangga, seperti
diselat Malaka, akan berjumlah besar dan jaringan Radar yang dibentuk memerlukan pengendalian
secara terpusat, maka akan diperlukan jumlah tenaga operator dan Radar yang juga berjumlah besar dalam
rangka melakukan operasi dan pemeliharaan Radar- Radar yang dipasang. Apabila Radar ini juga
diaplikasikan untuk pertahanan dan keamanan wilayah perairan Indonesia, maka aparat dari pihak
TNI juga harus ikut dilatih supaya terampil mengoperasikan Radar ini.
Synchronizer Transmitter
Display Unit Receiver
Power Supply
Antenna Control Video
Antenna
2
Satelit
Gambar 3. Jangkauan jaringan Radar pengawas pantai.