BEAMWIDTH DAN BENTUK BEAM

Prosiding Seminar Radar Nasional 2008., Jakarta, 30 April 2008., ISSN : 1979-2921. seperti gambar :1. Pola radiasi Antena terdiri dari side lobe dan main lobe. Main lobe atau main beam adalah lobe yang mengandung arah radiasi maksimumyang berfungsi untuk iluminasi dan Side lobe adalah suatu lobe dari radiasi dalam beberapa arah selain lobe yang diharapkan. Antena radar mempunyai karakteristik untuk mengkonsentrasikan keluaran pemancar kedalam beam yang narrow sempit , ini mengakibatkan peningkatan nilai power density di dalam beam. Gambar 1. Pola radiasi antena Sifat-sifat antenna yang harus dipenuhi yaitu gain dari antena , sebab Gain adalah parameter yang penting dalam transmitter. Dan bandwidth dari sinyal yang ditransmisikan menentukan, diantaranya resolusi jangkuanrange radar dan kemampuan frekuensi radar Jika respon suatu antena terutama dalam arah tunggal, maka sebagian besar responsnya merupakan suatu main beam. Beamwidth –3 dB merupakan lebar berbentuk sudut dari main beam dengan respon 3 dB12 power dari respon maksimum peak. Beamwidth –3 dB merupakan pengukuran yang berubah-ubah dari lebar respon beam antenna. Beamwidth antenna yang besar secara elektrik berhubungan dengan panjang dan panjang gelombang dari antena. θ 3 = λD eff radians = 180 π λD eff derajat Keterangan : D eff = Panjang effective dari antenna dalam bidang yang dikehendaki. λ = panjang gelombang satuan sesuai dengan D eff θ 3 = Beamwdth –3 dB dalam bidang sama . Panjang efektif dari antenna besar berhubungan dengan panjang fisik dengan suatu factor yang dinamakan panjang efisiensi. D eff = η L D meter Keterangan : D eff = panjang efektif m η L =efisiensi panjang tidak mempunyai dimensi D = panjang phisik yang sebenarnya. Bentuk suatu antenna akan berpengaruh terhadap bentuk beam dari aperture antena Beberapa antena radar menghasilkan beams yang mempunyai bagian melintang berbentuk lingkaran circular cross-section yang dinamakan pencil beams dan antenna yang lain berbentuk rectangularempat persegi panjang atau ovoid bulat telur dan menghasilkan azimut dan elevasi beamwidt h yang berbeda, bentuk beamwidth tersebut dinamakan fan beam.

3. SISTEM GERAKAN BEAM

Antena radar secara normal berotasi atau berputar secara berkesinambungan pada kecepatan tetap . Antena phase array dapat fixtetap dengan beam yang di switch secara elektronik atau dapat rotasi secara konstan ... Dalam semua kejadian, persoalan adalah terletak pada antenna yang selama beroperasi tidak tepat, dan titik persoalan pada manusia yang mendiami tempat dengan waktu yang tidak tentu. Ini dapat terjadi dengan mengikuti jalan pada test berikut suatu sasaran yang surut pada azimut tertentu yang berhubungan dengan terjadinya penyinaran terhadap manusia dalam area tersebut. Hal tersebut ada dua kejadian dasar yang dipakai untuk gerakan beam secara mekanik dan secara elektronik dan kombinasi dari keduanya yaitu : 1. Beam yang berotasi atau scan suatu lengkunganbusur secara berkesinambungan pada kecepatan konstan atau dengan suatu pola scan tertentu dan diprediksi secara berulang. 2. Beam bergerak tanpa pola gerakan yang diprediksi. Prediksi adalah suatu cara untuk keandalan suatu sistim pengulangan dari gerakan yang dapat diaplikasikan secara matematik untuk menentukan waktu rata-rata pemaparanpenyinaran power density terhadap subyek yang berdiam dalam sekitar radar. Bila secara berkesinambungan beam berputar menyinari manusia, maka lama pemaparan hanya sebentar dari waktu total yang diambil untuk satu revolusi. Jadi power density rata-rata merupakan serpihan yang diukur pada lokasi dari subyek dalam hal ini orang, jika beam dalam kondisi stationary tidak bergerak dan lurus untuk penyinaran terhadap manusia.

4. BAHAYA RADIASI

Radar merupakan suatu radiator gelombang RF yang termasuk dalam microwave band menurut penelitian berbahaya ini disebabkan karena radiasi dalam microwave band terjadi akibat dari pemanasan. Thermal effects berhubungan dengan pemanasan tubuh manusia karena penyerapan energi 120 Prosiding Seminar Radar Nasional 2008., Jakarta, 30 April 2008., ISSN : 1979-2921. RF. Hal ini berhubungan dengan power density yang dipaparkan terhadap tubuh manusia. Batas standard pemamaran untuk personil menurut batas pemaparan yang diijinkan , diambil dari U.S. Air Force Technical 31 Z-10-4 yaitu : untuk frekuensi antara 10 MHz dan 300 GHz yaitu 10 mWcm 2 untuk pemaparan secara berkesinambungan atau 3600 mW-scm 2 dalam periode 6 menit. Semua pemaparan harus dibatasi untuk maksimum.

5. ANALISA GERAKAN BEAM ANTENA.

Antena radar biasanya berputar 360 dalam azimut secara kontinyu dengan kecepatan konstan seperti terlihat dalam gambar 2. Dalam kondisi seperti terlihat dalam gambar 2 , seorang manusia yang disinari pancaran sinyal radiasi berada pada jarak yang dikatakan medan jauh far field, maka tempat tersebut diberi simbul X, dan diasumsiasikan bahwa beam berotasi secara kontinyu pada 6 rpm radian per menit. Maka X keberadaan orang tersebut akan disinari setiap perputaran. Gambar 2. Rotasi beam power density pada medan jauh. Power density pada putaran tunggal yaitu pada titik X bergantung dengan lebar beam dan antenna berputar 360 . Faktor ini berhubungan dengan faktor rotasi yang diberi simbol f r. Titik X berlokasi dalam daerah medan jauh, maka perbandingan meliputi lebar beam 3 dB dari beam dan sudut total dari satu revolusi 360 o . Jika beam berhenti dan langsung tertuju pada titik X, maka power density beam dalam kondisi stationary pada sumbu beam dapat diukur. Pengukuran power density dan fr merupakan pemaparan dari subyek dan biasanya berhubungan terhadap power density putaran rata-rata yang dinamakan S r. . Contoh perhitungan diasumsiasikan power density S dalam kondisi beam tidak bergerak adalah S= 300 Wm -2 pada titik X dan lebar beam beamwidth adalah 3 o . Maka untuk mendapatkan nilai power density rotasi rata-rata dalam kondisi beam tidak bergerak adalah kelipatan dari faktor rotasi f r . . Jadi power density rata-rata dapat diperhitungkan sebagai berikut :[3] Power Density putaran rata-rata S r = f r x power density Wm -2 . …………….1 3 derajad ur putaranbus derajad dBbeamwith f r = 2 f r = 3360 = 0,0083. S r = 0,0083 x 300 = 2,49 Wm -2. Batas power density yang diperoleh dari hasil perhitungan ini , kemudian dibandingkan dengan batas power density untuk pemaparan radiasi secara berkesinambungan pada frekuensi yang bersangkutan ,yang diijinkan sesuai standard yang sudah berlaku di internasional Untuk metode perhitungan waktu dapat diberikan sebagai berikut : Lama satiu rotasi 6 rotasi dalam 60 detik = 10 detik. Lama satu pemaparan penyinaran= 3 o 360 o x 10 detik = 0,083 dt. i wakturotas penyinaran aran waktupemap f r = 3 = 0083 , 10 083 , = dt dt Dalam kondisi medan dekat near Field, beam width ditentukan sebagai dimensi terbesar dari aperture suatu antenna dalam bidang rotasi. Maka f r adalah panjang aperture dalam bidang rotasi dibagi 2 π dikalikan jarak antenna ke subyek. Contoh : Diasumsiasikan pengukuran power density pada X lihat gambar 2 adalah 600 Wm -2 dan rotasi 360 o . Titik X adalah adalah 20 m dari antenna dan panjang aperture adalah 5 m. F r = 5 2 π x 20 = 0,0398 S r = 600 x 0,0398 = 23,88 Wm -2 Metode medan dekat near field dari perhitungan adalah konservatif yang dipandang dari titik keamanan. Secara umum dalam kondisi ini memungkinkan untuk menentukan power density dari beam dalam kondisi tidak bergerak diberikan untuk memberikan suatu ijin terhadap power density putar S r yang mengacu terhadap standard-standard yang sudah berlaku.

6. KESIMPULAN

Radar merupakan sumber radiasi, dimana radiasi RF secara umum mempunyai efek terhadap tubuh manusia ,yaitu merupakan transfer energi medan elektromagnet terhadap tubuh .Hal tersebut secara tidak langsung berhubungan dengan power density yang merupakan faktor kritis dalam evaluasi bahaya. Maka Teori dari perhitungan power density rata-rata dari pancaran antenna dalam medan jauh 121