pantai. Hal ini terlihat dari nilai pH yang lebih rendah di perairan ini ditemukan di daerah dekat pantai dan muara sungai, sedangkan yang lebih tinggi diperoleh di lepas
pantai. Menurut SALIM 1986 nilai pH di suatu perairan laut berkisar antara 8,2 – 8,5. Nilai pH di perairan ini masih baik untuk peruntukan budidaya perikanan karena
masih dalam kisaran nilai yang diperkenankan oleh Environment Protection Agency 1973 dan Baku Mutu Air Laut 1988 yaitu 6,5 – 8,5.
4.1.12.2. Oksigen terlarut O
2
Oksigen terlarut yang terdapat dalam air laut berasal dari diffusi udara dan fotosintetis fitoplankton dan tumbuhan bentik. Kecepatan diffusi oksigen dari udara
kedalam air sangat lambat, sehingga fotosintetis fitoplankton merupakan sumber utama dalam penyediaan oksigen terlarut di perairan. Beberapa faktor yang
mempemgaruhi kelarutan oksigen antara lain suhu, salinitas, pergerakan massa air, tekanan atmosfir, luas permukaan air dan persentase oksigen sekelilingnya. Beberapa
faktor yang dapat meningkatkan persediaan oksigen terlarut yang cukup dalam kolom air, yaitu masuknya air tawar dan air laut di daerah estuari secara teratur, karena
kondisi daerah tersebut dangkal sehingga pengadukan massa air serta percampuran oleh angin akan berlangsung dengan baik. Sedangkan berkurangnya oksigen dalam
air antara lain disebabkan pelepasan oksigen ke udara, aliran air tanah ke dalam perairan, adanya zat besi, reduksi yang disebabkan oleh desakan gas lainnya dalam
air respirasi biota dan dekomposisi bahan organik Nybakken 1988; Mulyanto 1992. Untuk kelangsungan hidup ikan ditemukan kadar oksigen yang beragam. Penurunan
kadar oksigen terlarut dalam jumlah yang sedang akan menurunkan kegiatan fisiologis mahluk hidup dalam air diantaranya terjadinya penurunan pada nafsu
makan, pertumbuhan dan kecepatan berenang ikan pada saat kadar oksigen terlarut kurang dari 8 – 10 ppm Welch 1980. Menurut Mulyanto 1992, pada kadar
oksigen terlarut 4 – 5 ppm, pertumbuhan kurang baik dan nafsu makan ikan berkurang sedangkan pada kadar 3 – 4 ppm dalam jangka waktu yang lama, ikan akan
berhenti makan dan pertumbuhan terhenti. Secara keseluruhan kadar oksigen terlarut berkisar antara 2,97 - 3,88 mll dengan rata-rata 3,44 mll. Nilai tertinggi diperoleh
pada Stasiun 8 di lapisan permukaan dan terendah pada kedalaman 14 m dekat dasar .Kadar oksigen terlarut ini rendah bila dibandingkan dengan kadar oksigen
terlarut di perairan laut yang normal yang berkisar antara 5,7 ppm – 8,5 ppm Sutamihardja 1978. Kadar oksigen terlarut di lapisan permukaan, 5 m dan dekat
dasar masing-masing berkisar antara 3,54 – 3,88 mll dengan rata-rata 3,69 mll ; 3,22 - 3,30 mll dengan rata-rata 3,26 mll dan 2,97 - 3,78 mll dengan rata-rata 3,10
µg Al untuk mengkonversi mll menjadi ppm, angka ini dikalikan dengan konstanta 1,429. Kadar oksigen terlarut yang lebih tinggi diperoleh di lepas pantai sebelah
timur dan selatan perairan ini. Pengaruh aktivitas manusia dan buangan limbah organik melalui sungai-sungai sebelah barat perairan ini dapat menurunkan kadar
oksigen terlarut karena digunakan bakteri untuk pernafasan dalam menguraikan zat organik menjadi zat anorganik. Hal ini terlihat dari kadar oksigen terlarut yang lebih
rendah di sebelah barat dekat pantai perairan ini. Namun kondisi oksigen di perairan ini masih dapat digunakan untuk kepentingan budidaya perikanan karena masih
memenuhi nilai ambang batas oksigen 5 ppm dan 4 ppm Baku Mutu Air Laut 1988. Kadar oksigen terlarut untuk budidaya kerang hijau dan tiram berkisar antara 3
ppm – 8 ppm, sedangkan untuk beronang, kerapu dan kakap antara 4 ppm – 8 ppm dan untuk kerang bulu berkisar antara 2 ppm – 3 ppm Baku Mutu Air Laut
Departemen Pertanian dalam KLH 1984.
4.1.12.3. Zat hara fosfat, nitrat, nitrit, ammonia dan silikat
Zat hara nitrogen sebagai nitrat dan fosfor sebagai fosfat merupakan zat hara anorganik utama yang dibutuhkan fitoplankton sebagai rantai makanan untuk
pertumbuhan dan perkembangan hidupnya. Menurut Nybakken 1988 kadar kedua unsur ini sangat kecil dalam air laut, sehingga merupakan faktor pembatas bagi
produktivitas fitoplankton. Di perairan tropik dan subtropik kadar zat hara pada