Dengan tekanan yang demikian besar, diperlukan suatu pendekatan yang sifatnya integratif yang mencakup aspek keruangan di samping prinsip-prinsip sistem
ekologi yang menjadi dasar pengelolaan. Suatu pendekatan yang berfokus secara eksplisit pada hubungan keruangan dan dinamika dari suatu bentang alam, dalam hal
ini wilayah pesisir, dapat digunakan dalam pengelolaan yang terpadu. Dapat disimpulkan bahwa wilayah pesisir merupakan suatu wilayah yang unik
dan merupakan peralihan daratan dan lautan econote. Wilayah pesisir dipengaruhi oleh dua regim yang berbeda yaitu daratan dan lautan sehingga pesisir memiliki
karakter yang sangat spesifik. Karakter ini berkaitan dengan proses sumberdaya dan pemanfaatannya. Dari berbagai definisi yang ada, dapat disimpulkan bahwa wilayah
pesisir memiliki karakter sebagai berikut : 1. Memiliki produktivitas yang tinggi dan bersamaan dengan itu memiliki
kerentanan dalam keseimbangan ekosistemnya. 2. Memiliki beragam fungsi dan proses, yaitu fungsi hidrologis, geofisik, bio fisik
dan ekologis. 3. Menampung beragam pengguna
4. Memiliki beragam tema Lebih jauh, karena struktur, fungsi, serta perubahan yang ada di dalamnya, wilayah
pesisir memiliki karakter ”open access” yang inheren, sehingga sumberdaya wilayah pesisir mensyaratkan kehati-hatian dalam pengelolaannya.
2.2.5. Dinamika wilayah pesisir
Rotasi bumi pada porosnya, dikombinasikan dengan pemanasan matahari yang tidak merata pada permukaan bumi, menghasilkan system angina global dimana
angin bergerak seperti fluida sepanjang permukaan bumi Strahler and Strahler 1998. Pergerakan angin ini menghasilkan dorongan yang dapat menggerakkan materi di
atas permukaan bumi di daratan maupun di perairanlautan Oberlander and Muller 1982.Ada tiga daya yang membentuk menentukan karakteristik wilayah pesisir
Strahler and Strahler 1998: angin, gelombang, arus pasang surut. Ketiga gaya ini bersama-sama menentukan formasi pantai yang berbeda.
2.2.6. Jenis-jenis garis pantai
Ada lima jenis garis pantai yang tergantung dari bentukan masa yang menerima gaya gelombang dan arus pasang surut Strahler and Strahler 1998
a. Pantai yang terbentuk karena submergence, yaitu penenggelaman sebagian pesisir karena naiknya muka laut atau tenggelamnya bagian kerak bumi, atau
keduanya. Sedimen yang dihasilkan oleh gaya gelombang berakumulasi dalam bentuk-bentuk pantai yang berbentuk kantung pocket bay
b. Pantai yang terbentuk karena penenggelaman trough glacial, disebut sebagai fjord. Arus dan gelombang laut kemudian dengan cepat mengerus garis pantai
yang berbatu membentuk teluk, beting dan estuarin. Estuarin sebagai elemen yang membentuk struktur wilayah pesisir merupakan badan air yang dilindungi oleh
konfigurasi garis pantai dari gaya gelombang yang kuat. Estuarin menyalurkan air sungai yang tawar serta sedimen ke lingkungan pesisir dan laut French 1997. Di
lingkungan estuarin, air tawar dan air laut bercampur menghasilkan habitat yang unik bagi banyak kehidupan flora dan fauna yang sebaliknya memiliki
karakteristik yang unik, bukan air tawar atau air laut. c. Berlawanan dengan bentuk pantai-pantai submergences, pesisir dengan pulau
pelindung barrier island coasts adalah pesisir dataran rendah dimana kemiringannya tidak ekstrim hingga ke bawah laut. Karakteristik bentuk pesisir
berpelindung adalah adanya celah-celah yang disebut inlet pasang surut. Arus yang kuat mengalir keluar masuk melalui celah tersebut sejalan dengan pasang
dan surutnya air laut. d. Pesisir Delta, yang terbentuk karena deposit tanah lempung, endapan lumpur dan
pasir yang terbawa oleh sungai yang mengalir ke arah badan air yang relatif diam. Deposisi ini disebabkan oleh pengurangan kecepatan arus pada saat arus tersebut
mendorong keluar ke arah perairan diam tersebut pada saat aliran sungai mendepositkan sedimen hasil dari gaya gelombang dan arus. Sedimen partikel
pasir dan endapan lumpur yang lebih kasar akan tenggelam lebih dulu, sementara partikel yang lebih halus akan terbawa terus hingga tenggelam pada perairan
yang relatif dalam. Pertemuan air tawar dan air laut akan menyebabkan partikel tanah liat yang halus akan menggumpal dan membentuk partikel yang lebih besar.
Delta terbentuk dengan cepat yang berkisar dari 3 m hingga 60 m per tahun. Delta merupakan dataran yang subur dan produktif bagi ekosistem mangrove dan
spesies asosiasinya. e. Pesisir vulkanik mirip dengan pesisir delta dalam hal pembatasan antara laut dan
formasi yang baru terbentuk. Pada pesisir vulkanik, formasi yang baru terbentuk dari deposit vulkanik, yaitu abu dan lava, yang mengalir dari gunung yang aktif
ke arah laut. Tebing rendah terjadi pada saat gaya gelombang menggerus deposit yang baru. Pantai biasanya sempit dan curam, serta terdiri dari partikel halus
deposit vulkanik Oberlander and Muller 1982. Pesisir coral reef terbentuk oleh makhuk hidup, karang dan alga. Organisme ini tumbuh bersama dan
mengeluarkan deposit yang mirip batuan yaitu kabinet mineral yang disebut terumbu karang. Pada saat koloni karang mati, koloni baru akan tumbuh
diatasnya, dan berakumulasi sebagai CaCO
3
. Pecahan karang akan hancur oleh serangan gelombang dan menggerus pecahan tersebut yang kemudian
berakumulasi menjadi pantai berpasir. Pesisir terumbu karang terdapat di wilayah perairan tropis dengan temperatur di atas 20
o
C. Perairan laut harus bebas dari suspensi sedimen dan harus memiliki pertukaran aliran oksigen yang tinggi.
Karena itu, karang subur pada wilayah yang terbuka terhadap serangan ombak dari laut lepas Dahuri et al. 1996, Strahler and Strahler1998; Tomascik et al.
1997. Yang terakhir adalah teras laut yang terbentuk karena event tektonik yang mendorong wilayah pesisir serta tebing laut dan platform abrasi di atas gaya
gelombang. Denudasi fluvial akan berfungsi sebagai penggerus teras tersebut terbentuk Strahler and Strahler1998.
2.2.7. Arus pasang surut