Pariwisata Potensi dan pemanfaatannya

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kebijakan yang ada saat ini policy existing.

Peraturan Daerah Kabupaten Bangka No. 11 Tahun 2002 Tentang Kawasan Industri Perikanan Terpadu di Teluk Kelabat. Demikian juga SK Direktur Jenderal Pertambangan Umum Tabel 1 tentang izin penambangan baik di daratan pesisir maupun di lepas pantai off-shore di wilayah Teluk Kelabat. Dalam rangka merencanakan pengelolaan sumberdaya kawasan pesisir daratan dan pesisir perairan Teluk Kelabat yang sesuai dengan keseimbangan daya dukung lahan serta mengukur dampak biaya sosial berbagai komponen masyarakat, swasta atau para pengusaha dan pemerintah terhadap kawasan tersebut, maka penelitian ini dimaksudkan untuk : i mengidentifikasi kesesuaian lahan untuk pemanfaatan ruang industri, pelabuhan, perikanan, pariwisata di Kawasan Teluk Kelabat, ii merencanakan lokasi pemanfaatan ruang-ruang untuk industri, pelabuhan, perikanan dan pariwisata di Kawasan Teluk Kelabat, iii mengetahui persepsi pemerintah, swasta dan masyarakat berkaitan dengan penentuan prioritas penggunaan lahan pada Kawasan Teluk Kelabat, dan iv mendelinasikan zona-zona yang sesuai bagi peruntukan industri, pariwisata, pelabuhan dan perikanan di Kawasan Teluk Kelabat.

5.2. Sintesis tahap I

Untuk membuat keserasian dan keseimbangan kawasan perencanaan yang menjadi tujuan penelitian ini seperti yang telah dijelaskan pada metode penelitian, maka dipergunakan dua cara analisis. Analisis tersebut adalah proses analisis hierarki untuk mencoba mengukur persepsi berbagai komponen masyarakat terhadap kegiatan pengelolaan kawasan Teluk Kelabat dan analisis spasial dengan Sistem Informasi Geografi untuk kesesuaian lahan. Proses analisis berjenjang dapat dilihat dari gambar matrik pemanfaatan tiap peruntukan ruang kegiatan perikanan, pelabuhan, industri dan pariwisata. Dalam tahapan proses ini juga terdapat diagram nilai–nilai aspek ekonomi, teknologi, sosial dan lingkungan. Masing-masing aspek tersebut juga diperoleh nilai–nilai kriteria masing-masing tiap-tiap aspek sesuai persepsi stakeholder. Di samping itu dalam analisis ini diperoleh model pengelolaan sesuai keinginan para stakeholder yang akhirnya merupakan rekomendasi kebijakan.

5.3. Analisis hierarki proses

Proses analisis berjenjang AHP pada penelitian ini dilakukan untuk penentuan prioritas lokasi pemaanfaatan kegiatan kawasan Teluk Kelabat dan penentuan prioritas kegiatan penggunaan lahan bagi pengelolaan kawasan Teluk Kelabat dengan berdasarkan atas pendapat responden yang berkompeten. Hal ini merupakan pembahasan dari maksud penelitian, yaitu untuk mencoba merencanakan dan menentukan pemanfaatan jenis kegiatan lokasi Kawasan Teluk Kelabat dan mengukur persepsi berbagai komponen masyarakat terhadap kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan pada Kawasan Teluk Kelabat. Adapun langkah-langkah untuk merencanakan dan menentukan lokasi Kawasan Teluk Kelabat untuk menentukan prioritas penggunaan lahan pada kawasan Teluk Kelabat adalah : i membuat struktur hierarki dalam menentukan prioritas penggunaan lahan pada kawasan Teluk Kelabat, ii menganalisa masing- masing manfaat dan biayakerugian dari prioritas penggunaan lahan pada kawasan Teluk Kelabat berdasarkan tingkatan struktur hierarki tersebut, dan iii menganalisa manfaat dan biaya kegiatan-kegiatan penggunaan lahan.

5.3.1. Struktur hierarki penentuan penggunaan lahan kawasan Teluk

Kelabat Kecamatan Belinyu dan Kecamatan Jebus berdasarkan manfaat. Adapun struktur hierarki penentuan penggunaan lahan Kawasan Teluk Kelabat Kecamatan Belinyu dan Kecamatan Jebus berdasarkan manfaat terdiri dari 4 tingkat. Tingkat pertama merupakan tujuan utama, tingkat kedua aspek, tingkat ketiga kriteria, dan tingkat ke-empat adalah kegiatan yang akan menggunakan lahan kawasan Teluk Kelabat, kecamatan Belinyu dan kecamatan Jebus. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat hasil Analisis dengan menggunakan AHP struktur hierarki penentuan penggunaan lahan Kawasan Teluk Kelabat, kecamatan Belinyu dan kecamatan Jebus berdasarkan manfaat dapat dilihat pada Gambar–gambar sebagai berikut. Proses analisis berjenjang dapat dilihat dari gambar matrik pemanfaatan tiap peruntukan ruang kegiatan perikanan, pelabuhan,