Analisis Kesesuaian Pariwisata Analisis Spasial

5.4.3. Analisis Kesesuaian Pelabuhan

Berdasarkan hasil overlay untuk kesesuaian lahan bagi pemanfaatan pelabuhan, lokasi yang sangat sesuai seluas 7 456,735 ha 22.63 dari luas Perairan Teluk Kelabat kecamatan Belinyu dan kecamatan Jebus seluas 32 939,26 ha terletak sebagian besar di kelurahan Mantung kecamatan Belinyu, lokasi yang sesuai terbatas seluas 20,688 ha 0.0628 terletak di pesisir pantai desa Telak Kapit, sebagian pesisir Semulut bagian utara serta sebelah utara desa Bakit kecamatan Jebus, dan lokasi yang tidak sesuai seluas 25 461,617 ha 77.29 . Untuk lebih jelasnya lokasi kesesuaian lahan pelabuhan dapat Gambar 52 dan Gambar 53. 5.4.4.Analisis Kesesuaian Perikanan Berdasarkan hasil overlay untuk kesesuaian perairan bagi pemanfaatan budidaya perikanan, lokasi yang sangat sesuai seluas 21.977.42 ha 50.06 dari luas perairan Teluk Kelabat kecamatan Belinyu dan kecamatan Jebus, hal ini dapat dilihat pada Gambar 54 yaitu peta kesesuaian kawasan perikanan dan pada Gambar 55 yaitu peta kesesuaian perairan untuk kawasan perikanan yang telah di overlay dengan kuasa penambangan Timah di lepas pantai.

5.5. Pemecahan Kebijakan Answer Policy.

Berdasarkan analisis kesesuaian lahan dan analisis AHP, maka diperoleh pola pemanfaatan ruang seperti disajikan pada Gambar 56. hasil analisis tersebut luas kuasa penambangan timah dalam kawasan daerah aliran sungai DAS yaitu DAS Layang dan DAS Antan seluas 56 097,38 ha; kawasan konservasi 1 558,56 ha; kawasan industri 80 189,27 ha; kawasan perikanan 32 939,26 ha; kawasan pelabuhan di perairan Teluk Kelabat bagian luar, kawasan pariwisata 128,64 ha, dan kesesuaian untuk budidaya lainnya seluas 26 935,74 ha. Hasil analisis pola pemanfaatan ruang ini tidak lagi ada perbedaan kesesuaian S1, S2 maupun NS untuk masing-masing peruntukan. Hal ini sudah merupakan penggabungan dari luas kesesuaian S1dan S2 untuk masing-masing peruntukan.

5.5.1. Pengelolaan Sumberdaya

Selanjutnya pendekatan Empat-Bina menurut Dahuri 2000 adalah pendekatan holistik dalam membangun perekonomian wilayah pesisir. Pendekatan tersebut adalah membina masyarakat untuk melaksanakan kegiatan ekonomi dari aspek: manusia, lingkungan, sumberdaya, dan usaha. • Bina manusia adalah strategi pengembangan sumberdaya manusia, melalui 1 investasi pada modal manusia human capital yaitu dalam pendidikan dan kesehatan, 2 peningkatan kapasitas organisasikelembagaan sebagai suatu cara untuk mensinergiskan dan memadu kekuatan individu, 3 memperluas dan mengintegrasikan mandat organisasi dan kelompok sehingga efisiensi bisa dicapai, 4 memperbaiki budaya kerja, dan 5 menghilangkan sifat dan mental negatif yang memasung produktivitas dan menghambat pembangunan. Sumber : Bangka Pos, 2004 Gambar 57 Kehadiran kapal keruk eksploitasi timah di laut yang menyebabkan terganggunya mata pencaharian nelayan. • Bina lingkungan merupakan strategi pemberdayaan dan pembinaan masyarakat pesisir melalui perbaikan lingkungan tinggal, lingkungan dan prasarana produksi serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam menata dan mengelola lingkungan hidupnya. Strategi ini mencakup hal-hal berikut: