Integrasi penginderaan jauh dengan SIG

Menurut Gunawan 1998 berbagai bentuk analisis spasial dapat dilakukan dengan menggunakan SIG, yaitu: 1 Operasi titik point operation, yaitu tipe analisis dengan memasukan beberapa formula aljabar dan overlay beberapa layer data; 2 Operasi Tetangga Operation Neighbourhood yakni tipe analisis yang menghubungkan titik pada suatu lokasi di permukaan bumi dengan semua informasi atributnya, dengan lingkungan disekitarnya, sebagai contoh menentukan kesesuaian lahan untuk berbagai kegiatan pembangunan; 3 Analisis jaringan Network analisis yakni tipe analisis yang menghubungkan beberapa tampilan data feature berupa garis, seperti menentukan jalan dengan jarak terdekat diantara dua kota. Alat untuk melakukan analisis-analisis seperti tersebut d iatas telah tersedia pada beberapa perangkat lunak SIG. Pada aplikasi penggunaan ketiga tipe analisis tersebut, sepenuhnya tergantung kepada keahlian pengguna untuk menentukan tipe analisis mana yang akan dipakai. Beberapa perangkat lunak SIG menyediakan fasilitas bahasa pemrograman makro yang dapat diintegrasikan pada semua bentuk pekerjaan SIG. Dengan bahasa pemrograman tersebut pengguna dapat membuat aplikasi rutin untuk tujuan tertentu. Produkoutput SIG dapat berupa peta berwarna atau hitam putih, tabel, kesimpulan statistik, dan laporan Dahuri 1998.

2.5.1. Integrasi penginderaan jauh dengan SIG

Penginderaan jauh merupakan salah satu input data spasial bagi SIG, yang dapat secara temporal dan homogen untuk cakupan wilayah yang luas dengan ketelitian yang tinggi, setelah diolah dengan algoritma dan perangkat lunak pengolah citra agar akurat Siregar 1998. Menurut Danoedoro 1996 beberapa cara untuk mengintegrasikan INDERAJA dengan SIG, antara lain melalui: a Photo udara dan hasil photographi dari citra satelit setelah diolah dan diklasifikasikan, diinterpretasikan secara manual dan dijadikan peta tematik seperti: penutupan lahan, dapat digitasi ke dalam SIG. b Data digital INDERAJA dianalisis dan diklasifikasi secara digital, output dari proses tersebut berupa peta konvensional kemudian digitasi ke dalam SIG. c Data digital dianalisis dan diklasifikasi dengan menggunakan metode digital otomatis hasilnya langsung dapat ditransfer ke dalam SIG. d Data mentah hasil INDERAJA dimasukkan langsung ke dalam SIG apabila terdapat perangkat lunak yang dapat menganalisis data citra dan SIG sekaligus. Data INDERAJA umumnya bersifat raster yang baik dan mudah digunakan SIG, sebab mudah di overlay, menurut Susilo 2000 terdapat beberapa keuntungan pengintegrasian INDERAJA dengan SIG, yaitu: • Data INDERAJA dapat digunakan dengan cepat pada saat memperbaharui peta, khususnya pada kasus data hasil survey lapang yang lambat dan belum tentu selesai pada selang waktu proyek. • Basis data SIG dapat menyediaakan data tambahan untuk membantu dalam klasifikasi atau analisis data INDERAJA, dengan demikian dapat meningkatkan ketepatan peta yang dihasilkan. Sebagai contoh penambahan data seperti topografi, geologi, tanah dapat berguna untuk penunjuk yang vital bagi interpretasi penutupan lahan dibandingkan respon dari informasi spektral data INDERAJA. • Data INDERAJA sangat bermanfaat bila dikombinasi dengan SIG dari sumber data lainnya, atau citra dari berbagai waktu dan spektrum yang berbeda disajikan secara bersama-sama. SIG memiliki fasilitas untuk menerima integrasi dari berbagai format data, khususnya data spasial yang teliti, penutupan spektral dan temporal untuk analisis dan pemodelan fenomena-fenomena alami yang kompleks. Keunggulan komputer dan teknologi SIG yang terintegrasi dengan INDERAJA, merupakan sistem yang akurat dan ampuh untuk pengelolaan sumberdaya alam kawasan pesisir dan lautan.

2.5.2. Aplikasi SIG untuk pengelolaan di wilayah pesisir