Mikrobiologi Kondisi perairan Teluk Kelabat

4.1.10. Mikrobiologi

Kepadatan bakteri heterotrofik dan halotoleran menunjukkan bahwa di Perairan Teluk Kelabat, Bangka-Belitung pengaruh lingkungan laut lebih besar dari pada lingkungan darat. Hal ini dapat teramati dari selalu lebih tingginya kepadatan bakteri heterotrofik daripada bakteri halotoleran. Kepadatan bakteri heterotrofik di perairan Teluk Kelabat, Bangka-Belitung berkisar 1x 10 3 sd 20 x 10 3 koloniml dengan rata-rata 6.5 x 10 3 koloniml. Kepadatan bakteri halotoleran di perairan Teluk Kelabat, Bangka-Belitung berkisar dari 11x 1x 10 3 sd 25.5 x 10 3 koloniml dengan rata-rata 3.1 x 10 3 koloniml. Kepadatan bakteri heterotrofik dan halotoleran keduanya berada di daerah pantai timur Teluk Kelabat, Bangka-Belitung bagian dalam. Hal ini menunjukkan bahwa perairan Teluk Kelabat, Bangka-Belitung bagian dalam cukup subur karena kandungan bahan organiknya cukup tinggi. Jika dibandingkan dengan kawasan lain, perairan ini memiliki kepadatan bakteri pemecah organik asal laut heterotrof dan asal laut halotoleran yang jauh lebih tinggi dari pada daerah pengamatan lainnya. Kisaran kepadatan bakteri heterotrofnya adalah 3.5 x 10 3 koloniml – 38.5 x 10 3 koloniml, sedangkan bakteri halotolerannya 1 x 10 3 koloniml – 25.5 10 3 koloniml. Adanya masukan bahan organik dari Sungai Layang yang bermuara ke perairan tersebut telah meningkatkan ketersediaan bahan organik di perairan ini. P2O LIPI 2003 Kepadatan bakteri heterotrofik dan halotoleran terendah teramati di perairan pantai timur Teluk Kelabat bagian luar. Hal ini menunjukkan bahwa perairan ini memiliki kandungan bahan organik yang rendah atau mungkin lingkungan tersebut mengalami tekanan akibat keberadaan bahan beracun yang dapat membunuhmenekan pertumbuhan bakteri. Hal ini dapat berupa tingginya konsentrasi polutan logam berat ataupun bahan organik. Jika diperhatikan, kepadatan bakteri pemecah minyak dan indikator pencemaran domestiknya menunjukkan angka yang cukup tinggi. Kepadatan keduanya termasuk rendah. Berdasarkan data bakteri indikator pencemaran domestik, nampak bahwa perairan ini cukup bersih. Nilai rata-rata kandungan bakteri fekal kolinya belum mencapai 1000 koloni100ml dan kandungan bakteri koliformnya juga masih jauh dibawah 10.000 koloni100 ml. Nilai ini digunakan dalam baku mutu air laut untuk penentuan peruntukan suatu perairan Anonim, 1988. Dari 25 contoh air yang diperiksa hanya 5 contoh yang mengandung bakteri fekal koli, itupun dalam jumlah yang relatif rendah yaitu 4 – 13 koloni100ml. Contoh tersebut berasal dari perairan di mulut Teluk. Di perairan lainnya, bakteri fekal koli tidak terdeteksi. Kepadatan bakteri koliform juga menunjukkan angka yang rendah yaitu 143 – 4015 koloni100 ml. Nilai ini masih jauh di bawah ambang batas maksimum untuk kawasan budidaya yaitu 10.000 koloni100 ml. Perairan yang nilai rata-rata kepadatan bakteri koliformnya tertinggi teramati di perairan mulut teluk dan kedua tertinggi di pantai barat teluk bagian luar. Diduga, perairan ini mendapat pengaruh dari aliran Sungai Musi yang mengandung limbah domestik lebih banyak daripada DAS Sungai Layang yang ada di Pulau Bangka. Hasil penelitian para pakar Atlas 1995; Atlas and Bartha 1973; Hood et al. 1975 menunjukkan bahwa dalam keadaan normal bakteri pemecah minyak ada di alam dalam jumlah yang sangat kecil, namun ketika terjadi pencemaran jumlah bakteri tersebut akan meningkat secara tajam. Bahkan, dapat mendominasi mikroflora di perairan tersebut. Di perairan Teluk Kelabat, keberadaan bakteri pemecah minyak dapat terdeteksi di semua contoh lumpursedimen. Kepadatannya berkisar dari 4 X 10 2 – 2400 x 10 2 JPT100mg, dengan nilai rata- rata 350 x 10 2 JPT100mg. Nilai ini jika dibandingkan dengan hasil penelitian di Laut Natuna Pusat Penelitian Oseanografi 2002 menunjukkan angka yang jauh lebih tinggi. Kepadatan bakteri ini di perairan Laut Natuna hanya berkisar antara 0 – 150 x10 2 JPT100mg dengan nilai rata-rata 13 x 10 2 JPT100mg. Hal ini diduga karena Teluk Kelabat merupakan perairan yang semi tertutup, minyak yang masuk ke perairan ini baik akibat dari berbagai aktivitas di laut maupun limbah dari darat tidak dapat dengan bebas terbawa ke luar teluk. Kepadatan bakteri pemecah minyak tertinggi teramati di Perairan Pantai timur Teluk Kelabat bagian luar. Pantai timur bagian utara digunakan sebagai tempat rekreasi pantai, karena memiliki pantai yang berpasir putih. Namun di sebelah selatannya terdapat pelabuhan dan tempat penambangan pasir timah yang menggunakan kapal keruk. Tentunya kedua aktivitas tersebut akan memberikan dampak terhadap perairan sekitarnya, diantaranya adalah terjadinya cemaran minyak . Hal ini terbukti dari tingginya kepadatan bakteri pengurai minyak di perairan tersebut, nilai rata-ratanya mencapai 1153 x 10 2 100mg. Padahal di kawasan lainnya masih relatif rendah.

4.1.11. Plankton