pasang surut jenis ini terdapat di perairan Kalimantan dan pantai utara Jawa Barat.
Variasi salinitas di wilayah estuarin berpengaruh terhahap proses pengaturan osmosis pada setiap individu spesies ikan estuarine Variasi salinitas dalam estuarin
dipengaruhi oleh besar kecilnya curah hujan bulanan dan musiman Laevastu dan Hela 1970. Estuarin dan pantainya merupakan wilayah yang kaya unsur hara dan
bahan organik dan memiliki produktivitas tinggi, sehingga makanan alami untuk berbagai spesies ikan tersedia dengan baik Valiela 1995. Laevastu dan Hela 1970,
ikan dan organisme estuarin dikontrol oleh salinitas dan suhu perairan. Di dalam ekosistem pemiran estuarine spesies-spesies ikan air tawar menempati kolom air
lapisan atas, Spesies-spesies ikan laut menempati kolom air lapisan bawah, sedangkan spesies-spesies ikan estuarin murni menempati kolom air yang bercampur
air tawar dan air laut front Kingsford dan Suthers 1994. Pada musim barat kelompok-kelompok spesies ikan laut lebih banyak tinggal
dan bergerombol di lapisan permukaan laut antara kedalaman 0-100 m. Gerombolan spesies ikan tersebut bermigrasi ke arah pantai. Arus pasang yang bergerak ke
wilayah pantai dan estuarin mempunyai peranan penting terhadap distribusi salinitas, organisme makanan ikan serta partikel-partikel pasif. Distribusi spesies ikan ke
wilayah estuarin dipengarahi oleh perubahan hidrodinamika estuarin dan arus laut ke arah pantai dan estuarin Jenkins dan Black 1984. Wootton 1984 menyatakan
distribusi spesies dibatasi oleh faktor salinitas, suhu, oksigen terlarut, pH dan sedimen. Jika terjadi perubahan fisika dan kimia serta organisme makanan memberi
respon terhadap organisme secara keseluruhan. Ikan estuarin dipengaruhi oleh parameter fisika dan kimia air : total padatan tersuspensi kekeruhan berpengaruh
pada kecerahan air dan jumlah cahaya dalam aliran estuarin sehingga mempengaruhi perilaku behaviour ikan pemangsa dan organisme makanannya dan penglihatan ikan
secara harian atau musiman Cerri 1983; Collier et al. 1973;.
2.2.8.3. Dinamika biofisik estuarin
Sebagaimana wilayah pesisir lainnya, estuarin memiliki karakteristik yang khas Haslett 2000. Sehingga, pengetahuan mengenai struktur fungsi, serta dinamika
biofisik lain di wilayah estuarin memegang peran yang penting dalam pengelolaan wilayah estuarin tersebut.
Teluk kelabat di masa lalu memiliki kawasan hutan alam yang sangat lebat, ekosistem perairan estuarin dan ekosistem pantai laut serta perairan tawar yang kaya
dengan keanekaragaman hayatinya, dengan panorama alam yang serba indah, akan tetapi kondisinya pada saat ini telah berubah karena pengaruh kegiatan eksploitasi
sumberdaya alam penambangan timah baik di daratan pesisir maupun lepas pantai off shore dan industri penambangan pasir yang dikirim ke Singapura, pertanian dan
perkebunan, erosi run off dan pestisida penyemprotan perkebunan lada rakyat. Kegiatan tersebut mencemari lingkungan dan mengganggu keseimbangan ekosistem
perairan tawar, estuarin dan laut, baik pada musim kemarau maupun musim hujan. Selain hal-hal tersebut di atas lingkungan estuarin merupakan wilayah
pertemuan antara air tawar dan air laut. Wilayah ini memiliki dinamika ekosistem yang kompleks. Kompleksnya ekosistem ini terjadi karena interaksi antara ekosistem
darat, ekosistem air tawar dan ekosistem laut Chanlett et al. 1980; Kennish 1994. Pencemaran udara, tanah perairan tawar hingga perairan estuarin yang bersumber dari
antropogenik dan berpengaruh terhadap kualitas fisika, komposisi kimia dalam air, sedimen sampai jaringan organ ikan serta organisme lainnya. Pencemaran perairan
estuarin dapat menjadi bencana untuk generasi yang kemudian, misalnya apabila akumulasi logam beracun dalam sedimen dan patikel-partikel dalam air,
bioakumulasi dan biokonsentrasi logam beracun dalam ikan dan organisme lainnya akan menyebabkan produk perikanan tidak memiliki nilai ekonomis, karena ekspor
ke luar negeri di tolak oleh negara konsumen, mengurangi pendapatan nelayan dan sumber protein hewani, menurunnya kesehatan konsumen lokal dan kerusakan
ekosistem serta punahnya spesies ikan. Pengaruh logam beracun tersebut dapat tejadi dalam jangka waktu panjang terhadap ikan dan organisme lainnya. Nilai ekonomi
sumberdaya biologis yang terkandung dalam perairan tidak dapat dinilai harganya dibanding dengan logam mulia yang terdapat di dasar sungai tersebut, demikian pula
bagi kesehatan manusia secara berkelanjutan. Ada tiga jenis pencemar yang penting dan berbahaya untuk ikan dan organisme makanan ikan serta manusia, yaitu
kadmium Cd, timbal Pb dan air raksa f-fg. Pb merupakan pencemar global baru dalam karakternya. Senyawa-senyawa logam beracun tersebut secara terus menerus
mengancam kelangsungan komunitas ikan beserta habitatnya. Bioakumulasi dan biokonsentrasi logam non essensial dapat menghambat atau
mengganggu hubungan fungsi dan peran logam essensial Ca, Zn, Cu dan Fe dli pada sistem enzim dan metabolisms sel-sel dalam jaringan dan organ sasaran,
kemudian hal ini mengganggu keseimbangan pertumbuhan organ Konovalov 1994; Darmono 2001. Akibatnya tedadi perubahan polimorpisme menjadi tidak normal.
Jaringan dan organ-organ sasaran logam beracun, mencakup hati, ginjal, insang, tulang, kulit dan daging. Pengaruh lanjutan lebih banyak terjadi pada pertumbuhan
ikan kecil yang tidak normal berupa perubahan bentuk polimorpismenya. Keracunan logam dalam jaringan dan organ ikan juga dipengaruhi oleh parameter suhu, salinitas,
oksigen terlarut, kecerahan dan total padatan tersuspensi Choe dan Gill 2003; Watras et al.
1995.
2.2.8.4. Pengaruh lklim terhadap hidrodinamika estuarin