Pemanfaatan SIG untuk studi wilayah pesisir

Dalam dimensi ekologis, penempatan setiap kegiatan pembangunan harus bersesuaian dengan kebutuhan biofisik–kimianya, sehingga terbentuk suatu mosaik yang harmonis, dalam arti kesesuaian satu sama lainnya. Perencanaan Kawasan Pesisir Teluk Kelabat Kecamatan Belinyu dan kecamatan Jebus harus dilakukan dengan analisis kesesuaian daya dukung lahan. Analisis kesesuaian ini dilakukan secara komprehensif dengan menggunakan sistem informasi geografis SIG. Hal ini tentunya perlu ditunjang oleh ketersediaan data kondisi fisik dan sosial ekonomi dari sumberdaya alamlahan yang ada. Masukan data untuk analisis SIG yang diperoleh dari berbagai sumber, dikompilasikan dalam suatu basis data digital. Basis data ini mengandung data berbagai tema, misalnya penggunaan tanah, batas administrasi, penyebaran penduduk, prasarana transportasi, jalan, kualitas jalan, pendidikan dan kesehatan, kemiringan lahan dan lainnya. Tema-tema ini disajikan di dalam lapisan lapisan layers informasi yang berbeda. Selanjutnya, terhadap lapisan- lapisan informasi tersebut dibobot sesuai tingkat kepentingan masing-masing. Dari analisis tumpang susun akan diketahui daerah potensial yang dapat dikembangkan untuk penggunaan lahan industri, perikanan, pariwisata dan pelabuhan yang sesuai dengan daya dukung lahan tersebut. i. Manfaat dan kerugian ekonomi bila Kawasan Pesisir Teluk Kelabat Kecamatan Belinyu dan kecamatan Jebus dikelola menjadi kawasan industri, kawasan pelabuhan, kawasan pariwisata dan kawasan perikanan ii. Manfaat dan kerugian lingkungan bila Kawasan Pesisir Teluk Kelabat Kecamatan Belinyu dan kecamatan Jebus dikelola menjadi kawasan industri, kawasan pelabuhan, kawasan pariwisata dan kawasan perikanan. iii. Manfaat dan kerugian sosial bila Kawasan Pesisir Teluk Kelabat Kecamatan Belinyu dan kecamatan Jebus dikelola menjadi kawasan industri, kawasan pelabuhan, kawasan pariwisata dan kawasan perikanan. iv. Manfaat dan kerugian teknologi bila Kawasan Pesisir Teluk Kelabat Kecamatan Belinyu dan kecamatan Jebus dikelola menjadi kawasan industri, kawasan pelabuhan, kawasan pariwisata dan kawasan perikanan.

3.2 Analisis data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis spasial keruangan dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis SIG dan analisis hierarki proses AHP untuk penetuan prioritas pemanfaatan.

3.2.1. Analisis spasial

Secara singkat Langkah-langkah analisis sistem informasi geografis adalah: i pengkompilasian peta-peta tematik bagi kawasan, ii penyusunan matrik kesesuaian, iii pembobotan dan pengharkatan, serta iv analisis spasial.

3.2.1.1. Pengkompilasian peta tematik

Pengkompilasian peta-peta tematik berdasarkan pengumpulan data sekunder yang sudah dalam bentuk peta digital. Data digital tersebut terdiri dari penggunaan lahan saat ini, peta kemiringan lereng, peta ketinggian, peta drainase, peta rawan bencana, peta ketersediaan air, peta sempadan pantai, peta batimetri dan arus, peta sungai, peta jalan, dan peta jenis tanah.

3.2.1.2. Penyusunan matrik kesesuaian

Langkah selanjutnya adalah penyusunan matriks kesesuaian untuk pengembangan pariwisata, industri, pelabuhan dan perikanan berdasarkan kriteria teknis. Matrik ini merupakan parameter kesesuaian bagi peruntukan penggunaan lahan. Adapun kriteria peruntukan penggunaan lahan menurut Sugiarti et al. 2000, Sjafi ’ i et al. 2001, Amien 1997, dan Arsy 1997 adalah sebagai berikut: a Kriteria kawasan pariwisata pesisir: • Ketersediaan air tawar terletak pada air permukaan dan daerah resapan • Tingkat rawan bencana: sangat rendah sampai ringan • Drainase: tidak tergenang • Penggunaan lahan: alang-alang, semak, hutan, kebun campuran, reklamasi • Tipe tanah: pasir, pasir berlempung • Sempadan pantai dan sungai b kriteria kawasan perikanan: • Kekeruhan 2-30 NTU • Salinitas 27-33 • Oksigen terlarut minimal 3 ppm • Suhu 27 –32 °C • Arus perairan 5-15 cmdetik • Kecerahan 3 meter • Kadar padatan tersuspensi 5-25 ppm • Derajat keasaman 6,5 –9,0 c kriteria kawasan industri: • Ketinggian: pedataran sampai perbukitan sedang • Kemiringan lereng: 0 – 8 • Ketersediaan air tawar terletak pada air permukaan dan daerah resapan