Hasil Penelitian Peningkatan kinerja guru Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Mimikan Provinsi Papua tahun 2013
182
mereka bekerja juga tidak sunggu-sunggu dalam meningkatkan kinerja para
guru-guru tersebut.
Guru pada prinsipnya memiliki potensi yang cukup tinggi untuk berkreasi guna meningkatkan kinerjanya. Namun potensi yang dimiliki guru
untuk berkreasi sebagai upaya meningkatkan kinerjanya tidak terlalu berkembang secara wajar dan lancar disebabkan adanya pengaruh dari
berbagai foktor baik yang muncul dalam pribadi guru itu sendiri maupun yang terdapat diluar pribadi guru. Tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi
dilapangan mencerminkan keadaan guru yang tidak sesuai dengan harapan seperti adanya guru yang bekerja sunggu-sunggu baik yang sesuai dengan
profesinya maupun diluar profesi mereka, terkadang ada sebagian guru yang secara totalitas lebih menekuni kegiatan sambilan dari pada kegiatan
utamanya sebagai guru di sekolah. Kenyataan ini sangat memprihatinkan dan mengundang berbagai pertanyaan tentang konsistensi guru-guru di kota
mimika terhadap profesinya. Disisi lain kenerja guru pun dipersoalkan ketika memperbincangkan
masalah peningkatan mutu dan kualitas pendidikan Kota Mimika. Kontroversi antara kondisi dan ideal yang harus dijalani guru sesuai dengan
Undang-undang tentang Sisten Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 dengan kenyataan yang terjadi di lapangan merupakan suatu hal yang perlu
dan patut untuk dicermati secara mendalam tentang faktor penyebab yang berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru maka dapat dicarikan
alternatif pemecahannya sehingga faktor tersebut bukan menjadi hambatan
183
bagi peningkatan kinerja guru melainkan mampu meningkatkan dan mendorong kinerja guru kearah yang lebih baik sebab kinerja sebagai suatu
sikap dan perilaku akan dapat meningkat dari waktu ke waktu. Untuk itu, upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan lembaga
non-pemerintah dalam peningkatan kualitas pendidikan Kabupaten Mimika akan tampak jelas berhasil atau tidaknya pemberdayaan dan pembinaan oleh
lembaga-lembaga tersebut. Undang Undang Nomor 21 Tahun 2001 Republik Indonesia Tentang
Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua dalam rangka mengurangi kesenjanganpembangunan di Provinsi Papua, dan meningkatkan taraf hidup
masyarakat, serta memberikan kesempatan kapada penduduk asli Papua untuk berpartisipasi dalam pembangun maka, Pemerintah mengeluarkan
Undang-undang tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua nomor 21 tahun 2001.
Dasar dari OTSUS adalah bahwa Propinsi Papua diberikan kewenangan dalam seluruh bidang pemerintahan UU OTSUS kemudian
juga menyebutkan bahwa Perdasus dan Perdasi tersebut harus berpedoman pada peranturan perundang-undangan. Pemerintah Provinsi kemudian
memprioritaskan empat sektor, yaitu: 1
Sektor Pendidikan
2
Sektor Kesehatan
3
Sektor Infrastruktur, dan
4
Sektor Ekonomi kerakyatan
184
UU nomor 34 tahun 2004 tentang Otonomi Daerah Kapasitas Pemerintah daerah dan DPRPDPRD Provinsi Kabupaten, Kota dalam
kebijakan pembangunan sektor pendidikan sebagai prioritas utama, tetapi pada kenyataan belum terwujud seperti semestinya. Sebagai bukti bahwa
saat peneliti menemukan permasalah besar ada di Dinas Pendidikan menengah yang mestinya melayani masyarakat namun, pemerintah sendiri
jarang masuk di kantor sehingga banyak yang membutuhkan tetapi tidak ada keberadaan di tempat makanya layanan pendidikan itu sendiri
mengambat. Pembebasan SPP, keringanan biaya sekolah, dana pendidikan 30
,beasiswa,dan lainnya belum terealisasi dengan baik. Mekanisme dan prosedur kerjasama antara Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
KabupatenKota dalam hal menangani pendidikan belum terpadu tidak ada dan cenderung masing-masing jalan sendiri. Akibat rendah pelayanan
pendidikan ditingkat lokal menyebabkan semua kekurangan dan keluhan- keluhan biasanya dilimpahkan kepada para Kepala Sekolah yang tidak
punya kuasa dan kewenangan sehingga tidak dapat berbuat banyak. Penyelesaian terhadap berbagai keluhan tidak ditanggapi secepat mungkin
untuk mencari solusinya. Dinas pendidikan menengah atas dalam laporan tertulis pernah mencairkan dana pendidikan namun faktanya masih ada
siswa di kota mimika yang membayar uang sekolah dan lainnya. Hal ini peneliti wawancarai salah seorang siswa Eniel Tabuni, ia menyatakan
bahwa “
biaya sekolah dibayar sendiri, hanya saja kepalah sekolah dan
185 guru-guru mengerti latar belakang saya sehingga beban biaya sekola h
diringa
nkan tetapi saya harus bekerja membersikan alaman sekolah”. Penggalaman sangat tidak mungkin dilakukan, apalagi dengan
kebijakan Pemerintah terhadap Para guru yang mengajar serba tidak mengetahui standar pelajaran dan penilaian yang seharusnya di terapkan.
Kepala sekolah dan para guru belum semuanya memiliki pedoman pelaksanaan CBSA dan KBK, Khususnya bagi sekolah-sekolah didaerah
pedalaman, daerah terisolir, dan terpencil di Kabupaten Mimika. Sebenarnya pendidikan swasta sangat besar kontribusinya sejak
dahulu, khususnya Pendidikan di Kabupaten Mimika pada umumnya di seluruh tanah Papua. Sekolah-sekolah swasta memperoleh subsidi penuh
tenaga guru, sarana prasarana, dana dan kewenangan untuk mengelola pendidikan sekolah yang di atur dengan peraturan perundang-undangan,
sehingga mutu sekolah dan kelulusannya terjamin baik. Kelemahan pengelolaan oleh pengurus yayasan pendidikan seperti SMA YPPGI, SMA
YPPK, SMA ADVEN serta Yayasan lainnya pada tingkat Kabupaten Mimika belum optimal dikarenakan kurang profesional dalam manajemen
pendidikan. Diharapkan dalam PERDASI pendidikan perlu diberikan kewenangan
sebagai upaya
memberdayakan lembaga-lembaga
pendidikan swasta.Kabupaten Kota agar diperkuat mekanisme komunikasi dan
koordinasi antar semua pihak yang berkepentingan mengembangkan ketentuan berkualitas dan mutu dalam pelayanan pendidikan dan
186
memperkuat atau mengintensifkan supervisi ke sekolah-sekolahsupervisi sekolah.
Penataan sarana dan prasarana sekolah untuk mendukung peningkatan mutu sistem manajemen berbasis sekolah harus menjadi
sasaran utama perhatian dari pengambilan kebijakan. Agar bantuan ditargetkanditujukan secara khusus pada sekolah-sekolah yang lebih
membutuhkan baik negeri maupun swasta di bandingkan sekolah yang sudah mapan. Perbaikan kesejahteraan guru dan kemudian memiliki
fasilitas untuk dapat semangat bekerja di kota maupun daerah terpencil
Sintese kapasitas pembangunan papua hal 15.
Di zaman otonomi kasus ini banyak sekali ijazah palsu atau mereka yang menyelesaikan pendidikannya dengan ijazah persamaan setelah
menjadi pejabat publik yang bergengsi. Tidak lupa Gubernur saja saat pelantikannya berlarut-larut hanya masalah ijazah walaupun secara kaulitas
masyarakat tahu bahwa Barnabas Suebu adalah salah satu dari sedikit orang Papua yang genius yang masyarakat Papua miliki saat itu. Kami belum
punya data kepastian ada tidak PNS di Papua yang buta huruf, tapi banyak realita ada terutama Kabupaten pemekaran baru. Kembali kesoal
pendidikan, bahwa pemerintah sering menerapkan kebijakan ganda, pada negeri ini agar penduduknya tidak berpendidikan untuk menutupi kedok
kejahatan kolonialisme pemerintah daerah yang sangat mematikan masa depan generasi Papua dan pada khususnya generasi muda Kabupaten
Mimika.
187
Upaya kecerdasan rakyat dimatikan dengan membiarkan orang-orang hidup tanpa pendidikan. Anak-anak sekolah paling tinggi berpendidikan
sampai SMA atau kalau mengeyam perguruan tinggi dengan kurikulum dan pengajaran serta buku standar dipaketkan pihak penguasa. Hal ini terus
berlangsung di Papua. Apalagi MKU, antropologi, sebagai mata kuliah wajib semua jurusan yang diajarkan di Uncen karangan Koenjraningrat,
bahwa orang Papua pernah berkeliaran di daerah Jawa Timur, untuk apa ini semua dengan kedok ilmiah? Kelangganan ikut wisudah tampa ilmu
pengethuan hanya dengan ada rupiah ada ijaza. Mengemukakan semua kelemahan ini bukan semata-mata membuka kedok sendiri tapi memenuhi
tujuan judul tulisan tentang
PENINGKATAN KENERJA GURU SEKOLAH MENENGA ATAS SMA DI KABUPATEN MIMIKA PROVINSI PAPUA
beberapa kelemahan bahwa esensinya, kelemahan itu ada diseputar pendidikan. Artinya masyarakat dalam berbagai laporan menunjukkan
tingginya angka buta aksara. Tujuan tuliasan ini soal pendidikan disini untuk membuktikan bahwa
kelemahan orang Mimika-Papua sebagai diutarakan diatas nyata adanya. Sehingga ada perhatian semua pihak terutama Pemerintah Daerah untuk
menuju Mimika maju berkualitas, soal pendidikan adalah amatlah mendasar. Pesan penulis untukBupati, dan Kepala Dinas Pendidikan
Menengah Atas, bahwa dalam era Otsus dengan kelimpahan banyak rupiah yang mengalir ke Mimika Papua lebih banyak di alokasikan pada sektor
pendidikan, dengan memberi kesempatan guru-guru menambah ilmu,
188
pertahatikan putraputri Mimika dalam bentuk beasiswa, baik didalam negeri maupun di luar negeri, dan membangun fasilitas sekolah-sekolah
yang dengan teknologi. Jika Mimika pada umunya Papua mau keluar dari ketertinggalan pendidikan, kebodohan, dan kemiskinan
Selain itu kelemahan bahwa lembaga pendidikan dengan fasilitas lengkap, dan guru adalah faktor utama bagi pendidik dapat berhasil guna
mempersiapkan Guru-guruMimika Papua kelak untuk membangun diri, marga, suku, negeri dan bangsanya penting dikerjakan sekarang oleh Dinas
Pendidikan Menengah Atas. Melalui lembaga Dinas Pendidikan Menengah Atas secara periodik dapat mengirim anak-anak Papua disejumlah negara
Eropa, Amerika dan Australia, Jepang dan Korea. Sepulangnya mereka sudah dapat melakukan berubahan besar diMimika adalah harapan dan
kepastian jika investasi pendidikan ini diperhatikan. Hal ini juga, pernah disampaikan oleh mantanGubernur Bas Suebu
dapat mengumpulkan para Bupati dan mengintruksikan agar masing-masing Kabupaten dapat mengirimkan putra-putri terbaiknya di sejumlah negara
Eropa, Australia dan Asia atau AmerikaLatin. Bagian ini sudah dengan rekomendasi untuk diperhatikan oleh Gubernur dan segera mengintruksikan
para Bupati agar sesegera mungkin mengutus duta pelajar anak-anak Papua di berbagai negara dalam berbagai jurusan dalam negeri maupun keluar
negeri. Sikap Pemerintah Kabupaten Mimika tidak ada data yang jelas karena peneliti langsung kepangan dan dari pengamatan, pengalaman dan
tada-data sampai saat ini tidak ada.
189
Jika ada kemungikanan besar mereka kirim secara keluarga juga kemungkinan ada, karena sampai saat ini pembebasan datang dari langit,
mesianisme, kargoisme dan hedonisme atau mudah tergoda kenikmatan sesaat adalah kurangnya moralitas dan pendidikan di Mimika-Papua.
Kebijakan Pemerintah Daerah tidak jelas menyebabkan mayarakat di Mimika-Papuamenjadi buta pendidikan,Kesehatan, Infrastruktur, Ekonomi
kerakyatan dan politik. Mengapa penulis menggungkapkan demikian karena persoalan
masalah yang terjadi di Kabupaten Mimika tidak ada seorangpun yang mengatasi. Sebab pemerintah juga ikut serta terlibat dalam masalah-masalah
yang selama ini berlangsung di Mimika. Hal ini terjadi karena ijaza tanpa ilmu, ada rupiah ada ijaza yang sudah ungkapkan di atas, sebagaimana
seorang mengatur dan mengintruksikan untuk menyelesaikan persoalan yang ada, jika ia saja tidak mengerti persoalan tersebut.
Pada saat peneliti medatangi Dinas Pendidikan Menengah Kabupaten Mimika kondidisi intansi itu sendiri sangat memperihatinkan. Walaupun
melihat gedung dari luar tanpak indah bagus tetapi, orang-orang yang kerja di dalam gedung tersebut, tidak profesional dalam penanganan masalah
pendidikan di Kabupaten Mimika. Sebenarnya Dinas pendidikan adalah pelayanan publik tertapi masalah yang peneliti temukan dinas tersebut ialah
tempat umum, seperti pasar, atau ruangan disco misik. Setiap hari masyarakat membutuhkan pelayanan yang rasa nyaman
dan kondusip. Tetapi faktanya lain karena tamu lagi menunggu antri dari
190
hari- ke hari namun orang-orang yang bekerja di Dinas tersebut hanya tidak penduli dengan masyarakat lalu putar musick dengan keras-keras dan juga
angat telpon HP dengan suara yang terlalu keras sehingga tidak bisa melihat masyarakat yang datang untuk membutuhkan pelayanan rasa
nyaman dan aman dari keributan mala sebaliknya. Yang dimaksud peneliti masyarakat adalah para kepala sekolah dan
para mahasiwa serta masyarakat yang memerlukan dan keperluan sekolah dan keperluan kegiatan pendidikan untuk membantu dalan hal menangani
persoalan masalah pendidikan di Mimika Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Mimika, Cantius juga pernah
Meminta seluruh tenaga didik atau guru yang ada di Daerah Mimika untuk bisa meningkatkan krativitasnya dalam memberikan pelajaran kepada siswa.
“seorang tenaga didik dituntut untuk bisa memberikan pelajaran dengan cara yang mudah dimengerti oleh para murid, sehingga bisa menyerap sacara
maksimal ilmu pengetahuan yang diajarkan pada saat itu. Seorang guru harus bisa memberikan pelajaran dengan cara yang tidak membosankan agar
para siswa bisa belajar dengan santai tapi serius, karena apabila seorang pengajar hanya menjelaskan dari bukuyang dibaca hal tersebut dipastikan
akan membuat para siswa jenuh dalam mengikuti pelajaran ”.
Dewan pendidikan tersebut diangkat dengan SK Bupati sesuai dengan aturan pendidikan wajib mendapat dana operasional termasuk sekretariat.
Kenyataannya dewan
pendidikan tidak
perhatikan sama
sekali. dibandingkan dengan daerah diPapua lain, Dewan pendidikan dapat
191
perhatian pemerintah. Namun di Mimika tidak ada perhatian dari Pemerintah melalui intansi terkait, pada hal perannya sangat besar untuk
membantu Pemerintah Mimika dalam hal kontrol masalah pendidikan di mimika.
Pemerintah hanya melihat sekolah yang ada di kota saja tetapi juga melihat yang di pendalaman pesisir atau pendalaman gunung. Seharusnya
semua merata memberikan perhatian dan berpola asrama juga harus diterapkan karena anak-anak bisa belajar disiplin melalui berpola asrama.
Lihat contoh anak-anak yang diasramakan oleh LPMAK, pemerintah dan lembaga pemerhati pendidikan semestinya mendukung dan memberikan
pelatihan kepada para tenaga pendidik agar bisa meningkatkan kualitas yang diharapkan dalam pekerjaannya tidak hanya konsunsi saja. Selain itu kepala
sekolah juga dituntut untuk bisa membimbing para bawahannya dan membuat suatu bidang untuk ditonjolkan agar sekolah yang dipimpin bisa
menjadi lebih maju serta bersaing dengan sekolah-sekolah favorit. Sekolah tidak favorit dapat menjadi terkenal apabila kepala sekolahnya mampu
menonjolkan suatu bidang yang tidak dimiliki oleh sekolah lain. Misalnya selalu menjadi juara dalam perlombaan olah raga atau olimpiade atau hal-
hal positif yang lain. Sampai dengan saat ini sebagian kepala sekolah yang ada di Mimika masing-masing kurang berkualitas dan hal tersebut dapat dari
kinerja sertanya dalam memimpin sekolah. Berani mengatakan kurang berkualitas karena untuk melakukan rekurutmen tidak mengunakan sistem
atau struktur yang sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
192
Kepala sekolah memiliki peranan penting dalam memajukan dan meningkatkan mutu pendidikan yang ada di sekolahnya, oleh karena itu
sudah seharusnya pemerintah daerah yang betul-betul berkualitas dan bermutu.
Dicontohkan, sebagai salah satu bukti bahwa kepalah sekolah yang kurang berkualitas dapat dilihat dari kemajuan pembangunan sekolah serta
mutu tenaga pengajarnya atau guru di sekola tersebut kurang diperhatikan. buletin landas LPMAK edisi 482010:7.
Secara keseluruhan semua intansi yang menangani masalah pendidikan di mimika kurang profesional karena saat peneliti wawancara
banyak masalah yang ditemukan yaitu: kurang profesioanal dalam manajemen, tidak menepati waktu tepat, dan pengawasan serta pengontrolan
tidak ketat. Beberapa kasus yang jumpai peneliti pada saat wawancara maupun observasi adalah Dinas Pendidikan Menengah Atas tidak begitu
konsisten memberikan pelayanan pendidikan kepada masyarakat termasuk peneliti, sekolah-sekolah tidak memberikan informasi yang akurat kepada
peneliti, walaupun memberikan informasih namun itu hanya berdasarkan hasil wawancara peneliti.