Ruang Lingkup Kompetensi Kepribadian

79 menyikapi perbedaan yang ditemuinya dalam berinteraksi dengan peserta didik maupun masyarakat. d. Guru diharapkan dapat menjadi fasilitator dalam menumbuh kembangkan budaya berpikir kritis dalam masyarakat, saling menerima dalam perbedaan pendapat dan menyepakatinya untuk mencapai tujuan bersama maka guru dituntut seorang guru untuk bersikap demokratis dalam menyampaikan dan menerima gagasan- gagasan mengenai permasalahan yang ada di sekitarnya sehingga guru menjadi terbuka dan tidak menutup firi dari hal-hal yang berbeda di luar dirinya. e. Menjadi guru yang baik tidak semudah membalikan telapak tangan, hal ini menuntut kesabaran dalam mencapainya. Guru diharapkan dapat sabar dalam arti tekun dan ulet melaksanakan proses pendidikan karena hasil pendidikan tidak langsung dapat dirasakan saat itu tetapi membutuhkan proses yang panjang. f. Guru mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan pembaharuan, baik dalam bidang profesinya maupun dalam spesialisasinya. g. Guru mampu menghayati tujuan-tujuan pendidikan baik secara nasional, kelembangaan, kurikuler sampai tujuan mata pelajaran yang diberikannya. h. Hubungan manusiawi yaitu kemampuan guru untuk dapat berhubungan dengan orang lain atas dasar saling menghormati antara satu dengan yang lainnya. 80 i. Pemahaman diri, yaitu kemampuan untuk memahami berbagai aspek dirinya baik yang positif maupun yang negatif j. Guru mampu melakukan perubahan-perubahan dalam mengembangkan profesinya sebagai inovator dan kreator. Menurut Mustafa 2011:43 esensi pembelajaran adalah perubahan perilaku. Guru akan mampu mengubah perilaku peserta didik jika dirinya telah menjadi manusia baik. “Pribadi guru harus baik karena inti pendidikan adalah perubahan perilaku, sebagaimana makna pendidikan adalah proses pembebasan peserta didik dari ketidakmampuan, ketidak benaran, ketidakjujuran, dan buruknya hati, akhlak, dan keimanan”. Tabel 2. 4 kompetensi kepribadian guru No Kompetensi Kepribadian 1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia. 1.1. Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal, dan gender. 1.2. Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan sosial yang berlaku dalam masyarakat, dan kebudayaan nasional yang beragam. 2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat. 2.1 Berprilaku jujur, tegas, dan manusiawi. 2.2 Berprilaku yang mencerminkan ketaqwaan dan akhlak mulia. 2.3 Berprilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan anggota masyarakat di sekitarnya. 3. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa. 3.1 Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil. 3.2 Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan berwibawa. 81

C. KINERJA GURU

1. Pengertian Kinerja Guru

Secara sederhana dapat dikemukakan bahwa kinerja adalah seseorang ditunjukkan dalam penampilan, perbuatan dan prestasi pekerjanya sebagai akumulasi dari pengetahuan, kentrampilan, nilai dan sikap yang telah dimilikinya Mulyasa 2013:88. Setiap individu yang diberi tugas atau kepercayaan untuk bekerja pada suatu organisasi tertentu diharapkan mampu menunjukkan kinerja yang memuaskan dan memberikan kontribusi yang maksimal terhadap pencapaian tujuan organisasi tersebut. Kinerja adalah tingkat keberhasilan seseorang atau kelompok orang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab serta kemampuan untuk mencapai tujuan dan standar yang telah ditetapkan Sulistyorini, 2001. Sedangkan Ahli lain berpendapat bahwa kinerja merupakan hasil dari fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu yang di dalamnya terdiri dari tiga aspek yaitu: kejelasan tugas atau pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya; kejelasan hasil yang diharapkan dari suatu pekerjaan atau fungsi; kejelasan 4. Menunjukan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri. 4.1 Menunjukakan etos kerja dan tanggungjawab yang tinggi. 4.2 Bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri. 4.3 Bekerja mandiri secara profesional. 5. Menunjung tinggi kode etik profesi guru. 5.1 Memahami kode etik profesi guru. 5.2 Menerapkan kode etik profesi guru 5.3 Berprilaku sesuai dengan kode etik profesi guru. 82 waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan agar hasil yang diharapkan dapat terwujud Tempe, Dale, 1992. Fatah 1996 Menegaskan bahwa kinerja diartikan sebagai ungkapan kemajuan yang disadari oleh pengetahuan, sikap dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu pekerjaan. Dari beberapa penjelasan tentang kinerja di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja guru adalah kemampuan yang ditunjukkan oleh guru dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Kinerja dikatakan baik dan memuaskan apabila tujuan yang dicapai sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

2. Peningkatan Kinerja Guru

Kinerja guru yang ditunjukkan dapat diamati dari kemampuan guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya yang tentunya sudah dapat mencerminkan suatu pola kerja yang dapat meningkatkan mutu pendidikan kearah yang lebih baik. Seseorang akan bekerja secara profesional bilamana memiliki kemampuan kerja yang tinggi dan kesungguhan hati untuk mengerjakan dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya, seseorang tidak akan bekerja secara profesional bilamana hanya memenuhi salah satu diantara dua persyaratan di atas. Jadi betapapun tingginya kemampuan seseorang, ia tidak akan bekerja secara profesional apabila tidak memiliki kepribadian dan dedikasi dalam bekerja yang tinggi. Guru yang memiliki kinerja yang baik tentunya memiliki komitmen yang tinggi 83 dalam pribadinya artinya tercermin suatu kepribadian dan dedikasi yang paripurna. Tingkat komitmen guru terbentang dalam satu garis kontinum, bergerak dari yang paling rendah menuju paling tinggi. Guru yang memiliki komitmen yang rendah biasanya kurang memberikan perhatian kepada murid, demikian pula waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang sangat sedikit. Sebaliknya seseorang guru yang memiliki komitmen yang tinggi biasanya tinggi sekali perhatiannya dalam bekerja. Demikian pula waktu yang disediakan untuk peningkatan mutu pendidikan sangat banyak. Sedangkan tingkat abstraksi yang dimaksudkan di sini adalah tingkat kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, mengklarifikasi masalah-masalah pembelajaran, dan menentukan alternatif pemecahannya. Langkah strategis dalam upaya Peningkatan kinerja guru dapat dilakukan melalui beberapa terobosan antara lain : 1. Kepala Sekolah harus memahami dan melakukan tiga fungsi sebagai penunjang peningkatankinerja guru antara lain : a. Membantu guru memahami, memilih dan merumuskan tujuan pendidikan yang dicapai. b. Mendorong guru agar mampu memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi dan dapat melihat hasil kerjanya.