91
Kinerja guru sangat penting untuk diperhatikan dan dievaluasi kinerja guru mengemban tugas profesional artinya tugas-tugas hanya dapat
dikerjakan dengan kompetensi khusus yang diperoleh melalui program pendidikan. Guru memiliki tanggung jawab yang secara garis besar dapat
dikelompokkan yaitu: 1 guru sebgagai pengajar, 2 guru sebagai pembimbing dan, 3 guru sebagai administrator kelas. Danim 2002.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan indikator kinerja guru antara lain:
a. Kemampuan membuat perencanaan dan persiapan mengajar.
b. Penguasaan materi yang akan diajarkan kepada siswa
c. Penguasaan metode dan strategi mengajar
d. Memberikan tugas-tugas kepada siswa
e. Kemampuan mengelola kelas.
f. Kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi.
D. Pemberdayaan Guru
1. Kebijakan Pemberdayaan Guru
Dituangkan dalam Undang-Undang Republik IndonesiaNomor 14 Tahun 2005 tentangGuru Dan DosenPasal 7 ayat 2 Pemberdayaan profesi
guru atau pemberdayaan profesi dosen diselenggarakan melalui pengembangan diri yang dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak
diskriminatif, dan berkelanjutan dengan menjunjung tinggi hak asasi
92
manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, kemajemukan bangsa, dan kode etik profesi.
Bertitik tolak dari problema internal guru sebagai tenaga kependidikanan, yang pernah di lansir oleh sebuah surat kabar terkemuka di
indonesia kompas pada tanggal 20 Nopember 2004 yang lalu, menuliskannya
antara lain “menurunnya kualias guru, rendahnya kesejahteraan yang diterima guru, diskriminasi status guru”. Jika kita
pandang keberadaan guru dan problema internal, maka pekerjaan guru bukan suatu profesi. Sedangkan kriteria profesi yang pada pekerjaan guru
kurang sempurna Yamin, 2011:1. Upaya peningkatan kualitas layanan pendidikan dipengaruhi oleh
produktivitas danprofesionalisme guru dalam memberikan layanan pendidikan. Oleh karena, beban kerjaguru sejatinya diorientasikan sebagai
bagian dalam upaya memberdayakan baik bagi guru,lembaga pendidikan, maupun siswa. Pada konteks inilah telaah mengenai beban guruperlu
dilakukan. Di muat pada Jurnal Educare. Vol 1 Tahun I Januari
–Juli 2007. UPI Bandung terbatas karena adanya kebijakan politik peningkatan
produktivitas dan kualitas yang menindas atau pun keterbatasan guru sebagai agen pengembang karena salah didik terhadap mentalnya
kurikulum, pengembangan dan sendiri. Pemikiran kritis seperti ini, pemberdayaan guru sebagai kata peningkatan kualitas pendidikan menjadi
93
memberikan sebuah arahan bahwa semangat pemberdayaan atau semangat sangat penting, terlebih lagi dengan pembebasan dari keterbatasan menjadi
adanya kebijakan peraturan fungsi praktis guru dalam memberikan perundangan baru yang pendidikan. mempersyaratkan guru dan dosen untuk
berbalikan dengan harapan dan mendapatkan sertifikat profesi. Dengan pemikiran Freire, di tataran empiris landasan pemikiran seperti ini, masih
terlihat sejumlah guru yang ruang- pemberdayaan dalam konteks gerak hidupnya serba terbatas. Untuk pemberdayaan guru, meminjam analisa
bekerja di luar profesi pendidikan dapat jadi guru tidak mampu, sementara diartikan sebagai proses belajar keinginan untuk meningkatkan profesi
mengajar yang merupakan usaha keguruannya kurang modal Babari dan Prijono, 1996:72, akhirnya terencana dan sistematis yang dilaksanakan
secara berkesinambungan mereka mengambil sikap menunggu atau menanti tibanya giliran untuk baik bagi individu maupun kolektif, guna
mendapatkan jatah pembinaan atau mengembangkan daya potensi dan pelatihan dalam jabatan
in job training
kemampuan yang terdapat dalam diri yang diselenggarakan Pemerintah baik individu dan kelompok
masyarakat Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat sehingga mampu melakukan Daerah transformasi sosial.
Meminjam penjelasan yang usaha pemberdayaan guru itu sendiri dikemukakan Ginanjar Kartasasmita
self-teacher
dan juga peserta didik. Kartasasmita, 1996 bahwa Seiring dengan hal ini, untukpemberdayaan
adalah sebuah upaya mendapatkan pemahaman dan analisaproteksi terhadap