Beberapa Peranan Guru Kompetensi profesional

51 ide tetapi jugaberperan sebagai transfomer dan katalisator dari nilai dan sikap. Dari beberapa pendapat di atas maka secara rinci peranan guru dalam kegiatan belajar-mengajar, secara singkat dapat disebutkan sebagai berikut: a. Informator Sebagai pelaksana cara mengajar informatif, loboratorium, studi lapangan dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum. Dari pada itu berlaku teori komunikasi berikut:  Teori stimulus-respons.  Teori disomance-reduction.  Teori pendekatan-fungsional. b. Organisator Guru sebagai organisator, pengelola kegiatan akademik, silabus, workshop, jadwal pelajaran dan lain-lain. Komponen-komponen yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar, semua diorganisasikan sedemikian rupa, sehingga dapat mencapai efektivitas dan efisiensi dalam belajar pada diri siswa. c. Motivator Peranan guru sebagai motivator ini penting artinya dalam rangka meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa. Guru harus dapat merancang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya aktivitas dan daya cipta kreativitas, sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses 52 belajar-mengajar. Dalam semboyan pendidikan di Taman siswa sudah lama dikenal denga n istilah “ing madya mangun karsa”. Peranan guru sebagai motivator ini sangat penting dalam interaksi belajar-mengajar, karena menyangkut esensi pekerjaan mendidik yang membutuhkan kemahiran sosial, menyangkut performance dalam arti personalisasi dan sosialisasi diri. d. Pengarah direktor Jiwa kepemimpinan bagi guru dalam peranan ini lebih menonjol. Guru dalam hal ini harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan. Guru harus juga “handayani”. e. Inisiator Guru dalam hal ini sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar. Sudah barang tentu ide-ide itu merupakan ide-ide kreatif yang dapat dicontoh oleh anak didiknya. Jadi termasuk pula dalam lingkup semboyan “ing madya mangun karsa”. f. Transmitter Dalam kegiatan belajar guru juga akan bertidak selaku penyebar kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan. g. Fasilitator Berperan sebagai fasilitator, guru dalam hal ini akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-mengajar, misalnya saja dengan menciptakan suasana kegiatan belajar yang sedemikian rupa, serasi dengan perkembangan siswa, sehingga interaksi belajar-mengajar akan 53 berlangsung secara efektif. Hal ini bergayut dengan semboyan “Tut wuri Handayani”. h. Mediator Guru sebagai mediator dapat diartikan sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa. Misalnya menengahi atau memberikan jalan keluar kemacetan dalam kegiatan diskusi siswa. Mediator juga diartikan penyedia media. Bagimana cara memakai dan mengorganisasikan penggunaan media. i. Evaluator Ada kecedurungan bahwa peran sebagai evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademisi maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak. Tetapi kalau diamati agak mendalam evaluasi- evaluasi yang dilakukan guru itu sering hanya merupakan evaluasi ekstrinsik dan sama sekali belum menyentuh evaluasi yang ekstrinsik. Evaluasi yang dimaksud adalah yang mencakup pula evaluasi intrinsik. Untuk ini guru harus hati-hati dalam menjatuhkan nilai atau kriteria keberhasilan. Dalam hal ini tidak cukup hanya dilihat dari biasa atau tidaknya mengerjakan mata pelajaran yang diujikan, tetapi masih perlu ada pertimbangan-pertimbangan yang sangat unik dan kompleks, terutama yang menyangkut perilaku dan values yang ada pada masing-masing mata pelajaran Sardiman 2010: 137-146. 54

2. Kompetensi Pedagogis

a. Pengertian kompetensi pedagogik

Kompetensi pedagogik berasal dari bahasa Yunani yakni paedos yang artinya anak laki-laki, dan agogos yang artinya mengantar, membimbing. Jadi pedagogik secara harafiah membantu anak laki-laki zaman Yunani Kuno yang pekerjaannya mengantarkan anak majikannya pergi ke sekolah www.Rezaervani.com http:groups . Yahoo.comgrouprezaervani MenurutHoogeveld Belanda, dalam bukunya Idrus 2011: 31-32 adalah ilmu yang mempelajari masalah membimbing anak ke arah tujuan tertentu, yaitu supaya kelak ia mampu secara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya. Langeveld 1980 membedakan istilah pedagogik dengan istilah pedagogi. Pedagogik diartikannya sebagai ilmu pendidikan yang lebih menekankan pada pemikiran dan perenungan tentang pendidikan. Sedangkan istilah pedagogi artinya pendidikan yang lebih menekankan kepada praktek, yang menyangkut kegiatan mendidik, membimbing anak. Pedagogik merupakan suatu teori yang secara teliti, kritis dan objektif mengembangkan konsep-konsepnya mengenai hakikat manusia, hakikat anak, hakikat tujuan pendidikan serta hakikat proses pendidikan. Secara umum istilah pedagogik pedagogi dapat beri makna sebagai ilmu dan seni mengajar anak-anak. Sedangkan ilmu mengajar untuk orang dewasa ialah andragogi. Dengan pengertian itu maka pedagogik adalah sebuah pendekatan pendidikan berdasarkan tinjauan psikologis anak. Pendekatan pedagogik muaranya adalah membantu siswa melakukan 55 kegiatan belajar. Dalam perkembangannya, pelaksanaan pembelajaran itu dapat menggunakan pendekatan kontinum, yaitu dimulai dari pendekatan pedagogi yang diikuti oleh pendekatan andragogi, atau sebaliknya yaitu dimulai dari andragogi yang diikuti pedagogi, demikian pula daur selanjutnya; andragogi-pedagogi-andragogi, dan seterusnya. Berdasarkan pengertian seperti tersebut di atas maka yang dimaksud dengan pedagogik adalah ilmu tentang pendidikan anak yang ruang lingkupnya terbatas pada interaksi edukatif antara pendidik dengan siswa. Sedangkan kompetensi pedagogik adalah sejumlah kemampuan guru yang berkaitan dengan ilmu dan seni mengajar siswa. Rumusan kompetensi pedagogik di dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 28, ayat 3 Tim Redaksi Fokusmedia, 2005;77 dikutip oleh Idrus 2011:33-35 menyebutkan bahwa kompetensi ialah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi; a pemahaman terhadap peserta didik; b perancangan dan pelaksanaan pembelajaran; c evaluasi hasil belajar; dan d pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik Mukhlas, 2008: 9 ialah kamampuan dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang meliputi: a pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; b pemahaman terhadap peserta didik; c pengembangan kurikulum silabus; d perancangan pembelajaran; e pemanfaatan teknologi pembelajaran; f 56 evaluasi proses dan hasil belajar; dan g pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan 2006:88 dalam bukunya Mustafa 2011:30-31 adalah kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi: a pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; b pemahaman tentang peserta didik; c pengembangan kurikulumsilabus; d perencanaan pembelajaran; e pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; f evaluasi hasil belajar; dan g pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Dan dapat dijelaskan lagi oleh Mustafa 2011:31-42 yaitu sebagai berikut: a. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan. Seorangguru harus memahami hakikat pendidikan dan konsep yang terkait dengannya. Di antaranya yaitu fungsi dan lembaga pendidikan, konsep pendidikan seumur hidup dan berbagai implikasinya, peranan keluarga dan masyarakat dalam pendidikan, pengaruh timbal balik antara sekolah, keluarga, dan masyarkat, sistem pendidikan nasional dan inovasi pendidikan. Pemahaman yang benar tentang konsep pendidikan tersebut akan membuat guru sadar posisi strategisnya di tengah masyarakat dan perannya yang besar bagi upaya pencerdasan generasi bangsa. Karena itu, mereka juga sadar bagimana harus bersikap di sekolah dan masyarakat, dan bagimana cara memenuhi kualifikasi statusnya, yaitu sebagai guru